Chapter 22

903 31 0
                                    

Dhani menuju kamar Risa, ia membuka pintu kamar dengan hati-hati.

"Dekk, ini kak Dhani. Kakak boleh masuk?" Tanya Dhani yang masih didekat pintu.

"Iya kak. Masuk aja" Jawab Risa. Ia sedang duduk di kasur memainkan ponselnya.

"Kamu kenapa lagi? Kok kamu suruh Tiara keluar kamar?" Tanya Dhani.

"Ihh pasti Tiara keceplosan lagi deh. Gue mesti bilang apa nih?"  Gerutu Risa dalam hati.

"Dek kok diem?" Tanya Dhani yang mendapati adiknya tidak menanggapi pertanyaannya."Tadi kata Tiara kamu lagi galau. Kenapa lagi? Pasti soal Rizky lagi" lanjut Dhani.

"Gak papa kok kak. Tiara bilang apa aja sama kakak?" Tanya Risa.

"Tiara bilang kalo kamu ngusir dia dari kamar. Kamu kenapa sih dek? Cerita sama kakak" kata Dhani membelai lembut rambut Risa.

Risa memeluk Dhani menyenderkan kepalanya di dada bidang milik Dhani. Dhani mengerti jika Risa sudah begini pasti hatinya sedang tertekan. Apa lagi yang terjadi dengan adiknya ini?

"Dek.." Kata Dhani lembut.

Tanpa disadari air mata Risa perlahan turun membasahi pipinya dan juga jaket Dhani.

"Kakak tau kamu pasti tertekan. Kakak ngerti kok nggak mudah buat lupain seseorang yang udah terlanjur kita sayang. Kalo kamu emang masih sayang kenapa nggak coba kamu kasih kesempatan?" Kata Dhani.

Risa melepas pelukannya, membersihkan air matanya.

"Kenapa aku yang ngasih kesempatan? Aku juga sadar diri kak, aku yang salah kan. Seharusnya Rizky yang ngasih kesempatan buat aku. Tapi kayaknya itu juga nggak akan mungkin kak" Kata Risa.

"Dek, Kamu aja udah bilang nggak mungkin. Kamu dengerin kakak. Disaat kamu ingin melupakan orang yang benar-benar kamu sayang, itu artinya kamu harus rela membuang semua kenangan tentang dia, mencoba untuk berpura-pura amnesia sama diri kamu sendiri. Atau carilah orang lain yang bisa membuat kamu lupa akan rasanya berpura-pura amnesia"

"Jadi maksud kakak, aku harus lupain Rizky?"

"Itu terserah kamu.. Kakak yakin apapun pilihan kamu, itu yang akan bikin kamu bahagia"

Risa kembali memeluk Dhani."Makasih kak atas semuanya. Aku nggak tau lagi kalo nggak ada kakak, aku pasti udah frustasi banget"

"Jangan bilang gitu dek. Kakak yakin suatu saat kamu pasti bahagia. Kalo kamu bisa, coba belajar lupain Rizky dan cari orang lain. Karna laki-laki didunia ini masih banyak dek"

Risa diam dalam fikirannya dia hanya mencintai Rizky. Mana bisa dia mencintai laki-laki selain Rizky, sementara selama ini ia mencoba melupakan Rizky namun hasilnya nihil.

"Kakak tau pasti susah buat lupain Rizky, tapi kakak yakin kamu bisa" Dhani mengusap sisa air mata yang ada di pipi Risa."Kakak keluar dulu. Kakak tau kamu butuh sendiri. Jangan terlalu larut dalam kesedihan dek. Kakak sayang kamu" Dhani merapikan rambut Risa yang berantakan lalu berjalan keluar kamar membiarkan Risa sendiri.

***
Risa tak begitu bersemangat dalam mendengarkan penjelasan dari dosennya kali ini. Ia merasa ingin cepat selesai dan segera keluar dari ruangan pembelajarannya kali ini.

