If I tell you, I Love You. Can I keep you forever?

76.4K 8.4K 709
                                    

Di wajibkan vote sebelum membaca. Dan komentar setelah membaca. Awas kalo kaga. Ga kasian apa sama gue yang rela nyari sinyal sampe ga tau malu nongkrong di rumah tetangga 😑😤

Oh ya. Sorry banget nih, akhir akhir ini jarang banget bls satu satu komentar yang masuk. Sinyal nya asli parah banget. Pas tiap mau balas tiba tiba sinyal ilang dong 😢 (padahal tangan gue udh pegel banget, terjulur ku atas sambil goyang goyang handphone cari sinyal sebiji)

Tapi demi Allah. Gue baca ko semua komentar nya. Dan gue suka ketawa sampe ngakak kaya org gila kalau baca koment kalian itu. Happy lho. Serius.

Berasa di bayar something spesial kalo kalian koment koment gitu teh. Bikin saya senyum senyum, ngerasa di hargai banget (Lebay gue 😂😂😂)

Okelah. Happy reading.

Pasahal gue lagi meriang, anak ngamuk mulu minta di gendong. Hiks

******

Saat membuka mata, aku merasa sangat segar. Kepalaku telah berhenti berdenyut dan kurasa demamku juga sudah mulai turun. Aku beringsut bangun. Lalu duduk bersandar pada sandaran ranjang.

Mata ku berotasi, menatap dimana tempat ku terbangun. Agak kaget, tapi tiba tiba alam bawah sadar mengingatkan bahwa aku memang tidur di kamar ini. Kamar dengan bau Arshaka dimana - mana. Ketukan di pintu di sertai suara Arshaka menyambut aku yang masih merasa setengah linglung.

"Sudah bangun belum Nad? "

Ini benar - benar bukan mimpi' kan?

"Ya." Aku menjawab ragu - ragu.

"Boleh masuk? "

"hmm." aku hanya mampu  bergumam.

Lalu dia membuka pintu. Nampak telah memakai pakaian kerja yang nampak sangat menawan. Kemeja berwarna hitam dengan dasi bercorak di padu padankan dengan celana  yang senada. Dia tersenyum dengan cara yang mempesona, tangan nya membawa nampan.

Sulit di percaya, bahwa seseorang setampan ini begitu nyata dan kini tengah berjalan ke arah ku, tersenyum untuk ku, dan membawakan sarapan untuk ku. Aku khawatir, Ia akan menghilang di balik asap. Lalu aku terbangun dari mimpi.

Karena begitu sulit di terima akal sehat, jika iblis tampan itu benar-benar berwujud, tampan, mempesona, serta seolah bisa aku raih.

"Sudah mendingan? " dia bertanya. Tangan nya menyimpan nampan ke atas nakas.

Aku mengangguk. Tangan ku refleks menarik sejumput rambut ke telinga.

So cantik kali kau Nad. Bisik batin ku, tapi mungkin dia lupa kalau aku memang cantik paripurna tiada tara.

Lalu aku harus menahan nafas, saat tangan Arshaka yang lembut menyentuh dahi ku dan detik selanjutnya menyentuh leher ku.

"Alhamdulillah. Demam kamu sudah turun," katanya mengomentari. Wajah Arshaka nampak begitu lega. Aku tertegun cukup lama. Dan aku rasa, ini memang bukan mimpi. Jelas, ini kenyataan. Aku hampir meloncat kegirangan karena nya.

"Makan dulu ya!" , katanya dengan nada bossy yang sudah ku kenal.

'iew bubur?' aku merengut melihat isi nampan yang Arshaka bawa. Bubur bukan sarapan favoritku, bahkan mungkin makanan pertama yang akan ada di list makanan yang aku tidak suka.

"hmmm," dia bergumam, tangannya terjulur mengambil mangkuk.

"Dipaksakan ya Nad," katanya, sedikit membujuk.

"Kamu masih sakit Nad. Orang sakit makannya bubur. Biar lambungnya ga kaget." Kali ini terdengar menasihati. Seolah-olah aku tidak paham korelasi antara orang sakit dengan bubur.

JANDA TAPI PERAWAN (JANDA RASA PERAWAN)Where stories live. Discover now