Epilog

4.7K 281 40
                                    

Setuju apa engga nih kalian, jika FF ini dijadikan buku agar lebih banyak yang ikut baca dan nangis juga?🤔🤔🤔



Author POV

2 minggu kemudian...

"Wahh selamat ya.. Akhirnya kalian menikah juga."

"Ne. Gomawo."

"Selamat ya."

"Gomawo."

"Kita istirahat dulu saja."
Kedua mempelai itu terlihat kelelahan karna harus bersalam dengan ratusan undangan yang datang ke pesta pernikahan mereka berdua.

"Apa kau kelelahan?" Tanya mempelai perempuan pada seorang perempuan disampingnya yang menggendong seorang anak kecil yang terlihat tidur lelap.

"Eung. Anakmu berat sekali." Jawab perempuan itu sambil memajukan bibirnya.

"Ah? Mianhae. Biar aku saja yang menggendongnya." Mempelai itu hendak merebut anak itu namun ditolak.

"Andwe! Nanti gaunmu bisa rusak. Gwenchana, eonni. Aku akan memanggil seseorang yang ahli dalam merawat seseorang."

"Nugu?" Tanya kedua mempelai itu serentak.

Perempuan itu tersenyum dan mengambil HPnya di dalam tasnya dan menelponnya. Beberapa menit kemudian sosok pria datang.

"Kenapa kau menelponku?" Tanyanya.

"Apa kau mau menolongku?" Perempuan yang menggendong itu bersikap manja pada pria itu.

"Wae?"

"Tolong kau bawa Chan Mi ke dalam kamar. Aku sudah tidak tahan lagi." Perempuan itu segera menyerahkan anak itu padanya.

"Huh? Kenapa harus aku?" Tanya bingung pria itu namun tetap menggendongnya.

"Karna kau kan bakalan jadi calon ayah." Sahut mempelai pria.

"Apaan sih, Chanyeol hyung." Pria itu tersipu malu.

"Betul tuh! Kau juga akan menjadi calon ibu." Mempelai wanita menyenggol lengan perempuan yang berdiri di sebelah pria yang menggendong anak tadi.

"Ah.. Aku masih lama, Seulgi eonni." Sama seperti si pria itu, dia tersipu malu.

"Kajja. Kita pergi dari sini. Ketimbang kita diejek terus." Perempuan itu mendorong pria itu dan pergi meninggalkan acara itu menuju kamar untuk menidurkan anak tadi.

Setelah itu, mereka berdua kembali lagi ke dalam acara meriah itu. Mereka berdua duduk di sebuah meja bundar dan melihat ke arah sepasang pengantin di atas panggung dengan dibalut kemewahan busana mereka berdua sedang menyambut semua tamu undangan.

"Aku tidak sabar melihat kita ada di sana." Ujar si pria sambil mata masih terpanah ke depan.

"Hami-ya?" Pria itu melambaikan tangannya ke depan wajah perempuan melamun disebelahnya bernama Hami.

.
.
.

Hami POV

Flashback On

"Kau ingin pernikahan yang bertemakan apa?"

"Apa ya? Hmmm.." terdengar dari suaranya dia terlihat sangat memikirkannya.

"Bagaimana kalau temanya cerita dongeng?" Akhirnya dia bersuara lagi setelah sekian menit dia terdiam berfikir.

"Hmm.. bukan ide yang buruk. Aku akan memilih cerita apa yang akan kita pakai." Aku tersenyum jahil.

"Apa itu?"

"Beauty and the Beast. Hahaha.." aku tertawa lepas sekali.

"Mwo?? Maksudmu aku si buruk rupa??"

DON'T BE BLIND; PJM ✔Where stories live. Discover now