O1. Awal

9.5K 507 46
                                    


"Bu, aku masih terlalu muda untuk ini."

Gadis berambut panjang dan sedikit bergelombang itu mengajak mengobrol Ibunya yang sibuk menyisir rambutnya, Ia tersenyum senang melihat ada garis kerutan dikedua pipi ibunya, ya, ibunya tersenyum. Manis sekali.

"Apakah ia akan menerima keadaanku?" Eunha, gadis itu meraba wajahnya dengan kedua tangannya, berfikir bahwa wajahnya tidak terlalu bagus untuk pertunangannya dengan pria yang sama sekali belum pernah menemuinya sebelumnya.

Tidak.

Ia pernah menemuinya, sering. Saat ia masih remaja dan entahlah apakah pria itu masih mengingatnya?

"Tenang saja sayang, dia adalah pria yang baik. Percayalah pada Ibu, ya?" Ucap Ibunya, setelah kalimat itu terlontar. Ibunya melepas kedua tangannya dari rambut Eunha, mengakhiri ritual menyisirnya. "Kau sungguh manis, tidak mungkin ia menolakmu," Lanjutnya. Lalu beranjak dan pergi menuju pintu keluar kamarnya.

Eunha diam, namun sesaat ia memberanikan dirinya untuk kembali berkata. "Tetapi yang kutahu dia adalah pria yang sangat tampan dan juga kaya raya, bahkan banyak gadis yang mengaguminya, bagaimana bisa aku bersamanya? Aku takut ia menolakku dan membuat Ibu dan Ayah kecewa." Pandangan gadis itu tertuju pada Ibunya yang kini tengah berdiri tak jauh dari pintu kamarnya.

Kembali semburat senyuman itu terpatri. "Bukankah Ibu sudah bilang padamu bahwa semuanya akan berjalan dengan lancar?" Lalu pergi meninggalkan putri semata wayangnya itu tanpa mendengar jawaban Eunha terlebih dahulu. Namun cepat ibunya kembali kekamarnya dan menariknya.

"Ayo cepat turun, mereka sudah datang."

Mendengarnya, membuat Eunha hanya bisa tersenyum pahit. Gadis ini tak begitu pintar dalam hal menolak permintaan, apalagi ini permintaan ibu dan ayahnya. Sejujurnya, ia sama sekali tak setuju dengan pertunangan ini, maka dari itu sedari dulu ia terus mencoba meyakinkan Ibunya bahwa ia tak pantas bersanding dengan calonnya sekarang, namun ia tak pintar dalam memilih kata-kata, sehingga kalimatnya hanya dianggap angin lalu bagi kedua orang tuanya yang terlampau bahagia atas pertunangan putrinya itu.

"Nah, itu dia putriku."

Ayahnya menyambutnya dengan begitu ceria, rautnya sangat bahagia sehingga Eunha tak tahu harus bagaimana lagi caranya untuk menolak permintaannya, ia terlalu sayang kepada kedua orang tuanya sehingga ia tak sanggup untuk mengecewakan mereka.

"Cantik sekali," Seorang pria muda dengan tubuh terbalut tuksedo rapi itu menatap Eunha dengan senyuman hangatnya, membuat Eunha dengan refleks membalas senyuman pria itu dengan malu. Akhirnya, hari dimana yang tak ia tunggu tunggu pun datang. Ia bertemu dengan pria itu. Yah, Eunha mengenalnya. Dia adalah adik kelasnya semasa SMA.

Namanya Jeon Jungkook.

Pria kelas atas dengan segala fasilitas yang mustahil Eunha dapatkan beserta gadis-gadis yang selalu mengelilinginya membuat semasa SMA-nya begitu terbayang indahnya. Tak seperti Eunha, si kutu buku yang tidak punya teman, ia sama sekali tak membuat pertemanan dengan siapapun dimasa SMA nya. Sahabatnya kini hanya Yuju, Yerin dan Taehyung, teman satu kantornya.

Dan kini, ia harus menikah dengan pria itu?

"Halo, Tuan dan Nyonya Jeon. Saya Jung Eunha." Gadis itu membungkuk, membuat sebagian rambutnya jatuh mengikuti gerak tubuhnya yang merendah.

"Kau sangat cantik, Eunha. Jungkook sepertinya sangat terpesona. Iya, kan?" Nyona Jeon menyenggol lengan Jungkook, dan Jungkook hanya tersenyum malu dan berguman seolah berkata, 'Bu, hentikan aku malu.'

False Vows, True Love to ForeverWhere stories live. Discover now