Kalysta Home mempertemukan Arshaka Nada dan Daffi

70.1K 6.9K 302
                                    

Budayakan vote sebelum membaca dan komentar setelah membaca.

Update ekspres jika jumlah vote dan komentar membuat penulis merasa di hargai.

Terimakasih

******
Sakit hati... jelas. Bahkan di banding tersinggung, perasaan nyeri karena ucapan Arshaka itu lebih jauh terasa mendominasi.

Yang benar saja, bisa bisa nya Ia mengatai ku dengan kata kata seperti itu. Merendahkan ku. Dan Sangat melukai harga diri ku.

Sampai sampai aku berargumen, dan yakin dengan argumen ku sekarang bahwa sikap kode kode tidak jelas Arshaka beberapa hari terakhir tidak lebih karena dia ingin tau semurahan apa aku yang janda ini. Terlebih Arshaka tidak membantah sedikitpun ketika asumsi itu ku jejalkan di depan wajah nya.

Arshaka dan mulut tak berfilter nya itu sangat menyebalkan. Di beri makan apa sih si arogan itu sama Tante Hanum dan Om Rendra di Korea sana sampai sampai dia kehilangan hati nurani seperti itu?

Sialan.

Aku makin menangis di atas sejadah ku. Kata kata Arshaka teringang berulang kali di telinga ku. Status Janda. Menebar Jala.

Ya Allah...

Apa menjadi Janda sehina itu di pikiran orang orang? Sampai sampai mereka mengatai ku dengan kejam seperti itu?

Aku juga tak mau menjadi janda di usia muda seperti ini. Bahkan lebih hebat nya, status sialan ini melekat pada ku meski aku masih seorang perawan.

Apa status janda itu memang terlihat seperti wanita murahan? Sehingga bahkan orang seperti Arshaka berpikiran kalau aku tengah menebar jala untuk menangkap pria sebagai pengganti suami ku? Atau bahkan mungkin dia sama saja dengan lelaki lain di luar sana, yang berpikiran bahwa status ku ini bisa menjadi tiket untuk nya melancarkan rayuan gombal dan menyeretku ke atas ranjang.

Astagfirulloh. Aku mengelus dada. Semakin terisak. Menangisi nasib ku yang di pandang sebelah mata karena status sialan ini.

Dan karena tersulut emosi, aku sampai mengatakan bahwa aku akan resign. Padahal demi Allah, resign bukan pilihan yang aku inginkan saat ini. Apalagi dengan keadaan sulitnya mencari kerja di jaman sekarang. Mau berapa bulan aku bergantung pada uang tabungan ku yang selama ini ku hemat untuk menDP apartemen?

Ah Damn!!!

Sekarang, aku harus bagaimana?

Aku menggerutu dengan kesal.

Suara ketukan di pintu mengintrupsi ku. Cepat cepat ku hapus air mata sialan yang masih berkejaran dengan kurang ajar di pipi ku.

Suara ketukan itu semakin tak sabar. Mungkin itu Daffi yang membawakan ku makan malam, sesuai chat yang tadi Ia kirimkan bahwa Ia akan membelikan baso untuk ku dari gang di ujung kompleks.

Tanpa melepaskan mukena, aku setengah berlari ke arah pintu. Membuka nya. Dan aku harus mengeratkan gigi ku, untuk menahan emosi yang kembali tersulut karena lelaki yang tengah berdiri dengan wajah kusut, mata merah dan kemeja putih tanpa dasi dengan dua kancing kemeja teratas terbuka, lengan kemeja yang tergulung asal, sangat acak acakan sekali. Dan ini pertama kali nya, aku melihat Arshaka dalan mode sekacau ini. Padahal selama sebulan lebih bekerja pada nya, meski dengan pekerjaan yang menumpuk dia belum pernah terlihat sekacau ini.

Dia memandangku dengan mata merah nya yang membulat sempurna. Meniti wajah ku untuk waktu yang cukup lama. Terperangah entah untuk sebab apa, yang jelas ekpsresi nya ini membuat ku berkernyit heran.

"Udah saya bilang kan, kalau kamu cantik dan membuat saya berdebar ketika memakai pakaian lengkap seperti ini" katanya lalu dia tersenyum. Senyum mempenosa seperti biasa nya. Bahkan membuat ku membelalak.

JANDA TAPI PERAWAN (JANDA RASA PERAWAN)Where stories live. Discover now