#8

1.5K 85 4
                                    

"Jangan langsung pulang. Nanti pulang solat Jum'at gue jemput lo."

Liana masih ingat dengan jelas perkataan Rifqi saat pulang sekolah tadi. Bel pulang sekolah sudah berbunyi satu jam yang lalu. Dan setengah jam yang lalu Liana dan seluruh siswa nasrani di SMA Bima Bakti melaksanakan Kebaktian. Sudah menjadi kebisaan di SMA Bima Bakti setiap pulang sekolah dihari Jum'at.

Lebih dari lima kali Liana menelpon Rifqi dan lebih dari sepuluh kali Liana mengirim pesan pada Rifqi. Namun tak ada satu pun yang mendapat balasan. Miris.

Liana melirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tangan kirinya. Dihitung-hitung sudah hampir satu jam ia disini. Berdiri di pos satpam disekolahnya.

"Apa gue pulang aja, ya?"

"Ah gak gak. Al udah bilang mau jemput."

"Tapi ini lama banget. Ihh Al kemana sih. Sasa takut sendirian disini."

Liana menunduk dan memainkan tali tasnya. Ia memang ahli dalam bidang Judo, tapi tetap saja ia akan merasa takut jika ditinggal sendiri seperti ini.

Awan hitam diatas sana mulai menutupi langit biru. Sepertinya akan turun hujan, perut Liana juga sudah bergemuruh minta diisi. Namun tanda-tanda Rifqi akan datang menjemputnya tidak ada.

"Liana?"

"Al!" Liana mengangkat wajahnya semangat. Raut wajahnya berubah saat menyadari bukan Rifqi yang memanggilnya. Melainkan orang lain.

Cowok dihadapan Liana tersenyum manis. Rambut yang sedikit basah karena keringat semakim membuat Liana menelan salivanya susah payah. Ini kenapa Liana jadi mendadak salah tingkah.

"Ahh iya, lo siapa?"

Lagi-lagi cowok dihadapan Liana hanya tersenyum. Dan baru Liana sadari kalau cowok itu memakai seragam basket. Itu artinya..

"Reza Gamalean. Panggil Reza aja. Gue temen sekelas lo."

"Dan Rifqi juga pas kelas sepuluh. Pemain basket juga dan baru sadar kalau selama ini ada juga yang gak kenal gue."

Mendengar itu Liana jadi tersenyum kikuk. Jangankan dia, ketua Osis saja Liana tidak kenal.

"Sorry," ucap Liana yang mendapat anggukan kecil Reza.

"Kenapa belum pulang? Masih nunggu jemputan, ya?"

"Emm iya nih."

Dalam hati Liana berharap Rifqi segera datang menjemput. Bukan karena takut pada Reza, tapi ia benar-benar bingung berdua dengan orang asing.

Oh Tuhan! Reza teman sekelasmu Liana. Bagaimana bisa ia kau sebut orang asing?

Reza menatap Liana. Ternyata begini rasanya berbicara langsung pada cewek yang orang bilang sombong.

"Kebetulan basket hari ini latihan ringan. Mau gue temenin nunggu jemputan?" Tawar Reza.

Dan Liana hanya mengangguk pelan.

****

Rifqi berjalan menyusuri rak bagian novel. Tadi setelah solat Jum'at Rifqi berinisiatif membelikan buku tentang kedokteran untuk Liana. Dan karena belum ada pesan dari Liana, Rifqi memutari rak novel juga.

[BBS #1] Kita Berbeda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang