Chapter 28

880 30 0
                                    

Rizky masih memeluk Risa sambil terus menenangkan agar Risa tidak menangis.

"Udah ya jangan nangis" Kata Rizky.

Risa kemudian melepas pelukannya pada Rizky. Ia baru sadar selama ia menangis tadi sama sekali tidak ada suara jeritan dari Tiara.

"Tiara?? Tiara.."Risa mencoba membuka pintu lagi dan kali ini pintunya tidak dikunci. Di dalam rumah ia mendapati seseorang berdiri membelakanginya.

"Lu siapa?? Tiara mana?"Risa masih berdiri di dekat pintu melihat-lihat sekitar namun hanya ada laki-laki itu saja.

Laki-laki itu membalikan badannya. Reflek Tiara menutup mulutnya sendiri."A.. Alfa?"

Alfa tersenyum pada Risa."Iya.. Ini aku Alfa"

"Jadi kamu yang neror aku. Oh astaga jadi ini maksud kamu 'kembali'? Maksud kamu apa sih Fa? Mana Tiara?"

"Oh Tiara? Dia didapur haus katanya teriak-teriak mulu dari tadi hahaha"

"Maksudnya ap..?" Ucapan Risa terpotong melihat Tiara yang keluar membawa minuman dari dapur.

"Gimana? Udah selesai peluk..." Tiara baru saja minum sambil berjalan namun ucapannya terhenti saat ia melihat Risa yang menatapnya.

"Tiara?? Ini apa sih maksudnya? Tiara lu apaan sih. Lu boongin gue ya?" Risa sedikit kesal.

"Oke.oke Risa jangan marah dulu. Oke" Alfa mendekati Tiara."Jadi gini. Sebelumnya gue minta maaf karna udah bikin lu panik"

"Udah seharusnya lu minta maaf" Ucap Risa cuek.

"Oke. Iya iya sorry. Jadi.."

"Udah udah gue aja yang jelasin" Kata Tiara memotong ucapan Alfa."Pertama gue minta maaf. Dulu waktu elu nggak mau gue ajak ke pantai gue ke pantai sendirian dan emang bener gue ketemu Rizky terus dia minta nomor elu jad.."

"Apa? Jangan bilang elu kasih nomor gue?"

"Etdahh.. Tungguin gue kelar ngomong kek" Tiara kesal karena ucapannya yang belum selesai. Risa mendesah kesal."Gue kasihnya itu nomor gue. Tapi nomor elu juga sih hehehhe"Risa menatap tajam Tiara Tiara hanya cengengesan.

"Jangan marah dulu. Lagian Rizky juga nggak ngehubungin elu kan?" Risa menggeleng sekaligus bingung."Lu inget pas elu ketemu Rizky dipantai? Waktu itu Rizky bilang kalo gue nyuruh Rizky tungguin elu kan?" Tiara menatap Rizky yang masih berdiri di ambang pintu.Risa mengangguk sambil mengingat-ingat.

Selanjutnya Rizky yang menjelaskan semuanya. Ia ikut berdiri di dekat Tiara

***
Kamu maafin aku kan?"

"Udah aku maafin dari dulu ky. Aku bukan orang pendendam. Aku cari kamu cuma buat jelasin itu, maaf ya udah ganggu kamu" Kata Risa melepas tangan Rizky dari kepala Risa. "Aku pulang dulu" Risa mulai melangkahkan kakinya pulang.

Rizky yang menatap kepergian Risa hanya bisa menyesal. Andai waktu bisa diulang..

Setelah kepergian Risa, Rizky berjalan menuju ke arah Risa pergi walaupun Risa terpaut cukup jauh. Ia hanya memastikan bahwa Risa baik-baik saja.

Rizky tersenyum setelah tau Risa telah masuk ke taksi."Semoga kamu baik-baik saja Sa" Kata Rizky sambil menatap taksi yang semakin lama semakin jauh. Setelah itu pandangannya teralihkan pada buku kecil yang jatuh dijalan tepat dibawah taksi yang dinaiki Risa tadi.

