Prolog

535 66 35
                                    

Sudah sejam lamanya hujan tak kunjung berhenti. Sesekali mereda, tapi tak lama kemudian deras kembali. Genangan air membanjiri lapangan beton tempat yang biasa digunakan untuk upacara setiap hari Senin, pun anak-anak yang bermain di sela-sela jam istirahat mereka.

Anak laki-laki itu masih berdiam di tempatnya berdiri. Menengadahkan tangan kanan di tetesan air hujan yang terasa dingin. Sesekali ia jongkok, lantas berdiri lagi.

Sepatu hitamnya sedikit basah karena cipratan air. Seragam merah putih yang melekat di tubuh tetap rapi meski tanpa mengenakan dasi. Sebuah dasi yang selalu ia masukkan ke dalam tas ketika bel pulang sekolah berbunyi, sebab ia rasa dasi itu sedikit mengganjal lehernya ketika dipakai.

Rambut hitamnya yang lurus pun tak terhindar dari air. Sama basah dengan kedua sepatu yg ia kenakan. Sementara itu, sepasang matanya menyiratkan kegelisahan, tampak menunggu seseorang datang untuk menjemput.

"Loh, Farhan kok masih di sini?" tanya Bu Santi yang datang tiba-tiba dari arah belakang. Farhan yang sedang jongkok segera berdiri. Menundukkan kepala tanda penghormatan pada sang guru.

"Iya, Bu. Ibu belum datang," jawab Farhan sambil mendongakkan kepala menatap wajah Bu Santi.

"Mau pulang bareng Ibu saja? Kebetulan Ibu bawa payung. Nanti kita naik angkot di depan," ujar Bu Santi menawarkan.

"Emm ... tidak usah bu," sahut Farhan yang terdengar ragu.

Melihat sikap Farhan, Bu Santi pun tak berpikir panjang lagi. Tawar-menawar selesai. Ia segera membuka payung lipat yang sedari tadi belum dibuka.

"Sudah, ayo." Bu Santi menggandeng tangan Farhan.

Pada akhirnya, anak laki-laki itu tak punya pilihan lain selain menuruti sang guru. Ia sebenarnya tau bahwa orang yang ia tunggu tak akan datang.

Ia sudah tau.

***

Cerita ini hanyalah fiktif. Tidak terkait dengan profesi atau organisasi tertentu. Kesamaan nama, tempat, cerita dan sebagainya adalah diluar unsur kesengajaan.


Revisi #1
29 September 2018


Salam hangat,
-aftershadow-

The Last Memory [Proses Revisi]Where stories live. Discover now