Sembilan

2.5K 113 2
                                    

Sean sudah menekan bel berkali-kali tapi tetap saja, Crystal tidak membuka pintu ruangan pribadinya. Dan itu membuat Sean sedikit frustasi.

Karena Crystal tidak makan siang dan tidak makan malam disaat sekarang sudah jam 9 malam, padahal perempuan dengan berat badan ideal itu bisa menambah sampai dua kali ketika makan siang dan menggerutu kesal ketika makan siangnya terlambat.

Dengan berat hati akhirnya Sean menekan kode rahasia yang diberitahu Cynthia tadi, saat ia sedang mengambil makanan untuk Crystal.

Sean memasuki ruangan Crystal dan tidak menemukan siapa - siapa. Sean menaruh nampan yang berisi makanan untuk Crystal dimeja makan lalu mengetuk pintu kamar Crystal.

Sean menggelen -gelengkan kepalanya melihat kamar Crystal yang berisi tissue yang berserakan. Sean lalu memunguti semua tissue yang berada dilantai dan membuangnya ketempat sampah.

Sean lalu berjongkok untuk melihat wajah Crystal yang sedang tertidur dimeja kerjanya. Tanpa melihat isi laptop Crystal, Sean membangunkan Crystal dengan menepuk pelan pipi Crystal.

Sean bisa merasakkan kalau pipi Crystal basah dan dingin, menandakan kalau Crystal sedaritadi menangis.

Crystal mengerjapkan matanya lalu segera bangun dari tidurnya dimeja ketika matanya melihat mata Sean yang biru sangat dekat dengan mata coklatnya.

"Kenapa kau berada disini?" Tanya Crystal sambil memastikan tidak ada air liur disekitar bibirnya.

Sean tersenyum, "Aku membawakan makanan dan makanan itu sudah ada dimeja makan"

"Aku akan makan nanti karena sekarang kamarku penuh dengan tis-"

"Tissue" Potong Sean.

Crystal mengerutkan keningnya bingung bagaimana Sean bisa tau. Crystal lalu melihat sekeliling kamarnya yang tadi berserakkan tissue bekas ia menangis sudah bersih dan Crystal tidak menemukan satu tissue pun.

"Sean! Mengapa kau membersihkan tissue yang tadi berserakan disini!" pekik Crystal. Sean yang mendengat pekikkan Crystal hanya mengangguk.

"Itukan bekas air mata sekaligus ingus, apakah kau tidak merasa jijik?" ucap Crystal.

Kalau Crystal sendiri yang disuruh membersihkan tissue dengan ingus milik orang lain sih, Crystal sudah pasti akan menolak. Dan Sean? Cowok itu tidak keberatan dan seperti biasa saja.

"Tidak. Aku tidak jijik. Sudah, lebih baik kau sekarang makan" ucap Sean sambil menarik Crystal untuk keluar dari kamar.

Crystal yang ditarik hanya menurut karena perutnya memang sudah perih, karena ia hanya sarapan tadi sebelum menjalani misi.

Saat sampai dimeja makan, Crystal langsung duduk dan memakan makanan yang dibawa Sean.

Sekitar dua puluh menit kemudian Crystal sudah menghabiskan steak sapi dan kentang goreng yang tadi Sean bawakan.

"Aku tau kau tadi habis menangis bahkan sebelum kau memberitahu" ucap Sean tiba - tiba.

Crystal yang sedang meminum air mineralnya langsung terdiam, inilah menyebalkannya Sean menurut Crystal. Sean bukan tipe cowok yang suka berbasa - basi, cowok dengan mata biru didepannya ini kadang berbicara to the point tanpa memikirkan keadaan.

"Aku bingung Sean. Bingung menghadapi misi selanjutnya, Steven kakakmu. Banyak kemungkinannya aku akan menembak kakakmu saat ia terlalu membahayakan untuk Bella"

Sean bangun dari duduknya lalu berlutut disamping Crystal dan memeluk perempuan yang sedaritadi habis - habisan menahan air matanya agar tidak jatuh itu.

THE ANGELWhere stories live. Discover now