( S2 ) ; Buku Pertama.

1.1K 116 19
                                    

Halo semuanyaaaa, akhirnya season 2 ini keluar juga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Halo semuanyaaaa, akhirnya season 2 ini keluar juga. Sebenernya ini udah beres lama dan aku tinggalin mudik gitu aja laptopnya, dan seperti biasa datanya ilang T_________T trs aku kmrn aku lanjut ngetik, ternyata nggak ke save trs ngetik lagi tadi sore eh ke-close dan akumalah pilih don't save dong T__T 

(Laptopku ini emang suka manja kalo udah ga dinyalain lama dan aku emang jarang buka laptop)

Aku ini tipe yang kalo ngetik biasanya langsung di wattpadnya krn biar pas laptopku error ditengah-tengah lagi nulis bisa langsung ke save di wattpad tp gatau kenapa pas ngetik season 2 ini aku malah terus aja ngetiknya di word, ga kepikiran buat langsung di wattpadnya. Mungkin efek dari kelamaan ngga ngetik ff ya? Gatau deh, haha.

Sebelumnya aku mau mohon maaf sebesar-besarnya buat kalian, karena sebelumnya aku udah janji bakal bikin season 2 ini setelah lebaran tapi aku malah ngaretnya lamaaaaaaaaa banget. Maaf ya semuanya, mohon maaf lahir batin juga maafkan kalo aku ada salah salah.

Kalo gitu, selamat membaca~

***

SEASON 2 - Satu tahun tiga bulan setelah pernikahan.

"Hari ini kau tidak datang untuk check up, aku mencarimu kemana-mana dan ternyata kau ada disini? Benar-benar..."

Tubuhku sedikit berguncang saat pria itu ikut duduk bersamaku disebuah ayunan taman bermain anak yang berada di Rumah Sakit tempatnya bekerja. Dia terlihat kelelahan, kulihat ada setetes peluh dipelipisnya yang mulus itu.

Aku menatapnya sejenak, mempertanyakan sesuatu pada diriku sendiri. Apakah ia benar-benar mengkhawatirkanku?

"Hm?" Ia bingung, melihatku yang terus menatapnya. Aku hanya tersenyum lantas memalingkan pandanganku keatas langit.

Begitupun dengannya, ia mengikuti kemana arah pandanganku tertuju.

"Menunggu matahari terbenam kah?" Aku menunduk menjawab pertanyaannya tanpa melepas pandanganku keatas sana. "Tidak biasanya. Aku tahu, aku belum lama mengenalmu tetapi bukankah kau terbiasa untuk membenci senja?"

Mendengar itu membuatku kembali memandangnya dengan penuh tanya. "Kau pernah berkata padaku, kau tidak menyukai senja karena senja hanya terlihat indah sesaat lantas pada akhirnya hanya bisa memberi kegelapan. Kurang lebih seperti itu, kau sangat puitis kala itu haha."

Aku ikut tersenyum malu saat mendengarnya. Memang benar, aku terbiasa untuk tidak menyukai senja, karena alasan seperti yang dikatakannya, juga bagiku senja adalah saksi abadi saat aku dan Jungkook akan hampir berpisah.

Saat itu senja, aku pergi berlari keluar dari rumah saat aku mengucap pada Jungkook bahwa aku ingin bercerai dengannya. Meskipun keadaanku begitu terpuruk tetapi saat melihat keatas langit aku melihat senja yang begitu indah, membuatku sejenak melupakan seluruh masalahku. Tetapi semakin lama senja itu menghilang dan keindahannya meninggalkanku begitu saja lantas berganti menjadi kegelapan disetiap sudut.

False Vows, True Love to ForeverWhere stories live. Discover now