13. Status Janda Bikin Nada Hati Hati

81.4K 7.6K 263
                                    

Hargailah penulis dengan membudayakan vote sebelum membaca dan komentar setelah membaca.

Banyak vote dan komentar, memnuat update lebih ekspres. Terimakasih.

********

Jika saat ini status ku adalah seorang gadis tulen. Belum tercemari dengan status janda sialan ini. Belum memiliki akte perceraian. Mungkin saat Daffi melamar ku, aku akan dengan lantang bilang Iya sama dia.

Peduli setan dengan Arshaka. Dengan semua perhatian remeh temeh nya itu. Toh Arshaka sendiri tidak pernah menyatakan perasaan nya dengan benar. Hanya membuat ku menerka nerka. Meski jujur ku akui, pikiran ku sering menetap pada semua hal kecil kebersamaanku dan Shaka. Tapi Demi Allah, aku tak akan pernah ragu untuk menerima Daffi hanya karena Arshaka. Toh aku rasa Daffi tak memiliki kekurangan apapun. Tampan, mapan, dewasa, dan ingin menjalani hubungan yang serius dengan ku.

Dan ya, kata kata Daffi tentang mengenal satu sama lain setelah menikah bukan hal yang sepenuh nya salah. Jika statusku di KTP adalah belum kawin, bukan bertuliskan Janda.

Ya Allah.

Bohong kalau aku tidak tersentuh dengan lamaran Daffi. Aku suka dengan cara dia mengungkapkan keinginan nya itu. Aku merasa tersanjung saat dia mengatakan dia mencintai ku. Ingin hidup menua dengan ku. Menjagaku sampai waktu menandai kami di dunia. Tapi sekali lagi aku katakan, mungkin aku akan bersorak saat ini bukan nya malah ragu ragu dan pusing seperti sekarang, jika akte perceraian itu tak ada di lemari ku.

Aku Janda. Status ku membuat ku takut dengan yang namanya pernikahan.

Aku pernah menjalani pernikahan dengan pria yang belum terlalu ku kenali sifat nya. Pria yang membuat ku juga berpikir seperti Daffi, bahwa setelah menikah nanti aku bisa mengenal nya lebih jauh.

Tapi lihat, apa yang ku dapatkan? Percek cokan rumah tangga yang setiap hari membuat ku nyaris gila. Perselingkuhan. Kejujuran suami ku sendiri yang mengatakan bahwa dia mencintai wanita lain. ujung ujung nya berakhir dengan perceraian.

Semua itu reward karena aku menutup mata dengan hal bodoh, bahwa aku bisa mengenal nya nanti setelah kami menikah. Seandainya dulu aku lebih memahami bagaimana cara kak wildan memandangku. Mempelajari semua sifat dan karakternya yang keras. Mungkin aku tak akan pernah memiliki ketololan dengan menjerumuskan diri menikahi pria yang seperti kak Wildan.

Aku juga sadar Daffi seolah penyelamatku. Menolong ku saat aku terjatuh dalam berbagai hal. Dari mulai tempat bernaung, pekerjaan sampai masalah hati. Aku juga ingat, bahwa aku pernah menginginkan Daffi menjadi babeh dari anak anak ku kelak. Dan Wallohi aku tak bohong tentang itu. Sampai sekarang pun, keinginan ku untuk Daffi menjadi suami ku belum berubah.

Tapi bukan dengan cara instan yang kelampau terlalu dini seperti ini.

Mungkin setelah dua atau tiga tahun kebersamaan kami, setelah aku yakin bahwa aku tak lagi salah memilih seorang pria untuk ku jadikan pasangan, aku akan dengan lantang mengatakan Iya.

Menjadi janda dua kali bukan hal yang ku impikan. Aku butuh waktu yang lebih lama untuk mengenal karakter Daffi. Aku takut, jika salah melangkah hal yang pernah terjadi antara aku dan kak Wildan akan terulang.

Lagipula, dengan status janda sialan ini. Dan Daffi yang bujangan. Apa keluarga Daffi akan menyambut hangat keinginan kami begitu saja? Tuhan. Orang tua mana yang mau anak nya yang bujangan, mapan, dan tampan menikahi seorang janda, miskin dan yatim piatu?

For my god sake

Aku pun kalau menjadi orang tua, tidak akan segampang itu menerima menantu dengan status janda.

JANDA TAPI PERAWAN (JANDA RASA PERAWAN)Where stories live. Discover now