Dark Side

63 8 23
                                    

[Nijimura Aisozou X Midorima Shinka]

.

Disclaimer: Tadatoshi Fujimaki , Heaira Tetsuya, dan Asakura Haruka.

Plot is mine.

And happy reading!

.

.

.

SMA Teiko. Menjelang istirahat.

"Shin-chan?"

"Ada apa kau memanggilku, Shuuna?" Si Bungsu Midorima menaikkan kacamatanya. Memandang heran pada Bungsu Nijimura di depannya.

"Bisa kau mengajariku materi ini?" Shuuna menunjuk paketnya.

"Ini mudah kan?" ujar Shinka sarkastik. Shuun kontan cemberut mendengarnya. "Bagimu, iya. Tapi aku setengah mati menghapalkan nama-nama enzim ini tahu!"

Shinka terdiam mendengarnya. Apalagi tatapan memelas dari Shuuna membuatnya segera menolehkan kepalanya ke arah lain.

"Ayolah. Kau kan anak Midorima-sensei. Pasti lebih mengerti," rajuk Shuuna. Bahkan ia sampai menarik-narik blazer yang gadis itu gunakan.

"Bukankah Okaa-san-mu juga guru Biologi? Juga kau bisa bertanya pada Aisou. Dia pintar di Biologi kan?" Shinka bersikeras tak mau mengajari kawannya. Di satu sisi, heran melihat childish Shuuna yang tiba-tiba keluar. Tidak biasanya.

Shuuna mendesah kecil. Lalu berkata, "etto, itu karena kemarin sempat ada insiden di rumah. Oleh karena itu, Okaa-san sedikit mewaspadaiku bila bertanya padanya. Dan kau tahu kan kalau Ai-nii terkadang lebih memilih latihannya? Jadi, aku diabaikan."

Shinka terdiam sebentar. Terlebih ketika melihat raut muka Shuuna yang terlihat kemerahan. "Memangnya insiden apa?"

Shuuna tersentak dan segera blushing parah. "A-aku meminta sesuatu pada Okaa-san dan Otou-san." Cicitan Shuuna semakin membuat Shinka penasaran.

"Meminta apa? Bukankah wajar jika kau meminta sesuatu pada orang tuamu?"

"Ta-tapi ini lain!" tanpa sadar, Shuuna mengempaskan buku di genggamannya. Saking gugupnya.

"Memangnya kau menanyakan apa, hm?" tanya Shinka.

Shuuna semakin salah tingkah. Akhirnya, ia pun memilih untuk membisikkannya pada Shinka.

Iris zamrud Shinka melebar seiring wajahnya yang berubah menjadi strawberry kala mendengar bisikan itu. Ia pun menatap wajah polos Shuuna.

"Patut saja! K-kau sih menanyakan hal seperti itu!" omel Shinka. Dan Shuuna hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"H-habis mau bagaimana lagi. Ai-nii jarang bisa mengimbangi hobiku," ujar Shuuna memberikan alasan. Dan Shinka mendesah mendengarnya.

"Baiklah. Aku akan mengajarimu. Tapi lain kali, kau harus memikirkan ucapanmu terlebih dahulu. Apalagi di keluargamu ada Aisou. Kuyakin dia tertawa kan?" Shuuna hanya mengangguk malu mendengar ceramah itu.

"Tch! Sudah kuduga kalau Aisou itu tak jauh beda dari Ryuu. Sama-sama hentai," gumam Shinka.

Shuuna segera menoleh. "Kau bilang apa?"

"Na-nandemonai, Shuuna. Ayo kita belajar," ajak Shinka menutupi kegugupannya itu. Namun semuanya pun sedikit ricuh ketika dengan polosnya Shuuna kembali bertanya.

"Kau sendiri bagaimana? Mengapa kau dan Midorima-senpai tidak meminta adik pada kedua orang tua kalian?"

Shinka tersedak mendengar hal itu. Sekali lagi ia sedikit menyesali sikap Shuuna yang terlalu jujur mengekspresikan apa yang ia pikirkan.

[Hiatus] Random [Author's Book]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang