#21

1.9K 191 6
                                    


Hami POV

"Lihatlah dia! Aku dengar dia buta loh!"

"Jinjja? Tapi kenapa dia bisa berjalan dengan tidak menabrak apa pun?".

"Entahlah. Ayo kita pastikan!".

Aku mendengar semua percakapan mereka itu dari jauh. Mereka membicarakanku. Aku sengaja tak menggubrisnya. Aku menunggunya untuk beraksi terhadapku.

Shrakk!

"Hah??!". Damn it! Mereka menarik tasku dan membuangnya ke sembarang tempat.

"Dimana tasku?". Aku merangkak dan meraba lantai untuk mencarinya. Tingkahku ini sudah persis orang yang tak bisa melihat. Aku lakukan ini karna aku tahu merekalah yang membuang tasku.

"Tuh kan! Dia itu buta!"

"Hahaha. Kau benar! Dasar pecundang!".

"Hahaha. Kajja, tak penting juga menggoda orang seperti dia! Ayo ke kantin!".

Bugh!!

"Aaaooww!!". Mereka meringis kesakitan dan sekaligus terkejut. Bagaimana tidak? Aku memukul kepala mereka dari belakang dengan tasku saat mereka hendak pergi dariku.

"Dasar bodoh!". Aku pergi dengan memakai ranselku meninggalkan mereka yang melongo karna tidak percaya dengan fakta sebenarnya. Rasakan kalian!

Aku memasuki kelasku. Kelas ini selalu berisik. Siswa siswi dikelasku ini terkenal dari anak yang populer disekolah ini. Termasuk diriku.

"Hey, kalian semua!! Lihatlah! Hami sudah kembali!!". Mereka begitu terkejut melihat kehadiranku.

"Daebak! Aku kira dia tak selamat dalam kecelakaan itu". Kata salah satu dari mereka.

"Ani! Hami selamat dari kecelakaan itu hanya saja dia tidak bisa melihat lagi." Kata seorang cewek berambut panjang dengan memandangiku aneh. Dari dulu dia rivalku.

"Jinjjayo? Berarti Hami buta??!".

"Ya! Hami-ya! Apa kau membutuhkan seorang pemandu jalan?? Hahaha!". Jelas sekali mereka sekarang ini sedang menertawakanku. Inilah kenapa aku jijik melihat mereka tertawa seperti itu. Tawa mereka lebih terdengar seperti pusaran kentut ditelingaku.

Aku duduk dibangkuku. Bangku berada di posisi kedua dari depan. Mereka semua masih mengejekku. Terkadang mereka mengejekku dengan menirukan gaya orang buta didepanku. Bahkan orang buta lebih baik daripada kalian semua, tahu!.

Bel masuk telah berbunyi. Pelajaran pertama dimulai. Tak lama kemudian guru pelajaran masuk dengan membawa banyak sekali buku dipelukannya.

"Selamat pagi, anak-anak."

"Selamat pagi".

"Sebelum ibu mulai, ibu absen dulu ya."

"Oh? Hami? Kau sudah masuk sekolah?". Tanya guru itu padaku. Dia juga sama terkejutnya dengan yang lain.

"Ne, aku sud-"

"Maaf sebelumnya, bu. Aku hanya ingin memberitahumu sebuah info. Kalo Hami itu tidak bisa melihat lagi. Alias buta, bu." Mereka itu belum berhenti juga mengataiku. Aku semakin membenci mereka semua.

"Jinjjayo? Apa benar kau buta?"

"Tidak, bu. Saya bisa melihat anda berdiri disana dengan menggunakan hem berwarna hitam dan sepatu heels hitam juga. Aku tidak buta lagi." Aku tersenyum setelah mendeskripsikan apa yang aku lihat dari guru tercantik disini, katanya.

"Wah. Kau benar. Hami tidak buta, anak-anak. Kalian tidak patut bicara begitu pada teman kalian!". Dia membelaku namun aku malah mendengar dari belakang suara cekikikan mereka. Aku tahu mereka tak akan mendengarkan perkataannya.

DON'T BE BLIND; PJM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang