O6. Menunggu

3K 342 13
                                    


"Histiocytosis X atau LCH (Langerhans Cell Histiocytosis) adalah penyakit di mana sel-sel Langerhans (disebut histiosit) meningkat jumlahnya dan menyerang berbagai jaringan tubuh. Sel histiosit biasanya ditemukan di seluruh tubuh dan yang paling sering ditemukan di limpa, paru-paru, hati, sumsum tulang. Dugaan sementara dari para peneliti baru-baru ini mengatakan bahwa Histiocytosis X disebabkan oleh autoimun, dimana sel-sel kekebalan tubuh secara keliru menyerang tubuh. Pada akhirnya sel kekebalan yang salah akan membentuk tumor yang mempengaruhi berbagai bagian tubuh termasuk tulang, tengkorak dan daerah lainnya."

Bibir Jungkook tak berhenti bergerak membaca penjelasan tentang penyakit yang diderita oleh Eunha, istrinya. Ia sedikit terkejut ternyata selama ini gadis itu menyimpan banyak cerita dibalik sosoknya yang terlihat begitu tegar. Tidak menyangka jika tubuh mungilnya itu sempat menyimpan penyakit mematikan dan langka seperti LCH.

"Kak, kenapa tidak turun?" Jungkook terkejut, dan refleks menyembunyikan ponselnya dibalik bantal yang sempat ia gunakan sebagai sandarannya.

Sosok Ji-In telah berada didepan pintu kamarnya dan dia masih mengenakan piyama bergambar tokoh kartun favoritnya, Frozen.

"Oh, hai Ji-In. Kau sudah bangun?" Tanya Jungkook, dan gadis itu cukup dengan mengangguk untuk menjawab pertanyaan dari Jungkook. Karena saat itu Ji-in sibuk menggosok kedua matanya yang masih berat untuk terbuka.

"Kakak sendiri, kenapa tidak turun kebawah menunggu kak Eunha memasak. Biasanya aku melihat ayah selalu melakukan itu disetiap paginya." Gadis mungil itu perlahan berjalan dan semakin mendekat kearah Jungkook. Membuat tubuh Jungkook semakin lama semakin bangkit dari tidurannya.

"Oh begitu yah? Ayah pasti sangat menantikan masakan ibu." Jungkook mengelus pucuk kepala Ji-in dengan lembut, tetapi didalam hatinya ia merasa tidak enak dengan semua yang Ji-in ucapkan padanya.

"Ayo kebawah dan tunggu kak Eunha memasak." Ji-in menarik tangan Jungkook, membuat Jungkook terpaksa harus beranjak dari tempat tidur kesayangannya itu.

Jungkook sempat menghela nafasnya tetapi ia akhirnya menurut saja dengan apa yang Ji-in perintahkan. "Baiklah, Ji-in. Tunggu sebentar ya, kakak harus mencuci wajah kakak terlebih dahulu." Dengan lembut Jungkook melepas tangan mungil Ji-in dari jemarinya.

Gadis itu mengangguk lalu tersenyum pada Jungkook. "Kalau begitu aku duluan ya, kak. Sampai jumpa dibawah. Paipai~" Ji-in kemudian berlari seraya melambaikan tangannya pada Jungkook dengan ceria.

Dan itu membuat Jungkook semangat. Ketahuilah, kehadiran Ji-in telah membuat Jungkook kehilangan rasa amarahnya pada Eunha. Ji-in seolah obat bagi Jungkook.

Selang beberapa menit berlalu, akhirnya Jungkook datang. Kehadirannya itu disambut baik oleh Ji-in yang sudah menunggunya dengan sabar dimeja makannya.

Jungkook tersenyum saat Ji-in melambaikan tangan kepadanya, lalu Jungkook mengusap surai Ji-in dan mengecup puncak kepala gadis mungil itu. Terasa kini ada sesuatu yang membuat gadis cilik itu begitu bahagia. Ya, Ji-in bahagia karena ia semakin yakin bahwa kakaknya tidak salah karena telah memilih Jungkook.

"Kak.." Panggil Ji-in pada Jungkook, yang setelah mengecupnya malah terus melangkahkan kakinya kearah dapur.

Ternyata Jungkook menghampiri Eunha yang tengah sibuk memasak didapur. Menyadari itu, Ji-in tersenyum dan kembali menyibukkan dirinya dengan bermain game di ponsel kakaknya.

"Hai istriku." Bisik Jungkook tepat pada telinga Eunha seraya memeluk tubuh mungil Eunha dari belakang.

Sensasi merinding terasa disekujur tubuh Eunha, terutama dibagian telinga dan lehernya. Gadis itu berusaha untuk berontak agar tubuhnya terlepas dari pelukan Jungkook. Ketahuilah, saat ini ia merasa ketakutan. Meski Jungkook adalah suaminya tetapi Eunha belum terbiasa diperlakukan seperti ini olehnya.

False Vows, True Love to ForeverWo Geschichten leben. Entdecke jetzt