#3

4.9K 388 25
                                    

Hami POV

Aku masuk keruanganku dengan dituntun oleh perawatku. Eomma sudah bilang kalo aku akan dirawat dengannya.

Soalnya aku minta pada orangtua ku untuk terus tinggal di rumah sakit ini. Sampai mendapatkan pendonor. Aku malu sebagai orang buta. Teman-temanku pasti menertawakanku.

Sebagai orang yang lumayan kaya, aku masih tahu mana yang tulus berteman denganku sama yang hanya berteman dengan uangku. Dan tak ada yang berteman denganku tulus.

Kenapa aku masih ingin bersama mereka itu? Karna aku kesepian. Hidupku ini kosong. Walaupun banyak uang yang mengalir digenggamanku,  aku masih merasa hampa di dalam hatiku.

Dan ditambah lagi sekarang aku tak bisa melihat. Bisa kau bayangkan bagaimana hatiku hancur. Masa mudaku direnggut oleh kegelapan.

Aku harap di rumah sakit ini, aku tak akan dapat kesialan lagi.

"Jika kau ingin sesuatu. Kau bisa menekan tombol di gelang ini. " Perawat itu memegang tangan kiriku dan  mengambil tangan kananku untuk menekannya.

Tiitt.. Tiiit.. Tiit..

Suara seperti pemberitahuan itu terdengar berasal darinya.

"Dengar? Suara itu akan bunyi saat kau menekan tombol itu. Aku memakai gelang yang sama denganmu. Setelah itu aku akan mencarimu. Mudahkan? Kau tak perlu jalan keluar dari kamarmu. " penjelasan yang cukup kupahami. Aku hanya mengangguk untuk membalasnya. Dan memegangi gelang yang dimaksud, dipergelangan tangan kiriku.

"Baiklah, sekarang waktunya tidur! ". Dia mengarahkan tubuhku untuk bersiap tidur.

"Gomawo". Ucapku.

"Gwenchana.  Ini kan tugasku. Aku pergi dulu ya.. ". Dia mulai meninggalkanku. Suara langkahannya sudah terdengar samar.

Cklek..
Pintu itu tertutup. Kini aku belum menutup mataku. Aku cuman larut dalam pikiran dan mulai melamun.

Diposisiku yang terlentang menghadap keatas ini. Tak ada yang bisa kulakukan dengan sendiri. Aku bakalan bergantung pada orang lain sekarang.

Sebenarnya aku ingin bermain dengan handphone-ku. Dia pasti mengkhawatirkanku.

Flashback on

"Jangan lupa besok ya, chagi-ya. Aku akan menjemputmu. ". Suara ditelepon ini adalah suara orang yang paling aku cintai.

"Ne.. Aku mulai ngantuk nih. Aku tidur dulu ya. " jawabku sambil menguap.

"Arraseo.. Good night, my angel". Gombalnya padaku.

"Hmmm.. Good night too! ". Aku menutup teleponnya dan menaruh HPku di atas meja sebelah ranjangku.

Aku menatap langit-langit kamar ini sambil merebahkan tubuhku di ranjang empuk ini. Aku tersenyum sendiri saat mengingat wajah seorang yang menugguku besok dibioskop.

Aku besok akan pergi berkecan dengan pacarku, Park Chanyeol.

Aku sudah menjalin hubungan dengannya kira-kira sudah 6 bulan. Dia sangat romantis. Aku ingat, Saat aku dan dia berkencan di salah satu cafe di Seoul minggu lalu,  tiba-tiba dia berdiri dari meja kita dan berjalan ke arah panggung. Aku yang pada waktu itu hanya bingung dengan apa yang ia lakukan diatas sana.

"Aku akan menyanyikan sebuah lagu untuk seseorang disana yang telah mencuri hatiku ini. ". Dia melihat ke arahku. Akhirnya seluruh orang di cafe ini juga melihat kearahku.

Aku bicara tanpa suara padanya. "Apa yang kau lakukan? ".

Dia tak menggubrisnya dan mulai memetik senar gitar yang ada disana.
Dan mulai melantunkan sebuah lagu.

DON'T BE BLIND; PJM ✔Where stories live. Discover now