19. Putus Asa

2.9K 350 42
                                    

Hai, adakah disini yang masih nungguin ff ini?

Untuk part kali ini ceritanya sedikit pendek jadi mohon maaf ya :)


***

"Apa yang kau lakukan disini."

Satu kalimat yang biasa dipertanyakan namun terkadang menjadi tidak biasa untuk didengar jika diucapkan dengan nada yang begitu menghardik batin.

Jemari pria yang mendapatkan pertanyaan hanya sibuk mengetuk meja tempatnya sedari tadi duduk. Kedua matanya tampak memperlihatkan kemarahan yang begitu mendalam hingga tidak dapat lagi diukur seberapa marahnya ia saat ini.

"Hey, Jungkook. Aku bertanya."

Ulang sang penanya, Kim Taehyung. Ternyata pria yang ditanyanya adalah Jungkook.

Sepasang telinga Jungkook mungkin saat ini sedang tidak berfungsi, seluruh otaknya hanya sibuk ia pakai untuk menampung seluruh amarah yang dirasa olehnya. Miliaran syaraf yang ia miliki disekujur tubuhnya ia paksakan bekerja untuk menahan segala emosi yang dapat membuatnya bertindak seenaknya pada siapapun yang mengganggunya, baik itu secara fisik maupun lisan.

Wajah tampan Jungkook yang mulai memerah tidaklah cukup untuk membuat Taehyung mengerti dengan keadaan yang dialami oleh Jungkook, pria yang kini sedang mengawasi kafenya itu tampak merasa tidak nyaman dengan kehadiran Jungkook di kafenya.

"Jika tidak ada urusan, pergilah dari tempatku." Taehyung menegur Jungkook untuk yang terakhir kalinya seraya mengetuk meja tempat Jungkook duduk. Lantas Taehyung pergi dengan menyisakan rasa kesal pada diri Jungkook.

"Kenapa semua orang selalu sibuk mencari kesalahanku?"

Langkah Taehyung terhenti saat pertanyaan yang sulit dijawab kembali terucap licin oleh bibir merah Jungkook. Taehyung sedikit sulit untuk mengendalikan dirinya saat ia kembali merasa kesal dengan tingkah Jungkook yang selalu saja bertingkah seolah ia tidak bersalah dan tidak tahu apa-apa mengenai segala perbuatannya. Nafas Taehyung terasa berat saat ia harus menahan kalimatnya agar tidak terucap ditempat terbuka seperti sekarang. Benar, saat ini ada Yerin di dalam sana, dan Taehyung tidak mau jika Yerin mengganas saat mengetahui ada Jungkook disini.

"Semuanya membenciku. Tidak mempercayaiku, termasuk kedua orang tuaku."

Taehyung semakin diam.

"Aku marah. Namun sulit untuk mengekspresikannya. Aku takut jika aku marah maka semua orang akan semakin tidak mempercayaiku. Saat itulah aku merasa aku sudah tidak mempunyai pilihan lain untuk membuat orang lain percaya kepadaku selain diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun untuk aku gunakan sebagai senjata perlawananku."

Sekujur tubuh Jungkook terasa mendidih diantara dinginnya musim dingin hari ini, saat setitik air matanya telah berhasil kabur dari persinggahannya. Inilah yang ingin Jungkook lakukan selama ini, menangis bukan dalam diam seperti yang selalu ia lakukan.

Kehadiran Taehyung memang yang sangat Jungkook butuhkan saat ini. Jungkook percaya hanya Taehyung lah yang mampu menolongnya, hanya seluruh kalimat Taehyung lah yang dapat Eunha terima dengan mudah. Dan hanya Taehyung. Semua hanya Taehyung.

Ternyata kalimat menyedihkan yang Jungkook ucapkan mampu membuat Taehyung berbalik dan kembali menghampiri Jungkook.

"Apa maksudmu dengan mengatakan itu semua kepadaku?" Tanya Taehyung. Masih dengan nada sinisnya.

Tentu saja itu berdampak pada Jungkook. Jungkook merasa semakin down saat Taehyung masih tetap memperlakukannya seperti itu.

"Aku tidak menghamili Lalisa. Demi Tuhan, aku tidak pernah melakukan hal itu dengannya." Dalam diam, Taehyung sedikit berdebat dengan pilihannya. Pilihan antara haruskah ia menyerah dan menjadi percaya pada Jungkook ataukah haruskah ia terus bertahan dengan terus tidak mempercayai Jungkook?

False Vows, True Love to ForeverWhere stories live. Discover now