Ganbatte!

53 9 23
                                    


[Midorima Shintarou X Asakura Haruka]

.

Disclaimer: Tadatoshi Fujimaki and Asakura Haruka

Plot is mine.

And happy reading!

.

.

.

"Shin-chan! Ayo kita pergi latihan! Atau Ootsubo-senpai akan menghukum kita!" teriak Takao dengan semangat. Midorima hanya menganggukinya dengan sekali gerakan. Setelah ia mengemasi segala macam miliknya, ia pun segera menyusul Takao menuju gym olahraga.

Kebetulan mereka berdua melewati sebuah mading yang terlihat penuh oleh orang-orang. Karena penasaran, akhirnya mereka pun menanyakannya pada orang-orang di sana.

"Permisi, Senpai. Kenapa ribut seperti ini?" tanya Takao dengan sopan.

"Ah, kebetulan di sini tertulis sepuluh besar pemenang Lomba Menulis tingkat Nasional. Katanya sih, ada beberapa orang dari sekolah kita." Lelaki itu menunjuk sebuah kertas pengumuman yang dtutupi oleh orang-orang yang saling berdesakan.

Midorima menolehkan kepalanya ke arah mading itu. Dengan tubuh tingginya, ia tak perlu ikut berkerumun. Sedikit menyipit, akhirnya ia berhasil melihat lima nama teratas. Dan hanya satu nama yang fokus memasuki pikirannya. Asakura Haruka.

Syukurlah, nanodayo. Dia lolos ke tingkat nasional. Batin Midorima begitu melihat nama Asakura ada di peringkat kedua.

Takao yang melihat senyum simpul sang sahabat hanya bisa membatin juga. Tanpa ia bertanya, ia sudah tahu apa dan siapa yang menyebabkan raut dingin itu menghangat. Teriring dengan senyum, akhirnya ia pun merangkul Midorima untuk segera berlari menuju gym. Terlambat rupanya.

*****

"Wah, omedettou, Asakura-san! Kau hebat sekali bisa memenangkan lomba menulis itu! Masuk tiga besar lagi!"

"Ah, sankyu." Asakura hanya tersenyum kecil begitu mendengar seorang temannya yang begitu heboh akan kemenangannya. Jujur saja. Bahkan Asakura sendiri tidak pernah menyangka akan mendapatkan hal seperti ini. Namun ketika ia dipanggil secara khusus ke ruang kepala sekolah kemarin, akhirnya ia pun sadar. Ini kenyataan.

Asakura tersenyum kecil begitu melihat amplop cokelat besar berisi sebuah piagam di mana namanya tertera itu. Juga sebuah amplop putih berisi uang yang tak kan habis dalam waktu sebulan berada dalam genggamannya.

Namun bukan itu semua yang dimaksud. Ia memikirkan tentang perjuangan yang ia lakukan demi meraih kedua benda itu. Dan, lagi-lagi ia tersenyum simpul ketika mengingat semuanya.

Flashback on.

Seminggu lalu...

"Argh! Ini menyebalkan sekali!" keluh Asakura di depan laptopnya. Hari sudah menjelang sore dan ia masih juga berada di sekolah. Dan hanya ia seorang yang berada di kelas 2-2 ini.

Akar masalah dari semua ini adalah ketika wali kelas mereka mempercayai dirinya untuk mewakili kelas ikut dalam sebuah lomba menulis nasional. Bukan karena apa. Namun karena di kelas mereka, Asakura-lah satu-satunya anggota mading yang kemampuan menulisnya sudah tak diragukan lagi.

Asakura mengembuskan napas kala mengingat semua itu. Protes pun percuma karena ia sendiri sudah mengangguki hal itu dengan sukarela. Namun siapa sangka jika ternyata tema tulisan kali ini benar-benar menguras habis kantong imajinasinya?

[Hiatus] Random [Author's Book]Where stories live. Discover now