7. Ketika Indonesia Merdeka, Hidup Nada malah di jajah Bos dari Korea

81.3K 8.1K 279
                                    

Masih adakah yang menanti cerita ini?

Kaya nya enggak ya.  Koment sama vote nya makin dikit?  Apa aku ga terusin aja ya cerita ini?

Hiks.  Aku sedih.  Padahal cerita ini aku suka banget.

****

Weekend pertama setelah  menjadi asisten pribadi dari seorang Gibran Arshaka Keenandra membuat ku mendapat reward masuk angin di sertai pingsan seharian di atas kasur.

Iya serius. Aku ga bohong. Kepala ku terasa pening.  Mata ku berat di buka.  Tenaga ku terkuras habis. Bahkan mungkin energi positif ku habis di sedot secara brutal oleh kekejaman bos setan itu.

Suara ketukan di pintu membangun ku dengan paksa. Sontak aku memberenggut di sertai memaki dalam hati. Siapa sih yang menganggu tidur ku?

Setengah mengantuk,  dalam rambut yang super berantakan,  aku berjalan ke arah pintu kosan.  Membuka pintu nya sedikit,  dan di sana nampak Daffi yang tengah tersenyum tipis.

"Malam pulang jam berapa?  Maaf ya aku ketiduran" Suara Daffi menyambut pagi ku

"Gak apa apa kok" tangan Ku terkibas di udara

"Jam 1 an deh kaya nya" jemari tangan ku naik menyisir rambut ku lalu menggelung nya asal.

"Jam 1 pagi? "

"Ko jam lembur kamu makin parah aja"

"ya nama nya juga kerja.  Kerja mana ada yang enak sih daf" Aku membuka pintu lebih lebar.  Lalu keluar duduk di kursi teras depan kosan di susul Daffi yang kini duduk di samping ku

"Iya sih" Daffi mengangguk

"Malam pulang nya pake apa? "

Di anterian Shaka. 

"pake taksi" Kebohongan pertama . Mana bisa aku mengatakan pada Daffi bahwa semalam bos ku mengantarkan ku pulang. Bisa di anggap cewek ga bener nanti aku sama Daffi.

"Jam segitu masih ada taksi? "

"huum.  Taksi online" kebohongan ke dua

"oh"

"Udah sarapan?" tanya Daffi lagi yang di jawab gelengan kepala oleh ku

"Mau keluar nyari sarapan gak? " lagi gelengan kepala di hadiahi oleh ku sebagai jawaban nya

Jangan kan untuk keluyuran menikmati weekend di luar kosan.  Untuk sekedar mandi saja,  aku rasanya tak punya tenaga. Ini aja kalau bukan Daffi mungkin aku akan lebih memilih permisi,  lalu tidur kembali di kasur ku.

Alasan lain nya,  karena aku merasa bersalah pada Daffi.  Selama 4 hari ini aku benar benar jarang menghubungi nya.  Terlalu sibuk dengan pekerjaan.  Bahkan saat dia menjemput ku tengah malam pun,  yang ku lakukan malah tertidur di dalam mobil nya.

Arshaka benar benar keterlaluan. Atau ini memang rencana nya dia untuk membuat hidup ku sengsara?

Aku mengangkat tangan.  Mengusap wajah ku berulang kembali.

"Yaudah.  Aku beliin aja sarapan buat kamu ya.  Nanti aku antar kesini.  hmm? " tanpa menunggu jawaban ku.  Daffi sudah berdiri

"Tiduran lagi aja gih. Nanti sejaman lagi aku kesini anterin sarapan nya!" tangan Daffi terjulur naik mengusap pucuk kepala ku.

Oh Tuhan.  Damai nya hati ku.

**

Sepeninggalan Daffi.  Aku beranjak ke kamar.  Terbaring kembali disana.

JANDA TAPI PERAWAN (JANDA RASA PERAWAN)On viuen les histories. Descobreix ara