16. Hukuman

2.9K 318 22
                                    


Suasana saat ini benarlah begitu hening. Hembusan angin musim dingin sempat membuat keempat insan ini hanya sibuk dengan rasa canggung mereka. Hanya satu kali kalimat yang terucap saat salah satu dari mereka menjelaskan tentang maksud dari kedatangannya ke rumah ini.

Tuan dan Nyonya Jeon diam karena mereka sangat malu atas perbuatan Jungkook yang telah menyakiti Eunha. Dan Tuan beserta Nyonya Jung diam karena mereka pun sama merasa malu sebab mereka datang kesini untuk membicarakan mengenai perceraian anak mereka. Mereka memutuskan untuk tidak jadi melakukan hal itu mengingat Eunha terlihat begitu menderita, begitupun Jungkook.

"Ekhem." Tuan Jeon berusaha memecah suasana canggung diantara kedua besannya yang sebelumnya memang belum pernah terjadi.

"Tuan dan Nyonya Jung, kalian mau minum apa?" Tanya Tuan Jeon, sukses membuat orang yang diajak bicara olehnya sedikit terhenyak dari duduknya.

"Ah, ti- tidak usah repot-repot. Kami...kami kesini untuk...itu...untuk...membahas mengenai masalah anak kita." Jawab Nyonya Jung sedikit terbata. Sudah terlihat jelas bahwa Nyonya Jung telah mengeluarkan segala nyalinya untuk mengatakan semua maksud kedatangannya kemari.

Terlihat Tuan dan Nyonya Jeon saling bertatapan. Pandangan mereka bertaut dengan penuh kekhawatiran, siapa sangka jika sebenarnya maksud dari kedatangan Tuan dan Nyonya Jung tidak ditangkap secara positif oleh Tuan dan Nyonya Jeon.

"Kami benar-benar menyesal, maafkan Jungkook. Dan kami berjanji akan segera membantu Jungkook untuk mengurus perceraiannya dengan Eunha."

Jawaban yang diucapkan oleh Nyonya Jeon lantas membuat Tuan dan Nyonya Jung menelan ludah mereka berkali-kali. Nampaknya Nyonya Jung belum menjelaskan semuanya secara mendetail, bahwa kedatangannya kemari bukanlah untuk membahas hal itu.

"Bukan seperti itu, kami datang kesini justru untuk meminta agar Jungkook tidak mengurus perceraiannya dengan Eunha."

Semburat senyuman refleks menghiasi wajah sayu Tuan dan Nyonya Jung. Siapa sangka, ternyata doa mereka selama ini terkabul. Berkat kesungguhannya dalam berdoa, akhirnya anak satu-satunya bisa terselamatkan.

"Maaf tiba-tiba, tetapi kami sudah tidak tahan melihat anak kami selalu mengurung diri di kamarnya.."

Nyonya Jeon menggeser posisi duduknya dan lantas menggenggam erat kedua tangan Nyonya Jung yang duduk dikursi disampingnya. Ia sungguh berterima kasih, sangat berterima kasih karena keluarga Jung telah memberikan kesempatan kedua untuk anaknya. Meski perbuatan anaknya tidaklah pantas untuk dimaafkan, tetapi bagi orang tua, kebahagiaan anaknya lah yang paling utama.

"Benarkah? Apa kalian bersungguh-sungguh? Oh, Tuhan. Terima kasih." Ucap Nyonya Jeon mengungkapkan segala kebahagiaannya.

Nampak Tuan Jeon tersenyum senang, begitupun dengan Tuan Jung.

Mereka begitu bahagia seolah dapat kembali menyatukan kedua anak mereka secara instan tanpa memikirkan mengenai persetujuan kedua anaknya. Meski tahu Jungkook akan menyetujuinya tetapi masih ada Eunha yang masih ragu, ditambah...jangan pernah untuk melupakan keberadaan Lalisa.

***

"Taehyung apa yang kau lakukan? Kembalikan ponselku.." Bisik Eunha masih sembari menarik lengan mantel Taehyung.

"Oh? Eunha-ku sayang, apa kabar?"

Tubuh Taehyung merinding saat mendengar suara yang berasal dari sebrang ponsel Eunha. Kerutan di keningnya tergambar jelas seolah ia telah menyimpan beberapa pertanyaan yang membutuhkan sebuah jawaban. Sebab yang ia dengar adalah suara wanita.

False Vows, True Love to ForeverWhere stories live. Discover now