Rizky kemudian mencoba mendekat dan mengambil buku itu. Rizky melihat itu seperti buku Diary kecil beewarna merah. Saat Rizky membuka buku itu di halaman pertama ia melihat tulisan

Love is you my prince
'RAP'

-Risa's Diary-
---

"Ini pasti bukunya Risa. Tapi tunggu dulu 'RAP'? My prince?"

Kemudian Rizky duduk ditepi pantai sambil melihat-lihat buku itu. Lancang memang. Namun Ini satu-satunya cara agar dia bisa mengetahui isi hati Risa secara detail. Ia mulai melihat banyak curahan hati Risa disana. Salah satu yang membuat Rizky tertarik dan ia membacanya.

Aku tau aku lancang menduakan orang yang benar-benar aku sayang. Jika dia tau dia pasti sedih. Namun pangeran ku kini telah berubah. Aku tak tau aku yang salah atau dia yang salah. Atau kita sama-sama salah? dia bukanlah pangeran yang dulu aku kenal. Dulu dia seperti nafasku yang tak bisa lepas dariku. Namun kini nafas itu telah diganti oleh tabung oksigen yang membuat aku bisa hidup walau tak senyaman saat aku bernafas. Ada yang datang membuat aku tertawa walau tidak seperti pangeranku. Pangeranku telah berubah. Aku rindu kamu pangeranku.
-RAP-

Setelah membaca beberapa halaman ia baru menyadari bahwa 'RAP' yang dimaksud ini adalah dirinya sendiri. Yaitu Rizky Abara Pradana.

Rizky mengusap kasar wajahnya. Ia menyesal kenapa dulu ia terlalu fokus dengan Band nya yang terkenal dengan job melimpah sehingga lupa akan kekasih hatinya. Dan resiko nya adalah Ditinggalkan. Atau mungkin dilupakan?

Ia mulai berjalan gontai meninggalkan pantai. Ia tak melihat sekitar fikirannya hanya pada isi buku diary itu yang membuatnya semakin menyesal. Sejujurnya saat Risa menjelaskan Semuanya waktu itu Rizky sudah mengetahui semuanya dari Diary itu. Namun Rizky ingin mendengar langsung dari mulut Risa.

Ternyata Risa memang jujur bahkan Rizky merasakan sakit yang dirasakan Risa.

Rizky berjalan terus sampai ia tak sadar telah menabrak orang.

"Kalo jalan tuh pake mata, jalan nunduk aja lagi nyari koin lu?" Suara laki-laki membuat Rizky mendongakan kepalanya. Ia ingat orang ini. Laki-laki ini yang membuat Risa jauh darinya. Ya. Dialah Alfa.

"Lu?" Rizky geram ia ingin sekali melayangkan kepalan tangannya itu ke pipi laki-laki didepannya ini.

"Hay bro. Apa kabar lu?" Rizky semakin geram melihat sifat sok akrab dari Alfa.

"Lu ngapain nunjukin batang idung lu lagi? Masih mau rebut Risa lagi huh?"

"Kalo iya emang kenapa? Elu  kan udah putus dari Risa" Kata Alfa enteng.

Rizky benar-benar tak tahan. Tangannya sudah melayang ingin menonjok orang itu. "Woy.. Slow dong bro" Alfa menahan tangan Rizky."lu mau digebukin gara-gara mukul orang tanpa sebab?" Pertanyaan itu membuat Rizky berfikir dua kali.

"Mending kita duduk aja dulu bro" Rizky melepas tangan Alfa dari pundaknya yang menyuruh Rizky duduk.

"Apaan sih maksud lu? Lu tuh.."

"Duduk dulu kek. Nyerocos mulu kek emak-emak komplek. Lu dengerin gue atau lu akan semakin menyesal seumur hidup?" Dengan terpaksa Rizky ikut duduk di tepi pantai dengan Alfa.

•••• ••••

Chapter ini masih Flashback ya. Dan nanti di chapter selanjutnya mungkin juga, tapi nggak semuanya hehehe.

HOPE (COMPLETE)Where stories live. Discover now