Chapter 19

935 31 0
                                    

Benar dugaan Risa bahwa kakak nya telah menunggu dengan wajah tak biasa.

"Kemana aja? Jadi setiap hari kamu seperti ini? Iya Risa, Kakak ada disini saja kamu masih berani pulang tidak tepat waktu, bagaimana jika kakak tidak disini? Kakak nggak habis fikir ya. Sebenarnya apa yang kamu cari sampai kamu lupa pulang?"  Dan banyak sekali yang Dhani ucapkan untuk menyambut adiknya itu.

Risa hanya bisa diam, menunduk menyesali kelupaannya karna tak memberi tahu siapapun perihal ia yang pergi ke pantai.

"kenapa kamu diem? Kamu nggak mikirin kakak khawatir dekk, kamu cewek. Dan kamu juga.."

"Sayang udahh.. Mungkin Risa lupa kasih tau kamu. Jangan jahat gini jadi kakak" Kata Sarah sambil menuntun Risa yang masih menunduk takut, Sarah membawa Risa ke kamar.

"Udah dekk kamu mandi aja nggak usah dengerin kakak kamu. Dia lagi emosi, lain kali jangan bikin kak Dhani sama Kak Sarah khawatir ya" Sarah mengelus pelan rambut Risa." Ya udah sekarang kamu mandi. Setelah itu makan ya"

Risa menurut dia hanya mengangguk lalu Sarah keluar dari kamar Risa.

Saat makan malam hanya hening yang tercipta, hanya suara gesekan alat makan yang terdengar. Tak ada yang berbicara apalagi Risa yang masih tak mau menatap kakaknya. Dan Tiara yang dari tadi memilih bungkam.

"Aku mau ke kamar aja. Udah kenyang" Kata Risa yang belum menghabiskan makanannya.

"Loh itu makanannya belum habis lo dekk? Kok udah kenyang?" Tanya Sarah.

"Gak papa kak. Aku udah kenyang kok"

"Jangan ngehindarin kakak!" Kata Dhani yang meletakkan sendoknya dengan kasar, dan suaranya yang lebih tinggi dari biasanya.

"Aku nggak ngehindarin kakak" Jawab Risa pelan.

Dhani mendekati Risa. "Maafin kakak. Kakak cuma khawatir sama kamu, kakak nggak mau kamu kenapa-napa"

"iya kak. Maafin aku. Aku salah"

"Iya gak papa dekk. Lain kali kalo mau kemana mana kabarin kakak dulu ya. Biar kakak nggak khawatir"

"iya kak"

Sarah dan Tiara bisa tersenyum lega melihat adik kakak yang sudah berbaikan itu.

***
Kota jogja hari ini diguyur hujan, namun tak begitu deras. Banyak kendaraan yang berhenti di depan toko-toko dan minimarket. Termasuk Risa yang baru saja pulang dari kampus menggunakan motornya.

"Hujannya lama banget sih. Kapan gue bisa pulang ini, gue takut kak Dhani marah lagi, iishh ini Tiara juga pake acara ada jam tambahan kan gue sendirian jadinya" Risa ngedumel sendirian di depan toko bunga.

"Jangan ngeluh gitu, hujan itu rahmat dari tuhan" celetuk seseorang di belakang Risa.

Risa menghadap ke belakang, ia melongo melihat siapa yang ia lihat. Seketika ia langsung memeluk orang itu.

"Aaaa.. Frediiii" Risa memeluk Fredi dengan erat sampai ia sadar ada banyak orang yang melihatnya heran. Sementara Fredi terlihat senang karena Risa memeluknya."Ehh sorry kelepasan hehe. Kok lu disini sih Di? Ngapain?"

"Nyariin elu" jawab Fredi singkat namun mampu membuat Risa sedikit melongo.

"Hah? Nyariin gue. Ngapain? Aneh lu mah"

"Lu kan udah nolak gue. Jadi sebagai hukumannya lu nggak boleh ngelarang gue ngikutin lu kemanapun lu pergi"

"Mm.. Maksudnya? Kok.. Ada hukumannya?"

"Hahaha nggak usah gugup gitulah Sa. Gue becanda. Gue juga baru sampe di jogja dan nggak sengaja ngeliat elu. Gue pikir lu pindah ke luar negri, ternyata lu disini?"

"Iihh apaan sih lu. Lagian ngapain gue pindah ke luar negri. Kurang kerjaan tau nggak.  Eh lu ngapain ke jogja?"

"Ada urusan lah. Gue kan orangnya sibuk"

"Sok sibuk lu kecoa terbang wkwkkwk"

"Ehh dasar yaa tikus got hahhaha"

Kemudian mereka bercanda hingga hujan mulai reda. Dan Fredi memutuskan untuk mengunjungi rumah Risa, katanya sih pengen ngobrol banyak sama Tiara juga.

Setelah sampai dirumah Risa, Risa dan Fredi masuk ke rumah. Fredi memandangi rumah sederhana masih bernuansa tradisional khas jogja itu, Fredi yakin ini adalah rumah milik keluarga Risa.

"Heyy.. Ngapain diem aja disitu. Duduk sono" kata Risa.

"Astaga Risa gue tamu loh. Nyuruh duduk yang sopan kek. Silahkan duduk Fredi yang ganteng. Gitu kek"

"NGAREP. Udah duduk gih"

"Iya iya galak amat dah"

"Ini siapa dek? Pacar kamu yaa" Tanya kak Sarah yang baru datang dari kamarnya.

"Ehh ini pasti kak Sarah yaa. Dulu kak Dhani sempet cerita sih, Kenalin kak aku Fredi pernah nembak Risa tapi ditolak. Jadi saya bukan pacarnya Risa hehehhe"
Risa yang mendengar itu langsung menginjak kaki Fredi.Sontak Fredi langsung mengaduh. "Aduh. Sakit onyon"

"Ishh.. Kenapa lu bilang kalo pernah nembak gue sih" Tanya Risa geram.

"Oh ya? Risa kenapa Fredinya ditolak? Sayang loh" Tanya Sarah.

"jangan percaya sama kata kata dia kak. Dia itu sahabat aku waktu di jakarta. Kita bertiga sahabatan aku, Fredi, dan Tiara." Kata Risa.

"Hehehe iya kak. Tadi bercanda aja kok kak. Jadi aku itu yang paling ganteng diantara mereka" kata Fredi PD

"Ya iyalah orang lu cowok sendiri. Lagian lu juga nggak ganteng perasaan" jawab Risa sinis.

"Kayaknya udah akrab banget ya. Ya udah Fredi tunggu sini kakak buatin minuman dulu"

"Nggak usah repot repot kak. Es jeruk juga enak kok"

"Kampret lu emang" Kata Risa sambil menjitak kepala Fredi. Fredi hanya mengelus kepalanya.

"Hahaha. Iya bentar ya Fredi. Kakak ke dapur dulu kalo gitu" Sarah berlalu menuju dapur.

"Gue ke kamar bentar yak. Mau ganti baju, ati ati lu disini sendirian. Jangan ngumpet dipojokan! Hahhahha" kata Risa

"Siap bos" Kata Fredi sambil hormat.

"GILA lu"

Kemudian Risa berlari menuju kamarnya. Meninggalkan Fredi sendirian di ruang tamu.

•••• ••••

HOPE (COMPLETE)Where stories live. Discover now