From One Mistake

53 4 24
                                    

[Oda Naosu x Tokugawa Suzuka]

.

Disclaimer: Cybird, Heaira Tetsuya, and Asakura Haruka

Plot is mine.

And happy reading!

.

.

.

Suara dentingan pedang beradu terdengar di ruangan itu. Namun tetap tak menimbulkan minat dari seorang gadis yang berdiri di samping ruangan. Menyaksikan arena tengah yang tengah digunakan oleh dua orang lelaki untuk mengasah kemampuan berpedang mereka.

Kimono hijau cerah yang ia gunakan sedikit kusut mengingat ia sering kali merematnya. Dan berhenti begiu kedua lelaki itu menghampirinya.

"Kukira aku akan mati berdiri dengan bosan di sini," celetuknya kepada lelaki tua bersurai pirang, sewarna dengan miliknya.

"Otou-sama tidak pernah memintamu untuk melakukan ini, Suzuka," jawab Tokugawa Ieyasu menanggapi keluhan putrinya itu.

"Tapi Okaa-sama yang memintaku untuk menemanimu," jawab Suzuka. Tangannya segera mengangsurkan handuk kecil kepada Ieyasu.

"Aku tahu." Ieyasu mengambil handuk itu untuk mengelap wajahnya. lalu segera memandangi lelaki sebaya Suzuka yang menemaninya tadi bermain pedang.

"Kurasa latihan denganku cukup di sini, Naosu. Kebetulan ada yang ingin kubicarakan dengan ayahmu. Jadi, kau bisa melanjutkan latihanmu bersama Suzuka."

"Tapi, Ieyasu-jisama—"

Ucapan lelaki bernama Naosu itu segera terhenti begitu Ieyasu tak menggubrisnya. Lelaki itu malah meninggalkannya berdua dengan Suzuka. Seketika itu juga sulung Oda itu mendengus kesal.

"Tch ... Mengapa ia meninggalkanku bersama putrinya yang manja—"

Naosu terdiam begitu merasakan bilah belati yang mengancam, tepat di bawah dagunya. Segera netra ruby-nya melirik pada zamrud Suzuka yang menggelap.

"Jangan hanya karena dirimu keturunan Oda sehingga bisa meremehkanku, Naosu. Aku bisa menemanimu latihan. Jadi, bagian mana yang terlebih dahulu harus kupatahkan? Tangan, kaki, atau lehermu?" ujarnya dingin.

Seketika itu juga Naosu menyeringai. Ia memang tahu bahwa Suzuka juga mendapatkan pendidikan perang seperti dirinya. Rasanya, tak ada alasan untuk menolak itu bukan?

"Coba saja jika kau bisa."

Naosu dengan cepat mencabut pedangnya, lalu menangkis belati Suzuka dengan gerakan yang teratur. Ia menyeringai melihat Suzuka yang segera melompat kecil untuk menghindari tusukan darinya.

Gerakan demi gerakan mereka lakukan. Sebagai anak dari para pemimpin Jepang pada zaman itu, tak heran jika kemampuan bertarung mereka sudah sangat baik. Bahkan di usia yang masih belia.

"Gaya berpedangmu sedikit berbeda dengan milik Ieyasu-jisama. Apa kau memiliki guru berpedang yang lain, Suzuka?" tanya Naosu di sela-sela gerakannya.

"Tentu saja. Jangan menganggap hanya kau yang bisa mendapatkannya," desis Suzuka.

Selanjutnya, suara dentingan besi kembali terdengar di dalam ruangan itu. Baik Naosu maupun Suzuka sama sekali tak ada yang mau mengalah. Mereka berdua sama-sama keras kepala. Hingga akhirnya, keduanya bertukar posisi ketika senjata mereka beradu kembali.

[Hiatus] Random [Author's Book]Where stories live. Discover now