1O. Bimbang

3.3K 354 27
                                    

Pagi ini cuaca kota Seoul begitu menusuk sampai ke tulang. Udara yang begitu dingin ditambah hujan salju yang tidak kunjung reda membuat jadwal pertemuan Jungkook dengan tuan Lee terpaksa tertunda atau lebih buruk lagi dibatalkan. Terlihat kini seluruh jalanan tertutup oleh tebalnya salju yang memenuhi trotoar maupun jalan utama kota Seoul.

"Eunha...Eunha..!" Panggil Jungkook, memanggil istrinya untuk membantunya menyalakan penghangat ruangan.

Saat ini Jungkook sudah berada dalam posisi terbaiknya sehingga ia enggan untuk bangkit sekedar untuk meraih remote penghangat ruangan yang tersimpan rapi di meja kerja yang terletak tak jauh dari tempat tidurnya itu.

Tak lama, datanglah Eunha dengan penampilan yang masih berantakan. Nampaknya gadis itu pun baru bangun dari tidurnya.

"Ya, ada apa?" Tanyanya seraya mengeratkan mantelnya supaya tak ada sedikit pun celah yang mampu membuat udara dingin pagi ini menembus dan menusuk kedalam tulang-tulangnya.

"Tolong nyalakan penghangat ruangannya." Perintah Jungkook. Dengan cepat Eunha menyalakan penghangat tersebut dan lantas pergi setelah melakukan tugasnya.

Melihat Eunha berlalu begitu saja membuat Jungkook malah semakin ingin terus mengajak bicara gadis itu. Entah mengapa jika melihat Eunha diam selalu membuat Jungkook kembali merasa bersalah atas perbuatannya tempo lalu dan ingin terus mendengarnya bicara untuk meyakinkan bahwa gadis itu benar baik-baik saja.

"Tunggu!" Tahan Jungkook, membuat langkah Eunha berhasil terhenti saat gadis itu hampir saja menginjakkan kakinya ke pintu keluar kamar Jungkook.

Dengan lemas Eunha menoleh. "Ya, ada apa? Apa kurang hangat?" Tanya Eunha yang kemudian kembali berjalan menuju lokasi tempat dimana ia menyimpan remote tersebut berniat untuk menaikkan lagi suhu ruangan agar lebih hangat.

"Tidak. Aku hanya ingin dibuatkan sup." Pinta Jungkook dan langkah Eunha kembali terhenti.

Eunha sedikit terdiam sejenak, namun dengan cepat ia segera tersadar.

"Oh, begitu. Baiklah tunggu sebentar, ya?" Kemudian Eunha kembali berbalik untuk keluar dari kamar Jungkook. Kali ini Jungkook memutuskan untuk membiarkan Eunha pergi setelah ia yakin bahwa Eunha baik-baik saja.

Meskipun sudah jarak hampir tiga minggu setelah keputusannya untuk berubah, maka sudah tiga minggu juga ia masih belum yakin dengan keadaan Eunha. Gadis itu selalu membuatnya bertanya-tanya saat tiba-tiba ia akan menjadi diam dan tiba-tiba menjadi begitu berisik.

Berfikir sudah tidak membutuhkan tidur lagi, Jungkook pun akhirnya bangkit dari tempat tidurnya dan bergegas mengambil mantel hangat yang tergantung pada punggung kursi kerjanya. Nampaknya hari ini ia ingin melihat istrinya memasak untuknya setelah sekian lama yang ia lakukan hanyalah menunggu istrinya memasak di kamar atau di meja makan saja.

TAP

TAP

TAP

Suara sandal yang Jungkook gunakan membuat suara bising saat ia menuruni anak tangga rumahnya satu persatu. Meskipun perlahan, tetapi suara itu dapat tertangkap oleh indra pendengaran Eunha yang masih tajam, walau jarak antara anak tangga dengan dapur lumayan tidak begitu berdekatan.

Yakin itu adalah suaminya, Eunha hanya menunggu suaminya itu datang menghampirinya. Sebab ia terlalu sibuk mengiris sayuran dan melihat air sup yang ia panaskan telah mendidih sempurna.

"Apa ada yang bisa aku kerjakan untuk membantumu?"

"Astaga!" Eunha terkejut, ternyata kehadiran suaminya lebih cepat dari perkiraannya. Hampir saja gadis itu menjatuhkan pisau yang sedari tadi ia genggam.

False Vows, True Love to ForeverWhere stories live. Discover now