#16

1.2K 64 1
                                    


"Pliss jangan tendang gue.."

"Hahaha mampus lo liat aja bentar lagi balik lo ke rumah lo," Kent memberikan senyuman picik nya pada Liana.

Liana menatap jari Kent dengan jantung berdebar. Seakan ia jatuh cinta pada Kent. Jari telunjuk Kent menekan layar benda pipih miliknya.

Dan...

"Aaaaah... gila lo curang! Gak! Gak! Lo curang Kent...."

Kent tertawa terbahak. Lucas yang merasa bingung dengan dua makhluk itupun berjalan mendekati mereka.

"Yee lu mah udah kalah malah bilang gue nya yang curang," sergah Kent.

"Kalian kena- astaga! Jadi daritadi kalian ribut cuman karena Ludo?"

Lucas menatap tak percaya, sementara Liana masih saja marah-marah tak jelas. Kent semakin terbahak melihat Liana yang entah sudah berapa kali kalah.

"Memang ya, dari permainan Ludo kita jadi bisa tahu kalau untuk meraih kemenangan kita harus menghianati temen sendiri," kata Dino sambil menggelengkan kepalanya dengan tangan memegangi dagu nya.

Kent membulatkan matanya, "Bangsat lo Din! Jadi lo mau hianatin temen buat bisa menang dalam segala hal?!"

"Bukan gitu bro! Ah lo mah baperan orang nya males gue!" Dino kembali sibuk memainkan ponselnya.

Sedangkan Liana masih berdecak kesal, Rifqi masih asik dengan novel yang di berikan Liana. Sebenarnya tak butuh lama menyelesaikan novel yang di berikan Liana, hanya saja ia membaca novel itu hanya saat ada Liana saja.

"Kent ulang dari awal gih!"

"Ogah!"

"Buruan Kent!"

"Males ah ntar lo kalah lagi," jawab Kent enteng membuat Liana gemas sendiri.

"Ayolah Kent!"

Kent hanya menggelengkan kepalanya membuat Liana terus saja membujuk Kent untuk bermain Ludo lagi.

Ben melepaskan earphone miliknya dan menatap Liana tajam, "Maksa amat sih! Balik gih ke kelas lo! Bikin ribut aja lo di sini!"

"Paan sih"

"Lo yang apa! Dateng ke kelas orang taunya buat keributan mulu"

"Ya suka-suka gue dong," jawab Liana santai bak di pantai.

"Gak bisa gitu"

"Paan sih Ben kelas inikan bukan lo yang bangun kok sewot banget sih"

"Lu sih ribut amat!"

Liana membulatkan matanya, menatap tajam Ben sambil berkacak pinggang. Begitu juga dengan Ben, semua yang berada di kelas XI IPS 1 tak begitu menghiraukan mereka. Karena sudah menjadi kebiasaan jika mereka berdua bertemu pasti akan terjadi perang dunia ketiga.

Berlebihan memang.

Kabarnya, Ben yang selalu memulai perdebatan diantara mereka. Banyak yang mengatakan jika Ben seperti itu karena dulu Liana tak menerima cinta Ben. Hingga membuat Ben benci pada Liana.

[BBS #1] Kita Berbeda Where stories live. Discover now