O8. Kejutan?

3.4K 377 22
                                    


***

"Aku memang menyayanginya."

Ada keheningan sejenak saat kedua indra pendengaran Yerin menangkap kalimat menyakitkan itu akhirnya bisa keluar juga dari mulut Taehyung.

Sebenarnya ia tahu jika akhirnya akan seperti ini, Taehyung tidak mungkin menatapnya lebih dari seorang sahabat karena memang hati pria itu masih bertaut pada sosok Jung Eunha. Gadis yang begitu spesial baginya.

"Aku menyayanginya karena-"

"Hentikan!" Yerin menarik tubuhnya dan keluar dari pelukan Taehyung. Meskipun ia masih belum siap untuk lepas dari pelukan Taehyung, tetapi ia tidak mau membiarkan hatinya kembali sakit untuk kedua kalinya.

Lagipula, semuanya sudah jelas dan tidak perlu ada penjelasan lagi, bukan?

"Aku mengerti sekarang. Haha." Gadis pirang itu menunduk, menyembunyikan wajah menyedihkannya dengan berpura-pura tertawa untuk membuat Taehyung mengira dia baik-baik saja. Tetapi tawanya yang kaku itu malah terdengar menyedihkan bagi dirinya sendiri.

"Dan kenapa aku melakukan ini semua? Bodohnya aku." Yerin menjitak kepalanya keras. Mengutuk dirinya berkali-kali karena telah melakukan hal bodoh.

Taehyung yang melihatnya begitu iba. Ia tidak mau melihat Yerin terus seperti ini, dan pada nyatanya Taehyung ingin sekali menjelaskan semuanya namun Yerin terus saja menolak, berdalih bahwa semuanya sudah jelas baginya dan tidak perlu ada penjelasan yang lain.

"Jangan sakiti dirimu...." Dengan lembut Taehyung menjauhkan kedua tangan Yerin yang sibuk memukul kepalanya sendiri.

Yerin menurut, dan mengehentikan kebrutalannya. Kini kedua tangannya telah berada dalam kehangatan dekapan tangan Taehyung.

"Aku sudah terlanjur menyakiti diriku sendiri, Taehyung." Bisik Yerin.

***

Gadis berambut hitam sebahu itu terus saja menatap punggung suaminya yang kini masih bertahan untuk mendiaminya. Sudah hampir satu jam lamanya ia meminta suaminya itu untuk menyantap sarapannya. Dan sudah selama itu pula usahanya tidak membuahkan hasil.

"Jungkook, kumohon. Kau boleh membenciku, tetapi jangan sampai kau merugikan dirimu sendiri. Makanlah..." Ucap Eunha kembali berusaha meyakinkan Jungkook untuk menyantap sarapannya.

"Kaulah yang merugikan diriku." Akhirnya pria itu menyerah akan bungkamnya.

"Terserah kau mau berkata apa tentangku. Tetapi untuk sekarang kau butuh makan. Ayolah, Jungkook." Eunha menyentuh pundak Jungkook, tetapi dengan cepat Jungkook menggeliatkan bahunya tanda ia menyuruh Eunha untuk segera menjauhkan tangannya itu dari bahunya.

"Semenjak kemarin kau tidak mau makan. Kau membuatku khawatir." Bisik Eunha kemudian menyimpan alas makan Jungkook kemudian ia berjalan untuk memastikan keadaan Jungkook yang sedari tadi memunggunginya itu.

Bahu kekar yang bergetar itu tentunya membuat Eunha khawatir. Ia tidak mau jika lagi-lagi ia melihat suaminya itu memangis, karena melihat Jungkook menangis membuatnya malah ingin terlarut lebih dalam dalam tangisnya.

"Apa yang kau-" Dengan cepat Jungkook menyembunyikan wajahnya dibalik selimut. Kini tubuh pria itu terbalut sepenuhnya oleh selimut tanpa menyisakan celah baginya untuk mengambil nafas.

Ternyata benar. Jungkook menangis.

Membuat Eunha semakin bertanya apa yang membuat suaminya itu terus menangis? Apakah ini yang dilakukannya setiap hari dikamarnya sampai ia selalu jarang terlihat turun kebawah?

False Vows, True Love to ForeverWhere stories live. Discover now