Games Change and Fears

65.5K 7.8K 465
                                    

Happy reading

Maafkan untuk keterlambatan update karn daku sedang galau masalah pekerjaan. Hiks. Mau nya nangis aja sampe sekarang.

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa voment.

Terimakasih

*****


Dua minggu berlalu setelah perjalanan ku ke Yogja bertemu dengan keluarga Daffi.

Tapi aku tak mendengar kabar apapun lagi dari orang tua Daffi dan keluarga nya. Bagaimana tanggapan mereka terhadapku pun tak ada kabar sama sekali. Padahal jelas, aku sudah memberitahu nomer handphone ku pada Mbak Anggi dan bu Ani mamah nya Daffi.

Hanya terkadang Daffi memang sempat mengatakan beberapa kali, bahwa tadi malam Ibu nya menelephone dan menitipkan salam untuk ku.

Aku tak meragukan sedikitpun ucapan Daffi itu. Mungkin, Bu Ani dan Mbak Anggi hanya masih merasa kagok untuk menghubungi ku langsung. Menanyakan kabar ku. Atau sekedar berbasa basi mengirimi ku pesan.

Ahhh.. Seandainya aku tau nomer handphone mereka, mungkin aku tak akan sungkan untuk menghubungi mereka terlebih dulu. Mengakrabkan diri dengan calon keluarga ku di masa depan.

Ya, bisa saja sih aku meminta nomer Bu Ani atau mbak Anggi pada Daffi. Hanya saja, aku ragu dan lebih merasa tak enak untuk menghubungi keluarga Daffi yang jelas jelas memiliki nomer ku tapi tak mau menghubungi terlebih dahulu.

Takut menganggu. Atau membuat mereka beranggapan bahwa aku ini wanita yang agresif.

Biarlah. Toh meski begitu mamah nya Daffi tetap mengirim salam pada ku meski lewat Daffi.

Tak apa. Aku hanya akan berfikiran positif.

Dan semua pikiran positif itu tiba tiba mengambang dalam pikiran ku. Satu jam lalu, Mbak Anggi menelephone ku. Meminta bertemu di sebuah hotel yang letak nya tak jauh dari kosan Daffi. Katanya bu Ani juga ada di sana. Ada hal yang ingin mereka bicarakan dengan ku. Dan mereka meminta agar aku tak memberitahu persoalan ini pada Daffi.

Dan langsung saja perasaan waswas menyerangku. Sekelibat pertanyaan tiba tiba menyerang pikiran ku. Kenapa mamah nya Daffi dan Mbak Anggi menginap di hotel padahal jelas Daffi memiliki rumah di Jakarta? Kenapa Daffi tidak boleh tau bahwa mereka meminta untuk bertemu dengan ku? Hal apa yang ingin mereka bicarakan dengan ku?

Aku menarik nafas panjang. Berusaha berfikir keras mencari jawaban atas pertanyaan pertanyaan yang mengusik ku.

Ya Tuhan.

Aku berseru. Merasa lega dengan ingatan yang baru saja melintas di benak ku.

Ulang tahun Daffi. Besok Daffi berulang tahun. Mungkin Mbak Anggi dan Bu Ani ingin memberi kejutan pada Daffi.

Aku menyeringai dengan pikiran itu.

Tak ada lagi keraguan. Tak ada lagi kegugupan. Tak ada lagi perasaan was was. Dengan langkah pasti aku berjalan di lorong kamar hotel. Menuju kamar bernomer 1153, tempat bu Ani dan Mbak Anggi menginap.

Ku ketuk pintu kamar hotel itu. Tak lama, pintu itu terbuka. Menampilkan sosok Mbak Anggi yang tersenyum sopan ke arah ku.

"Mbak Apa kabar? " aku tersenyum

"baik Nad. Ayo masuk. Ibu udah nungguin kamu di dalam" ujar nya ramah membuat ku makin yakin bahwa mereka hanya ingin mengikutsertakan aku dalam surprise party Ultah Daffi.

Aku mengangguk sekilas. Lalu berjalan mengekori Mbak Anggi ke dalam kamar.

Kamar hotel yang di tempati Mbak Anggi dan Bu Ani bukan kamar deluxe atau super deluxe. Jelas ini kamar president suite.

JANDA TAPI PERAWAN (JANDA RASA PERAWAN)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant