#12

1.2K 68 7
                                    

Rifqi mengeringkan rambutnya dengan handuk. Dengan duduk bersila diatas tempat tidurnya, Rifqi memainkan ponselnya. Mencari satu nama yang sejak tadi tak membalas pesannya.

"Halo? Apaan sih, Al?"

Suara Liana terdengar seperti terburu-buru.

Rifqi menghempaskan tubuhnya ketempat tidur dengan handuk masih dikepalanya.

"Suara lo kayak gak seneng aja gue telpon. Ngapain sih lo?"

Liana menghembuskan napas kasar.

"Kepo."

Satu kata yang menjadi jawaban Liana. Rifqi mengerutkan keningnya. Biasanya Liana hanya akan mengatakan itu jika ada yang Liana sembunyikan darinya.

Namun ia memilih mengabaikan. Daripada entar malah berantem.

Rifqi bangkit menuju lemari disudut ruangan. Mencari baju yang akan ia pakai malam ini.

"Buruan dandan lo, Sa. Bentar lagi gue ke rumah lo."

"Eh jangan!" Jawab Liana cepat.

"Maksud gue gausa Al. Gue, gue, emm lagi mau pergi nih."

Rifqi mengapit ponselnya dengan bibirnya. Memakai kaos biru berlengan pendek.

"Ooh, sama Bang Genta? Yaudah gue ikut ya?"

Terdengar helaan napas dari Liana. "Engga, Al. Gue pergi bareng temen. Udah ya, udah jemput orangnya. Bye Al."

"Eh tungg--"

Rifqi menatap layar ponselnya yang sudah menampakkan potonya dengan Liana sebagai wallpaper.

Kemudian dengan cepat ia mengintip dari jendela kamarnya.

Benar!

Didepan rumah Liana sudah ada mobil terrios putih dan satu orang laki-laki yang sedang berdiri didepan pintu Liana.

"Jadi temennya cowok?"

Dengan cepat Rifqi mengambil paper bag biru diatas nakas dan berjalan keluar kamarnya. Bahkan ia terlihat seperti berlari. Kakinya menuruni dua anak tangga sekaligus.

"Ehh Rifqi mau kemana? Bentar lagi Difka sama papa nyampe rumah." Rifqi mencium punggung tangan bundanya dengan cepat.

"Bentar bun, Rifqi mau menyerang negara api."

Secepat kilat Rifqi berlari tanpa memperdulikan bundanya yang geleng-geleng kepala melihat kelakuan Rifqi.

Namun secepat apapun Rifqi berlari, semuanya menjadi sia-sia. Saat Liana baru saja masuk kedalam mobil, kaos yang Rifqi kenakan tak sengaja nyangkut dipagar rumahnya. Saat ia sudah melepaskannya, Liana sudah pergi dengan terrios putih entah milik siapa.

"Shit!"

Tangan kirinya meremas paper bag yang sedang berada ditangannya tanpa sengaja.

****

Mata Reza nyaris kelilipan saat tak berkedip menatap Liana yang berjalan kearahnya. Liana yang menggunakan dress hitam selutut dengan sedikit make up tipis membuat gadis yang biasanya terlihat tomboy menjadi berubah begitu anggun.

[BBS #1] Kita Berbeda Where stories live. Discover now