#5

3.5K 302 29
                                    

Hami POV

"Aku pulang dulu ya."

Dia mencium keningku dan berpamitan denganku.

"Iya makasih ya udah mampir. Hati-hati dijalan". Aku melambaikan tanganku.

" Ne. Dah..".

"Dah..".

Suara langkah kakinya sudah terdengar samar.

" Sekarang waktunya aku juga pulang."

Pulang ke kamarku maksudnya.

Aku meraih tongkatku dan menggerakkannya kebawah. Aku melangkahkan kakiku kedepan.

Tak.. Tak.. Duk!

Aku menghentikan langkahku saat tongkatku memukul sesuatu yang aku tahu bukan suara dari lantai.

"Kenapa kau pergi tak bilang-bilang padaku terlebih dahulu?". Dia tiba-tiba marah padaku.

"Kau juga meninggalkanku sendirian tadi! Aku panggil-panggil kau tak menjawab.". Jawabku juga nada sewot.

" Benarkah? Mianhae. Biar aku bantu antar ke kamarmu." Jimin meraih tanganku satunya yang tak memegang tongkat.

"Tak usah!! Aku bisa sendiri!". Aku menolak bantuannya. Jujur aku masih sakit hati dengannya. Jadi Moodku ini masih kebawa sampai sekarang.

Aku tetap berjalan ke depan dan meninggalkannya.

Jimin POV

Katakan salahku apa, Hami-ya!

Batinku sambil melihat punggungnya yang berjalan kearah depan.

Aku juga memperhatikan kakinya melangkah. Saat aku lihat jalan yang akan ia injak beberapa langkah lagi adalah selokan, aku panik dan langsung berteriak kearahnya.

" Ya! Hami-ya! Ada selokan!".

"Masa' sih?! Mana??". Ujarnya sambil menolehkan kanan kiri tpi langkah kakinya tak berhenti.

Oh iya lupa! Dia kan buta.

Tanpa basa basi lagi aku langsung mengangkat tubuhnya dan menggendongnya melewati selokan itu.

" Ya! Apa yang kau lakukan! Turunkan aku!". Dia memukul dadaku, kepalaku, dan semua tubuhku. Tapi aku berjalan terus sampai ke kamarnya.

Beberapa menit berlalu...
Dia menghentikan hujaman pukulannya itu, karna aku pikir dia kelelahan.

"Kenapa kau menggendongku seperti ini?". Aku melihat wajahnya yang agak gelisah.

" Untuk mengatarmu ke kamarmu."

"Apa ini tak berlebihan? Kitakan hanya sebatas pasien dan perawat." Ucapannya mulai terdengar samar.

"Akkhh!". Dia berteriak karna aku mengerjainya dengan pura-pura tersandung dan hampir jatuh karna dia terlalu banyak bicara.

" Ya! Hati-hati dong! Kalo terjatuh gimana??!". Dia mengeratkan pegangan tangannya dileherku.

"Misalnya kalo terjatuh dihatiku. Mau gak?".

Ya ampun! Wajahnya memerah. Dia tersipu dengan apa yang aku ucapkan tadi. Hahahah. Lucu sekali, padahal aku kan hanya bercanda.

"Kau bicara apa sih!". Dia terlihat salah tingkah dan berusaha menyembunyikan wajahnya yang sedang malu itu.

Aku hanya tersenyum menatapnya dengan tingkah lakunya saat ini. Ekspresinya bisa berubah-ubah. Justru itu yang menarik darinya.

Sesampainya dikamarnya, aku menurunkan Hami di atas kasur dan membiarkan dia untuk tidur.

DON'T BE BLIND; PJM ✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant