Bab 31 - Jatuh dan Cinta ?

42 11 4
                                    

ja·tuh v (terlepas dan) turun atau meluncur ke bawah dengan cepat karena gravitasi bumi (baik ketika masih dalam gerakan turun maupun sesudah sampai ke tanah dan sebagainya)

cin·ta a 1 suka sekali; sayang benar

***
Juandika pernah punya mimpi yang dibangunnya dengan hati-hati pada seorang gadis bernama Melisa.

Diantara himpitan beban harapan yang diletakkan orang tuanya pada pewaris tunggal mereka, Juan pernah pikir ia tidak akan pernah merasakan hal-hal yang manusiawi lagi.

Masa kecilnya diisi dengan berbagai kursus untuk mempersiapkan diri. Di usia dua belas cowok itu sudah menguasai 3 bahasa asing secara fasih yakni Inggris, Mandarin dan Prancis.

Berenang, berkuda, bela diri, bahkan golf sudah dipelajarinya. Juga musik.

Ia bergaul dengan kalangan jet set , menjadi bagian dari mereka. Melakukan perjalanan yang luar biasa setiap kali liburan. Serta mencoba hal-hal baru yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang berduit. Berlayar ke kepulauan Whitsunday misalnya.

Namun ia jenuh. Hidupnya mulai terasa membosankan ..sampai ia masuk Sekolah Menengah Atas.

Takdir mempertemukannya dengan Melisa.

Pertama kali Juan melihatnya saat menjalani MOS , gadis itu kakak kelas yang paling baik, sedikit pendiam, namun sesuatu dalam dirinya menarik hati adik kelas. Cantik jelas, walau banyak kakak kelas yang lebih cantik, dalam dirinya ada sesuatu yang lebih berkelas. Tutur katanya halus dengan sopan santun yang tidak dibuat-buat.

Bagi banyak pihak, kejadian di danau itu murni kecelakaan. Dan Juan adalah pahlawannya. Cowok itu tutup mulut atas kejadian yang sebenarnya. Saat tahu penyakit yang mendera gadis itu, Juan maju untuk menjadi pelindung Melisa.

Itulah awal hubungan mereka.

Melisa gadis yang baik. Namun kanker telah mengubahnya menjadi pemurung - sekejab mata ia berubah menjadi pembenci dunia.

"Sudahlah Juan, tinggalkan aku, " teriaknya suatu saat.

"Aku nggak mau kamu melihatku seperti ini.."

"Jangan datang lagi, aku capek!"

"Apa kamu nggak punya kehidupan sosial lain selain menemani orang sekarat?"

Juan tidak terpancing emosinya. Ia tahu - itu bukanlah Melisa yang sesungguhnya. Jiwa gadis itu sedang letih dan telah dirasuki makhluk jahat. Makhluk jahat yang melontarkan kata-kata jahat untuk menjauhkan Juan dari pacarnya itu.

Jadi Juan bertahan - menguatkan tekad serta menguatkan gadis itu pula.

Kedua orang tua Melisa terharu dan berterima kasih atas kehadiran Juan.

Namun pada akhirnya orang tua Juan angkat bicara.

Dengan halus mereka mengatakan kalau Juan masih terlalu muda untuk menanggung penderitaan itu. Dan bahwa Melisa bukanlah tanggung jawabnya.

Kalau gadis itu memang menyayangi Juan, maka ia harus melepaskan Juan.

Juan sakit hati. Ia bertekad untuk membuktikan pada orang tuanya kalau ia mampu menanggung semua bersama Melisa. Bahwa cintanya punya banyak kesabaran untuk situasi ini. Kelak jika Melisa sembuh, cintanya telah teruji.

Let Me Know ...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang