Chapter 27

846 32 1
                                    

Taman yang indah terdapat banyak sekali bunga yang sedang mekar. Disinilah Risa, ia sedang menunggu seseorang. Kemarin setelah pulang kampus ia menerima pesan yang berisi gambar buku diary nya dan mengancam jika dia tidak pergi menemui orang itu maka ia akan membakar buku diary itu.

Bagaimana Risa tidak khawatir. Itu adalah buku diary kesayangannya dan tentunya menyimpan banyak kenangan. Risa tak mau jika harus kehilangan buku itu. Ia akhirnya menuruti kemauan orang itu. Yaa.. Orang dengan nomor telefon yang sama dengan orang yang selama ini mengirimi pesan-pesan tidak jelas yang membuat Risa bingung.

"Siapa sebenarnya orang itu? Apa yang dia inginkan dari gue? Siapa dia yang berkali-kali ngirim pesan kalo dia bakal kembali? Apa maksudnya semua ini?" Sebenarnya masih banyak lagi pertanyaan yang ada dibenak Risa.

Risa benar-benar bingung dengan keadaan yang menimpanya akhir-akhir ini.

Sudah sekitar 20 menit dia menunggu orang itu, namun yang ditunggunya tak kunjung datang. Apa dia tidak tau aku ada dimana? Atau dia memang sengaja untuk datang terlambat?

Risa bosan dan kali ini ia merasa telah ditipu. Ia berdiri dari tempat duduk nya memutuskan untuk kembali kerumahnya. Walau ia tak tau bagaimana lagi jika buku diary nya harus dibakar. Dia sudah datang tapi apa? Orang yang kemarin mengancamnya itu bahkan tak menampakan batang hidungnya. Membuat kesal saja.

"Jangan pulang" Suara yang datang dari belakang seiring Risa yang akan melangkahkan kakinya. Ini membuat Risa membalikan badannya. Benar-benar membuat bingung.

"Rizky? Kenapa dia ada disini? Jangan bilang dia yang neror gue dan dia juga kah yang bawa buku gue? Tapi.. Bagaimana bisa?" Pertanyaan-pertanyaan muncul seketika di benak Risa. Aneh! Itu yang dia rasakan.

"Risa.. Kenapa bengong?" Rizky menghampiri Risa. Membuat Risa sadar akan lamunannya. Walau ia tetap bungkam dan mematung."Oke. Mending kita duduk aja dulu"

Risa mengikuti kata-kata Rizky. Ia duduk kembali dan Risky juga.

"Ka..mu kenapa di..sini?" Tanya Risa gugup.

"Hmm.. Kamu pasti bingung ya? Maaf udah bikin kamu bingung.." Ucapan Rizky sebenarnya belum selesai namun Risa memotongnya.

"Jj.. Jadi kam..mu yang.. ambil buku aku? Dan kamu jug..ga yang ne.. ror aku?" Tanya Risa.

"Kayaknya tebakan kamu salah deh? Buku? Neror? . Oh Astaga pasti kamu lagi nunggu orang ya. Dan dia neror? kamu? Siapa yang berani-beraninya neror kamu?" Tanya Rizky setengah kaget. Risa diam saja."Ga bisa dibiarin ini. Kita harus laporin sa" Rizky berdiri dari duduknya.

"Rizky.. Apa sih? Ga usah berlebihan. Nanti kita juga tau kok" Risa ikut berdiri dan menatap Rizky.

"Enggak Sa. Kita harus..." Ucapan Rizky terpotong.

"Enggak usah Rizky.. Aku gak pa pa kok"

Rizky menatap Risa dalam sedalam-dalamnya. Namun tiba-tiba ada suara dari dalam tas Risa. Itu adalah suara ponsel Risa menandakan ada telfon.

"Hallo"

"Pulang sekarang. Atau temen lu gak bakal selamat!!"

"Risaa.. Tolong gue saa.. Risa.. Tolong"

Terdengar suara Tiara dari seberang sana.

"Tiara?? Lepasin temen gue.. " Risa baru saja ingin mengatakan sesuatu namun ponselnya diambil paksa oleh Rizky.

"Lepasin dia sekarang atau gue lapor polisi sekarang juga!" Kata Rizky tegas dan sedikit meninggi.

"Ahahahaha.. Lapor polisi? Kalo elu lapor polisi sekarang gue pastiin lu pulang nanti temen lu cuma tinggal nama" kata orang diseberang sana. Risa mendengar suara itu, suara yang sepertinya tidak asing menurutnya namun Risa tak peduli. Ia hanya memikirkan keselamatan Tiara sekarang.

"Oke. Sekarang mau lu apa?" Tanya Rizky geram.

"Gue mau Risa pulang sekarang!"

"Risaa.. Tolongin gue.. Aww lepasin!"

Teriakan Tiara membuat Risa semakin panik. Risa bisa mendengar suara itu karna ponsel Risa di loudspeaker.

"Oke gue pulang sekarang. Tapi jangan apa-apa in temen gue!" Jawab Risa yang mendengar suara dari ponselnya.

Setelahnya sambungan telepon telah dimatikan oleh orang itu. Risa segera beranjak pulang dan mencari taksi.

Namun saat Risa akan berjalan, tangannya ditahan oleh Rizky."Pulang sama aku aja" Kata Rizky lembut.

Risa segera melepas genggaman tangan Rizky."Enggak usah. Aku bisa naik taksi"

"Jangan nolak! Ini demi kebaikan Tiara juga kan? Kalo kamu nyari taksi nanti lama. Ayok!" Rizky menarik tangan Risa ke mobilnya.

Saat sampai di samping mobil Rizky. Tiara melepas paksa tangannya yang di pegang oleh Rizky"Apa sih ky? Nggak usah! Aku bisa pulang sendiri" Kata Risa.

"Kamu kenapa sih? Kamu ngehindarin aku terus. Kamu kenapa?" Rizky menghampiri Risa.

"Rizky please.. Sekarang bukan waktunya ngebahas itu. Tiara lagi dalam bahaya"

"Kalo gitu kamu pulang bareng aku. Kalo mau cepet nyelametin Tiara" Rizky membuka pintu mobilnya.

Risa mendesah pelan, ia masuk ke dalam mobil Rizky dengan terpaksa.

***
Di perjalanan Risa hanya diam, sesekali berbicara untuk menunjukan jalan ke arah rumahnya pada Rizky.

Setelah sampai di depan Rumah, Risa segera keluar dari mobil dan berlari ke dalam rumah diikuti oleh Rizky.

Dari arah luar tampak terdengar teriakan Tiara. Namun anehnya kenapa tetangga atau orang didekat sini tidak mendengarnya? Padahal Tiara berteriak cukup kencang.

Risa akan membuka pintu rumahnya namun pintunya terkunci.Risa berdecak kesal."SHIT!" Umpatan itu keluar begitu saja dari mulutnya."Woii.. Keluar lu pengecut! Lepasin temen gue"

"Risaa.. Tolooongg"

Rizky berusaha mendobrak pintu namun tetap tak terbuka.

"Keluar nggak lu! Atau gue telfon polisi sekarang juga" Kata Rizky sambil maasih berusaha mendobrak pintu.

Tak ada suara dari dalam sana.

"Lu siapa sih sebenernya? Lu mau apa dari gue? Kalo lu ada urusan sama gue, temuin gue. Jangan sakitin temen gue kayak gini" Risa pasrah. Ia menunduk lemas dan menangis, ia berfikir bahwa semua yang terjadi adalah karenanya.

Rizky melihatnya. Melihat pujaan hatinya menangis didepannya.Ini benar-benar sakit melihat orang yang kita sayangi menangis didepan kita. Rizky mendekati Risa memeluknya erat membelai rambut indahnya.

Risa menangis sejadi-jadinya dipelukan Rizky. Pelukan ini kah yang selama ini ia rindukan? Bahkan ini terasa sangat nyaman.

"Jangan nangis! Karena setiap tetesan air mata yang keluar dari mata kamu itu membuat sesak dihati aku" Kata Rizky sambil terus membelai rambut Risa.

•••• ••••

HOPE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang