#13

1.3K 64 2
                                    


Kita teman tapi bahagia.

****

Sudah tiga hari semenjak kejadian malam itu, Liana dan Rifqi menjadi canggung. Dan sudah dua hari mereka saling diam saat berboncengan. Biasanya Liana selalu heboh dan hanya ditanggapi oleh Rifqi seadanya.

Namun kali ini nihil.

Nyaris tidak ada interaksi sama sekali.

Dan hal itu tentu saja tidak luput dari perhatian keempat sohibnya, Lucas, Kent, Ben dan Dino. Mereka bahkan merasa aneh melihat Liana yang bahkan tak seheboh biasanya saat makan dikantin. Gadis itu malah sekarang kekantin bersama Reza. Seperti hari ini.

Mata Rifqi memang tak melihat secara terang-terangan kearah meja Liana dan Reza saat ini, namun Kent tahu jika sohibnya yang satu ini sedang menahan api cemburu dengan berpura-pura membaca buku sejarah.

Plis deh lagi dikantin malah baca buku begituan..

"Ehemm Cas panggilin pemadam kebakaran gih!" Lucas, Ben juga Dino mengernyitkan dahi tak mengerti.

Sementara Rifqi masih tetap sama. Pura-pura sibuk.

"Buat apaan dah? Nggak ada kebakaran juga," ketus Ben.

"Ada Ben lo nya aja yang gak tau."

"Mane yang kebakaran? Mane?"

Ben menunjuk-nunjuk dadanya dramatis. "Ini, hati abang terbakar. Terbakar api cemburuuu.."

"Garing."

"Gak lucu banget."

"Bukan temen gue, bukan."

Kent terkekeh melihat wajah kesal ketiganya. Rifqi sendiri meremas erat buku yang saat ini sedang dibacanya. Matanya sesekali melirik kearah Liana yang sumpah demi kepala bulatnya doraemon baru kali ini Kent melihat Liana tersipu malu seperti cewek.

Jadi selama ini Liana bukan cewek?

"Eh coba lo pada perhatiin Liana deh." Keempatnya termasuk Rifqi menatap kearah Liana.

"Kenapa dia Kent?" Tanya Dino masih dengan menatap Liana. Ngga ada yang aneh tuh.

"Coba lo pada perhatiin baek-baek nih." Keempatnya mengangguk patuh. "Liana... kayak cewek ya?"

Rifqi mendengus kesal.

"Bodo amat Kent, bodo."

"Dosa apa gue temenan sama yang kayak begini."

Lucas yang merasa aneh dengan Liana menyipitkan matanya. Sejak kapan Liana bisa dekat dengan orang lain selain Rifqi?

"Rif?" Panggil Lucas. Ia hendak bertanya namun Rifqi sudah bangkit dari tempat duduknya, berjalan menuju Liana yang tidak hentinya tersenyum pada Reza.

Keempatnya hanya bisa memandangi Rifqi yang kini duduk bersama Liana dan Reza.

"Kalian pada sadar gak, sih? Mereka kayak sinetron ditipi yang sering adek gua tonton," bisik Kent tepat saat Rifqi mengambil risoles dari tangan Liana.

"Sinetron apaan? Sinetron hidayah?"

"Bukan lah. Mereka kayak sinetron Ada Dua Cinta, yang sontrek lagunya begini." Kent berdehem kemudian mengambil posisi berdiri. "Harus kah ku mati karena mu..."

[BBS #1] Kita Berbeda Where stories live. Discover now