#14

2K 222 14
                                    

Author POV

Pagi ini Jimin ke kantin untuk membawakan kebab kesukaan Hami sebagai tanda maaf untuk yang kemarin. Jimin paham apa yang dibicarakan eommanya itu telah menghancurkan hati Hami.

Eommanya sengaja berbicara itu karna memang dari awal eomma tak menyukai Hami karna hatinya sudah terlebih dulu terpikat dengan kecantikkan perawat anaknya, Seulgi.

Dan sudah memantapkan niatnya untuk cepat menikahkan Jimin dengan Seulgi tanpa melihat bibit bobot bebet Seulgi terlebih dahulu.
Dengan tegas Jimin menolaknya. Sudah jelas kenapa. Karna dihati Jimin cuman ada Hami. Hanya Hami seorang. Bahkan mereka baru saja berpacaran. Saat - saatnya hati berbunga dan dimabuk cinta. Dengan kilat perasaan itu hilang begitu saja karna masalah ini.

Flashback On

"JIMIN!! Kenapa kau mengejar-ngejar perempuan buta seperti dia!". Ny. Park marah heran dengan anaknya itu, bisa-bisanya kecantol dengan Hami.

Jimin hanya diam dan menunduk berpaling dari eommanya yang mulutnya tak bisa diam itu.

"Park Jimin! Apa kau mendengarkanku, hah?!".

Kini kepala Jimin terangkat saat tahu ocehan Eommanya telah berakhir.

"Aniyo! Tapi... Aku dengar satu kata yang jelas sekali ditelingaku."

"Buta. Aku dengar kata 'Buta' di celah kicauanmu yang cepat itu. Asal kau tahu ,eomaa. Disini yang buta bukan Hami tapi kau! Kau dibutakan oleh kecantikan luarnya saja. Apa kau tahu dalamnya seperti apa?. Hah! Aku tahu kau tak kan pernah mau tahu." Jimin mulai berdiri dan pergi dari sini. Namun tangannya ditahan oleh tangan seorang Seulgi.

Mata Jimin melirik sinis kearah Seulgi yang masih duduk di tempatnya. Belum sempat Seulgi berbicara, Jimin sudah membuka suaranya. "Aku tak habis pikir kau menyukaiku. Apa kau tak malu nantinya apabila kau menikah denganku, anakmu tahu kalo ayah biologisnya itu adalah pamannya, Kakak dariku?"

" Mwo!!". Mulut ny. Park kembali terbuka disusul dengan Tn. Park , ayah Jimin yang dari tadi hanya diam menyaksikan perdebatan tadi juga sangat terkejut dengan apa yang mereka dengar. Seulgi masih menatap Jimin karna masih tertegun, bagaimana Jimin bisa tahu semua itu. Seulgi tak bisa menahan air matanya.

Tangannya lemas dan melepaskan tangan Jimin. Kini perasaannya bercampuk aduk antara sedih dan malu didepan orang tua Jimin atau juga orang tua dari orang yang memberinya 1 anak perempuan yang lucu itu. Dia Chanyeol.

"Seharusnya kau meminta dinikahi olehnya, bukan olehku. Akan terasa aneh bukan kalo nantinya aku menjadi ayah dari anak kakakku sendiri. Biarkan aku jadi pamannya saja.". Jimin pergi dari sana biarkan Seulgi mengurusi masalahnya.

Dari pintu sudah berdiri sosok Chanyeol yang dari tadi disana. " Hai hyung, apa kau sudah lega? Aku sudah membantumu membuka rahasiamu. Berterima kasilah padaku, hyung." Jimin tersenyum penuh kemenangan. Kali ini untuk pertama kalinya dia merasa sudah membalas dendam dengan perlakuan Chanyeol terhadap Jennie dulu. Dan ini balasan yang setimpal.

Chanyeol berusaha bersikap tenang.
" Oh... Ne! Aku lega. Terima kasih adikku yang umurnya 1 bulan lagi. Semoga kau menjalani hidupmu selama ini dengan baik ya. Hati-hati juga bila nanti melintasi jalan menuju ke neraka."
Tatapan mereka berdua tak bisa dilepaskan. Mereka berdua sangat marah. Namun mereka meluapkan kemarahan mereka berdua dengan saling membuka rahasia yang akan membuat kedua orang tua nya mendengarnya dan terkejut.

"Jimin-ah? Apa maksud Chanyeol 1 bulan lagi??". Sudah diduga, kini Appa Jimin yang paling panik.

"Jelaskan sendiri di depan Appamu, adikku yang baik. Aku ada urusan yang harus ku urus dengannya." Chanyeol beralih melihat ke arah Seulgi yang ikut terkejut dengan hal barusan. Tanpa disuruh Seulgi tahu Chanyeol ingin berbicara berdua dengannya.

DON'T BE BLIND; PJM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang