That's

82 8 12
                                    


Disclaimer: Tadatoshi Fujimaki and Asakura Haruka

Plot is mine.

And happy reading!

.

.

.

"Kuso!" Umpat Asakura begitu topi kesayangannya ditiup angin sore. Dan sialnya, topi itu malah nyangkut di pohon di sisi lapangan. Asakura mencebikkan bibirnya. Ingatkan kalau dia baru saja dihukum membersihkan toilet karena tidak mengumpulkan PR. Hingga ia harus pulang bersama matahari yang terbenam.

Asakura melihat sekeliling begitu ide gila muncul di kepalanya. Sepi. Tak adanya orang membuat senyumnya merekah. Perlahan, ia pun mendekati pohon itu. Tas di bahunya diletakkan di bawah. Dan perlahan, ia pun menaiki pohon dengan tinggi sedang itu.

Ah, perempuan menaiki pohon? Tidak. Yang naik itu hanyalah perempuan jadi-jadian. Bukan perempuan tulen. Dan Asakura masa bodo dengan sikap tomboy-nya itu.

"Yosha!" Asakura bersorak kecil begitu pinggir topinya terpegang. Setelah mengecek topinya, Asakura beringsut ke belakang. Namun terhenti di tengah dahan yang ia naiki.

"Astaga! Bagaimana ini?!"

Asakura panik. Ternyata ia lupa bagaimana cara untuk turun. Terlebih ketika suasana yang semakin menjingga membuatnya semakin khawatir. Diliriknya kiri kanan, bawah belakang. Namun tetap saja tak ia menemukan jalan turun.

"Nee... Shin-chan, hari ini melelahkan ya?" Suara yang sangat dikenali oleh Asakura itu membuatnya merinding dan segera menengok ke bawah. Ia mendapati sosok bersurai raven yang berbicara dengan surai hijau di dekatnya. Alhasil, Asakura melotot.

Bagaimana jika mereka melihatku?! Batin Asakura takut. Ingat jika ia dan Midorima memiliki hubungan yang "harmonis"? Jadi, tak salah jika Asakura menakutkan hal itu.

Dan angin sepertinya tak mendukung gadis minimalis itu. Topi yang ia genggam ternyata melayang bebas ke bawah dan ......

Menutupi surai hijau si Megane Tsunderima itu.

Napas Asakura tercekat begitu Takao dan Midorima mengangkat mukanya. Tepat menuju dirinya.

"Asakura?!" Tanya Midorima tak percaya. Sementara Takao ternganga melihat kakak kelas mereka itu menghuni dahan pohon di atas sana.

"Apa yang kau lakukan di sana, Asakura-senpai?" Tanya Takao hati-hati.

"A-aku mau mengambil topiku yang menyangkut di sini." Asakura menjawab dengan pelan.

"Lalu?" Kali ini Midorima yang bersuara. Asakura pun segera memalingkan muka.

"A-aku t-tidak bisa turun," lirih Asakura.

"Hahahaha..."

Seolah bertukar pribadi, Midorima pun tertawa terbahak-bahak. Sementara Takao hanya tersenyum prihatin pada Asakura. Walau aslinya ia ingin menyaingi gelegar sahabatnya itu. //Oke fix. Ini OOC.//

"URUSAI BAKA!" teriakan Asakura dari atas segera membungkam Midorima. Namun tetap saja lelaki itu terkekeh pelan.

"Kukira pohon itu tidak memiliki penghuni, nanodayo," ujar Midorima yang perlahan kembali ke sifat aslinya. Tangan kanannya pun bergerak guna membersihkan matanya yang membasah.

Sial. Begitu lucu kah keadaanku saat ini?! Batin Asakura dongkol. Jika saja ia tak di atas, mungkin ia akan di bawah //ya iyalah! Masa terbang!//. Maksudnya, jika ia tak berada di posisi itu, mungkin Asakura akan mendamprat habis si Surai Lumut.

"Lebih baik kau turun, nanodayo. Namun bukan berarti aku akan membantumu, nanodayo," ujar Midorima. Asakura mendelik kesal pada kouhai-nya itu.

"Tak ada yang menginginkan bantuanmu juga, Tsunderima!" Jawab Asakura sengit.

"Tsundekura!" Balas Midorima kecil. Dan Takao pun sukses tertawa melihat drama duo Tsundere di depannya itu.

"Urusai, Bakao!" Jitakan Midorima pun menghantam kepala Takao telak. Alhasil, Takao pun meringis kesakitan seraya meminta maaf.

"Ternyata, kau memakai warna pink, nanodayo." Midorima memalingkan muka. Membuat Takao heran. Apalagi Asakura.

Pink? Apa yang berwarna pink di sekitar sini? Seingat Asakura yang berwarna pink itu pant--

"HENTAI!!" Teriakan Asakura kembali terdengar. Raut mukanya pun berubah menjadi merah karena malu tentunya. Bisa-bisanya lelaki itu auto (gagal) fokus ke sesuatu yang seperti itu.

Cukup cukup sudah. Cukup sampai di sini saja //jangan nyanyi woy!// kesabaran Asakura bertahan. Refleks, ia bergerak ke depan dan melupakan sesuatu.

Ia masih ada di atas pohon.

"Kyaa!!" 

"Asakura!"

Buagh!!

Asakura pun mendarat dengan cukup tidak elit di atas tubuh Midorima. Membuatnya mengaduh. Membuat Midorima teler. Dan membuat Takao mengabadikan momen itu dengan kamera.

"Kau tak apa?"

"Kau tak apa, nanodayo?"

Serentak, keduanya saling menanyakan keadaan korban. Dan itu kembali membuat Takao menahan tawa

Sontak kedua gender tsundere itu memerah dan memalingkan muka. Benar-benar malu atas apa yang terjadi.

"Ngomong-ngomong, apa kalian masih belum puas kufoto?" Tanya Takao dengan menutup mulutnya. Keduanya mengernyit. Sampai akhirnya menyadari bahwa Asakura masih anteng di atas Midorima.

"Kau menyebalkan!" Teriak Asakura kembali. Lalu, secepat kilat ia bangkit dan berlari menjauh dari kedua makhluk itu. Pulang dengan membawa strawberry di wajahnya.

"Kau jangan tertawa, nanodayo!" Bentak Midorima yang melihat Takao terkikik karena hasil jepretannya itu. Midorima diam-diam blushing.

Hening sebentar.

"Takao."

"Ya, Shin-chan?"

"Boleh aku minta foto yang tadi, nanodayo?"

Eh?!

.

.

.

Oke fixed. Ini adalah ffn MidoHaru pertamaku :v

Semoga kalian senang~ //terutama si OC// XD

[Hiatus] Random [Author's Book]Where stories live. Discover now