Siblings?

26 4 43
                                    

Disclaimer: Tadatoshi Fujimaki and Arisacrlight

Plot is mine.

And happy reading!

.

.

.

"Kau yakin di sini tempatnya?"

"Iya! Aku yakin sekali, Tetsuya-nii!"

Tetsuya menghela napas lalu memberikan senyum tipis pada sang adik. Di matanya, gadis yang tingginya nyaris menyamainya itu tersenyum lebar melihat toko di depan mereka. Toko kelontong kecil bernuansa buah kesukaan sang adik; stroberi.

"Baiklah. Namun hanya satu gelas ya? Ingat, Arisa-chan. Radangmu belum sembuh lho." Tetsuya mengulurkan jari kelingking, meminta milik Arisa segera menautkan diri di sana.

"Of course!" Jemari Arisa pun dengan riangnya menyatukan diri dengan milik sang kakak. Lalu menyeret pemain keenam SMP Teiko ke toko itu.

"Selamat datang di toko kami. Apakah ada yang bisa saya bantu?" Suara ramah pemilik toko terdengar begitu lonceng di atas pintu bergerak. Arisa dan Tetsuya memberikan senyum mereka kepada ibu paruh baya itu.

"Aku ... Mencari susu stroberi khas toko ini. Itu ada di sebelah mana ya?" tanya Arisa dengan sopan.

"Astaga. Maafkan aku, Gadis kecil. Tapi kebetulan sekali susu yang kau cari itu sudah terjual habis pagi tadi. Stoknya pun sudah kosong di gudang," sesal si Pedagang.

Tetsuya menoleh begitu mendapati aura suram yang melingkupi Arisa. Sebagai kakak, tentu ia tahu bahwa gadis yang berniat menjadi psikolog itu cinta mati terhadap susu stroberi.

"Sudahlah. Kau jangan bersedih seperti itu." Tetsuya menepuk pelan kepala Arisa. Memberikan semangat yang menjelma menjadi anggukan singkat.

"Sekali lagi maafkan aku, Anak Muda. Sebagai gantinya, kalian boleh mengambil manisan ini secara percuma."

Ibu Tua itu menyodorkan toples kecil seukuran telapak tangannya. Terlihat beberapa gumpalan berwarna merah dari akibat kacanya transparan.

"Kalian tahu? Manisan ini dibuat dari campuran beri-berian. Kalau di kampung Ibu, ini dipercaya sebagai lambang manisnya suatu hubungan dari sepasang kekasih."

Senyum Ibu itu membuat pipi Arisa menghangat. Jadi, mereka disalahartikan sebagai sepasang kekasih? Diliriknya sang Kakak. Tetap berwajah datar seolah tidak menyalahkan pernyataan itu.

"Maaf, Bu. Sebenarnya kami—"

"Terima kasih atas manisannya, Bu. Semoga kebaikan Ibu segera dibalas."

"Sama-sama, Anak Muda. Semoga kalian juga langgeng selamanya."

Senyum Ibu pemilik toko kelontong begitu lebar begitu melihat pemuda di depannya segera menggamit lawan jenisnya untuk keluar dari tempat itu. Tak tahu kalau perhatiannya sudah membuat sepasang insan berganti warna.

***

Tetsuya melihat taman kecil tak jauh dari toko itu. Ia pun menarik Arisa mengikutinya, termasuk ketika mendudukkan diri mereka di atas bangku yang agak usang.

"Tetsuya-nii."

"Ada apa, Arisa-chan?"

Berkata seperti itu, Arisa justru bingung hendak bagaimana mengungkapkan pikirannya. Apa sebaiknya jangan kutanyakan saja?

[Hiatus] Random [Author's Book]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang