#4

2K 119 12
                                    

"Mengapa kita dipertemukan jika pada akhirnya tak ada yang menginginkan kita bersama?"

-Kita Berbeda-


****


Rifqi berlari keluar kelas Liana. Di dalam, Liana berteriak pada Rifqi namun tak Rifqi hiraukan. Semua teman nya di lapangan basket pun memanggil nya namun Ia terus berlari. Tujuan nya sekarang adalah koperasi.

"Bu itu huh a..ad"

"Atur napas dulu." Pinta penjaga koperasi itu pada Rifqi.

Setelah mengatur napasnya yang tersenggal karena jarak kelas Liana dengan koperasi cukup jauh, Rifqi melanjutkan ucapan nya.

"Oke ada rok abu-abu gak bu?" Penjaga koperasi tadi menunduk mencari rok abu-abu kemudian berdiri tegak lagi.

"Yang ukuran apa?" Rifqi berpikir sebentar.

"L bu"

Bodo amat kebesaran

"Gak ada dek, rok abu-abu udah abis."

Aelah ngapain tanya ukuran coba!

Rifqi berlari lagi kali ini ia keluar sekolah. Karena terlalu panik ia bahkan tak memikirkan lebih cepat jika ia mengendarai motor. Sementara di kelas, air mata Liana perlahan menetes. Sudah lima belas menit Rifqi tak juga kembali. Bagaimana bisa Rifqi meninggalkan nya di sini sendirian.

"Sorry Sa gue kelamaan." Rifqi meletakkan kantung plastik putih di hadapan Liana kemudian keluar kelas. Liana yang keheranan kemudian tersenyum begitu melihat isi kantung plastik tadi.

****

"Lama amat Sa!" Tepat setelah Rifqi mengatakan itu, pintu kelas Liana terbuka.

"Makasih ya Al." Rifqi mengangguk kemudian mengambil alih tas Liana.

"Nih tadi gue beli jaket juga sekalian buat nutupin, kan nanti lo duduk di motor gue takutnya tembus lagi trus kena motor gue." Rifqi memakaikan jaket hitam di pinggang nya. Liana tau nada bicara Rifqi tadi hanya lah candaan.

Setelah selesai, Rifqi membawakan tas Liana dan mengajak nya ke parkiran. Suasana di lapangan sekolah saat ini begitu ramai. Karena ada banyak ekskul yang hari ini latihan ataupun seleksi. Semua mata memandang Liana juga Rifqi. Melihat kejadian Rifqi memakaikan jaket tadi para siswi terutama anggota cheers memekik tak jelas membuat Liana menjadi malu. Entah kenapa ia merasa malu.

Tiba di parkiran, sebelum menyerahkan helm ke Liana, Rifqi membisikkan sesuatu.

"Keren kan tadi gue? Udah kayak cowok di novel-novel"

Setelah membisikkan itu Rifqi memakaikan helm ke kepala Liana.

Liana tertegun.

Hilang sudah rasa haru nya karena sikap Rifqi tadi. Ia sudah menyangka tadi itu pasti hanya akan di anggap Rifqi sebagai lelucon.

"Sa gue tinggal aja ya!"

Liana tersadar kemudian naik ke motor ninja hitam milik Rifqi. Sepanjang perjalanan pulang keduanya saling diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Tak seperti biasanya.

Bahkan ramai nya suasana sore hari di jalanan kota Jakarta seakan sunyi. Begitu dalam keheningan yang tercipta di antara keduanya.

Hingga tak terasa mereka sudah di depan gerbang rumah Liana. Rifqi mematikan mesin motornya kemudian Liana turun dan membuka helm yang ia pakai tadi.

[BBS #1] Kita Berbeda Where stories live. Discover now