( S2 ) ; Buku Kedua

1.2K 121 6
                                    

Hanya kau tempatku untuk pulang

***

"Eunha?"

Aku mendengar suara langkah kaki Jungkook yang menderap cepat menuju kamar kami, bau khasnya yang begitu kurindukan telah berhasil menggelitik indra penciumanku. Pria itu mungkin sedang khawatir padaku karena tiba-tiba aku ingin segera pergi ke Rumah Sakit untuk mengecek kandunganku.

Yang kulakukan hanya terus berbaring dan sama sekali tidak mau menyahut bahkan menyambut kedatangannya yang sudah lama sekali begitu aku rindukan. Entahlah, melihatnya saja membuatku menjadi teringat pada perempuan itu.

Cantik sekali. Sial, aku sangat kesal kenapa dia begitu cantik??? Dan kenapa ia memakan begitu banyak waktu untuk pulang ke rumah. Padahal saat itu aku pergi dahulu ke Rumah Sakit, apakah dia menghabiskan waktu sejenak berduaan dengan perempuan itu?

Terasa olehku tangan Jungkook menyentuh pundakku. Badanku yang berbaring memunggunginya membuatku tidak dapat melihat kearahnya. "Apa kau baik-baik saja? Namjoon memberitahuku kau..."

"Aku baik-baik saja." Jawabku dengan cepat tanpa membiarkan Jungkook melanjutkan kalimatnya.

"Begitu ya? Aku sangat mengkhawatirkanmu." Air mataku mengalir deras saat mendengar kalimat itu. Benar-benar, aku sungguh tidak bisa berdaya jika sudah bersamanya. Kecewaku yang sempat ingin aku luapkan malah berakhir dengan kusembunyikan.

"Sayang, apa kau menangis?" Jungkook memajukan kepalanya mencoba untuk melihat wajahku. Dan tentu, saat aku ingin cepat menghapus air mataku ternyata Jungkook lebih cepat mengetahuinya.

"T- tidak.." Aku bangkit dari tidurku, membuat Jungkook lebih menjauh dariku dan mengambil posisi duduk yang lebih baik lagi. "Maksudku, yaaa aku menangis. Aku menangis karena aku benar-benar merindukanmu!" seruku dengan nada yang sedikit tinggi.

Terlihat oleh kedua mataku yang sedikit kabur karena air mata, Jungkook tersenyum senang. Ia lantas menarikku dalam dekapannya. "Aku lebih merindukanmu, istriku."

Hangat. Dan....membuatku kembali tidak ingin untuk membahas masalah perempuan itu. Aku ingin lebih lama lagi merasakan pelukannya, kasih sayangnya dan melihat senyumnya. Aku tidak mau hanya karena pembahasan tentang perempuan itu membuatku malah menjadi lebih menjauh dari Jungkook.

Kubalas pelukannya. "Kumohon jangan pergi terlalu jauh lagi." Pintaku, dan terasa olehku bahwa Jungkook tengah mencium pucuk kepalaku.

"Aku berjanji." Ucapnya.

Akhirnya malam itupun berjalan seperti biasa. Tidak ada pertengkaran ataupun salah satu dari kami yang merasa tersakiti. Aku, Jeon Eunha, akan berusaha sekuat tenagaku untuk mempertahankan rumah tangga kami dan mencari tahu sendiri siapa sebenarnya perempuan cantik itu.

***

AUTHOR POV

Hidup tak selalu indah, kita yakin bahwa setiap manusia mempunyai ceritanya masing-masing dalam menjalani hidup. Ada yang senang, ada yang marah, ada yang kesal, ada yang kecewa, dan lainnya. Kita tidak tahu cerita apa yang telah Tuhan gariskan untuk kita, apakah kita akan menjalani kesulitan terlebih dahulu lantas mendapatkan kebahagiaan sebagai imbalannya. Atau apakan malah sebaliknya? Atau lebih mengerikannya lagi hidup terus menerus dalam balutan kesengsaraan tanpa sebuah imbalan dari Tuhan?

False Vows, True Love to ForeverWhere stories live. Discover now