LimaBelas

2.1K 96 0
                                    

"Crystal!" Crystal memutar badannya untuk melihat siapa yang memanggil nya.

"Alex?"

Alex mendekati Crystal dengan langkah santai. Senyum yang manis tapi menyebalkan ditambah tangan nya yang berada di saku celana jeans nya.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Crystal sambil melirik kanan kiri untuk melihat apakah Raevin ada disekitar mereka.

Alex menaikkan sebelah alisnya heran, "Memangnya mengapa? Tidak boleh?."

Crystal lalu menarik Alex masuk ke dalam lift dan menekan nomor lantai agar ke dalam kamar nya. Sepertinya tidak aman jika mengobrol dengan Alex, takut Raevin melihat ketika mereka berbicara.

Setelah lift terbuka, Crystal menarik Alex kembali sampai di depan kamarnya.

"Woah. Aku tidak menyangka kau akan langsung menarik laki-laki kekamar ketika mereka mendatangimu"

Crystal memukul badan Alex dengan kencang dengan kepalan tangan nya.

"Disini lebih aman karena Raevin tidak mungkin datang kelantai ini jika tidak ada urusan penting, lagipula apakah kau tidak takut dilihat oleh Raevin? Dia pasti akan tahu bahwa kau datang untuknya, dan mungkin saja dia akan kabur karena tahu kita sudah membuat rencana untuk mengembalikan Raevin"

Alex tertawa lalu menenderkan badan nya ke pintu kamar Crystal, "Kau tahu? Aku sangat merindukan Raevin. Kita sangat dekat daridulu. Kukira dia pintar, namun ternyata dia bodoh"

"Bodoh? Alex, aku harus menyadarkan bahwa sebenarnya kaulah satu-satunya orang bodoh disini. Selain bodoh, kau juga mesum"

"Dia bodoh, kalau tidak bodoh. Dia tidak akan bekerja dan menjadi agent disini, apalagi Raevin datang kesini untuk balas dendam. Hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh Raevin"

Crystal terdiam, lalu bertanya

"Mengapa kau tidak mencari pembunuh mamahmu sedaridulu?"

"Aku sadar bahwa aku tidak akan bisa mengontrol emosiku ketika tahu siapa yang membunuh orang yang melahirkanku. Aku berjanji bahwa aku akan mencari siapa yang membunuhnya ketika aku sudah benar-benar dewasa, dan kaulah yang membuat hatiku tergerak untuk mencari siapa pembunuhnya, kemarin saat kita berbicara dicafe" Ucap Alex, lalu ia melanjutkan bicaranya,"Namun Raevin sudah lebih dulu tahu, itulah mengapa dia dendam. Dan jika saja aku mengetahui siapa pembunuhnya saat aku masih remaja, mungkin aku akan dendam seperti Raevin sekarang"

Crystal mengangguk, "Aku mengerti sekarang, kau punya keputusan yang tepat" 

"Oh iya. Mengapa kau langsung mematikan telfonku ketika aku memberitahu Steven?"

"Aku tidak langsung mematikan telfonnya, aku berbicara lagi. Kau yang salah dengar"

"Memang kau membalas dengan beberapa kata, tapi anehnya kau tidak bertanya apapun lagi. Apakah kau sudah tahu siapa pembunuh mamahku? Sebelum aku mengetahuinya?" Alex menatap Crystal dengan tatapan menyelidik, membuat Crystal sedikit panik.

"Ah iya. Ternyata Raevin banyak mengikuti misi ketika kami mengerjakan misi tentang Steven" Ucap Crystal mencoba mengalihkan pembicaraannya, dan benar saja. Alex langsung melupakan pembicaraan tentang telefon mereka

"Mengapa kau menyuruhnya untuk ikut?" Tanya Alex emosi

"Bisakah kau jangan menuduh terlebih dahulu?" Kata Crystal, "Aku belum menjelaskan sepenuhnya. Raevin sendiri yang memaksakan dirinya untuk ikut semua misi tentang Steven, dan itu tidak ada paksaan dari kami"

Alex termenung mulai berfikir tentang apa yang barusan Crystal ucapkan. Sepertinya Crystal benar kalau Alex cepat emosi, itulah mengapa Alex belum bisa membalas ucapan Crystal sekarang.

THE ANGELWhere stories live. Discover now