Bab 29 - Surprise?

32 12 4
                                    

Mobil go-car kami tiba di Panti bersamaan dengan sebuah Porsche biru metalik. Aku menggotong Triple classic opera cake dengan kedua tanganku, sementara Tante Ratna dibantu sopir go-car membawa kotak-kotak makanan yang kami beli saat perjalanan tadi.

Pintu Porsche terbuka, sesosok tubuh memperhatikan dari balik kacamata hitamnya.

"Dika..sini bantuin dong," Tante Ratna spontan memanggilnya.

" Iya Tante.." cowok itu buru-buru menyambut bungkusan dari sopir gocar tadi. "Ada acara apa nih?"

"Kak Linda ulang tahun, jadi hari ini kita ditraktir .. Yeyy..." Deni berlari ke dalam untuk menyebarkan berita gembira ke semua penghuni panti.

Usahaku untuk mengabaikan kehadiran cowok itu tampak sia-sia. Andika – Juandika.. hari ini tampak lebih tampan lagi dengan kaos oblong putih dan jeans robek-robeknya. Kacamata hitam sudah dilepas, mata dan bibirnya tersenyum padaku.

" Oh ya? Rejeki nomplok dong, Dika kebagian jatah kan, Tante ?"

"Huss, kasih selamat dulu kek ke Linda, " Tante Ratna mulai berjalan masuk.

Aku mengikutinya , Juan menyusul di belakangku.

Beberapa petugas panti menyusun bawaan kami di meja makan. Mereka menyalamiku , mengucapkan selamat atas hari jadiku dan mendoakan kesehatanku.

"Selamat Ulang Tahun, Bell. Sori gue nggak bawa kado." Juan mengulurkan tangannya menyalamiku.

"Thanks," kataku singkat sambil merasakan kehangatan genggamannya.

Kurasakan jantungku mulai berdebar tak karuan dan mukaku.. (oh Tidak! ) Jangan disini!

Ketika kuputuskan untuk berbagi hari bahagia di Panti hari ini, tidak sedikitpun terlintas di benakku akan bertemu Juan. Kemungkinannya 0,0001% !!

Karena Sang Don Juan semalaman merayakan Valentine bersama gengnya  dan tak ketinggalan cewek barunya! (yang kulihat dari IG nya) . Jadi rasanya nggak mungkin kan tu cowok bakalan muncul disini?

"Bell, lo bisa bantuin gue bentar?" Juan beranjak kembali ke luar menuju mobilnya. Aku mengikutinya.

Dia mengeluarkan 2 box besar dan sebuah keranjang berisi aneka buah.

"Bantuin," Aku menyambut keranjang buah itu. Bersama kami membawanya ke dalam.

"Eh..eh.. apa ini Dika ?" tanya Tante Ratna.

Juan mambuka kotak pertama yang isinya...

"Walah..banyak banget cokelatnya.. Dari penggemar kamu lagi ?" Tante Ratna geleng-geleng kepala melihat tumpukan cokelat aneka rasa.

"Hahah..lumayan Tante, buat anak-anak saja. Kalo saya yang ngabisin bisa-bisa sakit gigi saya," jawabnya cengengesan.

Kotak kedua dibuka, isinya juga aneka permen dan kue kering.

Setelah dibagikan ke anak-anak klub basket, ternyata sisa cokelat dan hadiah lainnya diberikan Juan ke Panti.

Aku masih takjub ketika Juan menyorongkan sebatang cokelat di hadapanku.

" Kemaren acara apa ,Bell? " tanya Juan dengan santai.

"Eh.mh.. nggak ada acara, " Aduh! Kok gelagapan gitu sih!

"Beneran ? Kok nggak ikut anak-anak ngumpul di acara klub? Kirain ada acara sendiri.."

Aku hanya mengedikkan bahu. Memang Hanna & Maria sempat mengajakku ikut acara mereka, namun akunya malas jika harus bertemu..dan melihat Juan dan cewek barunya.

Let Me Know ...Where stories live. Discover now