17. Senyuman

2.9K 337 32
                                    


Hentakkan kaki seorang pria mengusik segala lamunan gadis berambut pirang bernama Yerin. Bayangannya tentang Seoul membuatnya sedikit terenyuh saat ia mengingat ia begitu merindukan semuanya disana. Berkali-kali ia tidak ingin kecewa, namun nyatanya dialah yang telah mengecewakan dirinya sendiri dengan terus menahan rasa rindunya agar tidak terungkap.

Satu bulan terakhir semenjak perintah Tuan Lee adalah waktu yang lama baginya untuk mempertimbangkan mengenai keputusannya. Tidak ada seorangpun yang mendukung Yerin untuk tinggal disini termasuk Tuan Kwon, rekan kerjanya yang kini tengah berjalan mondar-mandir dihadapan Yerin. Wajah pria dewasa itu nampak begitu kesusahan dan seolah mempunyai masalah yang sangat besar yang tidak bisa ia selesaikan seorang diri.

"Tuan, kenapa?" Tanya Yerin. Gadis itu akhirnya bangkit dari duduknya dan menghampiri Tuan Kwon.

Dengan agak ragu, ia menepuk pundak Tuan Kwon karena tidak mendengar pertanyaan dari Yerin. "Tuan-"

"Astaga!" Tuan Kwon terkejut, nampak tangan kanannya mengusap dadanya. Ia seolah takut jika jantungnya menghilang karena terlalu terkejut.

"Nyonya Yerin, kau mengagetkan saya. Ada apa?" Ia balik bertanya kemudian duduk diatas sofa tempat dimana Yerin semula berada.

Tanpa banyak berucap, Yerin hanya berjalan mengikuti Tuan Kwon dan duduk disampingnya.

"Tuan- jika saya menarik kata-kata saya apakah anda akan menerimanya?" Ucap Yerin setelah ia membiarkan keheningan menyelimutinya.

Tangannya bergetar dan sedikit ada perasaan yang menghangatkan jemarinya saat tuan Kwon tiba-tiba saja menggenggam kedua tangan Yerin. Tuan Kwon nampak senang dan senyumannya begitu lebar.

Ia mengangguk, seolah mengerti kemana arah pembicaraan yang Yerin bawa.

"Tentu saja. Dengan senang hati." Matanya kemudian berkaca. "Pulanglah Yerin, disini kau tidak mempunyai siapa-siapa kecuali saya." Lanjutnya.

Yerin hanya menunduk. Ia faham dan ia sangat faham mengenai hal itu.

"Terima kasih," Ucap Tuan Kwon lantas melepas kedua tangannya yang sempat membekap kedua tangan Yerin yang lebih mungil darinya. "Tuan Lee menunggumu, pulangnya esok hari. Saya akan mengurus kepulangan anda sekarang, Nyonya Yerin."

Sejujurnya tuan Kwon telah mendapatkan ancaman dari tuan Lee, bahwa jika Yerin masih tidak mau pulang maka tuan Kwon pun tidak diperbolehkan untuk pulang terlebih dahulu. Tuan Lee hanya khawatir dengan keadaan Yerin di Hongkong sendirian tanpa pengawasan dari orang dewasa. Itulah mengapa tuan Kwon sangat berterima kasih pada Yerin sebab rasa rindunya pada istri dan anaknya sudah tidak bisa ia bendung lagi.

***

Hari kepulangan Yerin pun telah tiba, dan setelah berjam-jam ia habiskan dalam perjalanan pulangnya akhirnya pesawat yang ia tumpangi sudah mendarat di Incheon International Airport. Kedua matanya berbinar, tak bisa disangkal lagi bahwa dirinya begitu bahagia saat kembali kesini. Senyumnya merekah namun bercampur aduk menjadi kesedihan ketika ia mengingat ia pulang dalam keadaan yang masih belum bisa melupakan Kim Taehyung.

Ada banyak cara untuk melupakan seseorang tetapi tidak ada cara untuk berhenti mencintai seseorang. Cinta bukanlah permainan lotre yang hanya mengandalkan sebuah keberuntungan, cinta adalah sebuah anugrah. Siapapun yang merasakannya harus bisa bersyukur, karena dengan mencintai kita bisa tahu bahwa kita masih hidup dengan cara merasakan jantung yang berdebar hebat saat bersama orang yang kita cintai dan hati yang sakit saat dikecewakan oleh orang yang kita cintai.

False Vows, True Love to ForeverWhere stories live. Discover now