Karena itu setelah selesai dengan penjelasan dosen yang membuatnya semakin pusing. Risa memutuskan untuk ke Cafe kampus. Di Cafe tidak banyak orang, namun ia terpusat pada satu orang didepannya. Orang itu terus memandanginya hingga ia merasa risih.

Risa mencoba tak melihatnya namun ternyata orang itu malah menghampirinya.

"Lu Risa kan? Anak hukum?" Tanya orang itu.

"Iya gue Risa. Kenapa? Kita saling kenal?" jawab Risa cuek.

"Enggak juga sih. Tapi gue sering liat elu jalan sama anak sastra"

"Hah? Anak sastra?" Risa mencoba memahami perkataan orang itu."Maksud lu Tiara. Dia emang sahabat gue. Kok lu tau?" Tanya Risa penasaran.

" Oh jadi namanya Tiara. Oke, Kenalin gue Tristan. Anak TI (Teknik Informatika). Gue boleh nanya sama elu nggak?"

"Nanya apaan?"

"Lu udah lama ya sahabatan sama Tiara itu?"

"Udah sih. Sejak SMK. Emang kenapa? Kepo amat sih?" Tanya Risa heran.

"Ooh udah lama. Dia orangnya kayak gimana ya. Jutek deh kayaknya?"

"Ehh tunggu tunggu. Kepo amat lu sama sahabat gue. Jangan jangan lu suka ya sama dia?"

"Jawab dulu kek pertanyaan gue"

"Nih ya. Lu tuh kalo suka sama orang deketin orangnya jangan sahabatnya. Gimana sih?"

"Lah gue deketin lu dulu kan biar bisa tau kesukaan dia itu apa. Biar enak PDKT nya gitu"

"Emm.. Kalo setau gue sih, Tiara itu.. "

"Risa lu disini gue cariin lu kemana.... Elu? Lu kan yang nabrak gue waktu itu" Tiara memotong perkataan Risa dan dia melihat orang yang menabraknya."Lu ngapain sa disini sama ni orang nggak jelas?" Tanya Tiara.

Tristan memberikan kode seakan memberi tahu Risa bahwa jangan memberi tau Tiara perihal Tristan yang menanyakan Tiara pada Risa.

"Hah?? Ituu.. Tadi kan tempat duduknya penuh jadi gue duduk disini aja" Ucap Risa beralasan." Duduk sini dulu lah Ra. Gue dari tadi sampe lupa pesen, gue pesen dulu ya"

"Lahh.. Lu suruh gue berduaan disini sama dia? Enggak ya. Males gue, mending gue yang pesen aja" Elak Tiara.

"No no no. Sekarang lu mau pesen apa? Biar gue yang pesenin. Nggak boleh ngeyel, gue marah ni. Mau lu gue usir dari kamar lagi?" Ancam Risa.

"Hiiih.. Oke fine. Gue pesen Capuchino aja, cepet gak pake lama. Awas aja kalo lama-lama" Ucap Tiara kesel.

Kemudian Risa berlalu memesan minuman. Tristan yang dari tadi memandangi Tiara tak henti, Tiara menjadi risih.

"Ehh.. Sableng ngapain lu ngeliatin gue kek gitu? Gue tampol juga nih"

"Ehh buset Santai aja dong. Gue kan lagi mandangin ciptaan tuhan yang paling indah yang pernah gue liat" Kata Tristan.

"Uwlekkk.. Pengen muntah gue denger omongan lu. Lu tuh nggak pernah liat cewek cantik apa ya?" Kata Tiara PD.

Tristan hanya menggeleng sambil terus memandangi Tiara sambil senyum-senyum sendiri. Tiara hanya bergidik ngeri melihat manusia aneh didepannya itu.

Tak ingin terus memandangi orang didepannya. Tiara langsung mengambil ponsel di tasnya dan mencoba fokus pada ponselnya.

Risa yang melihat dari kejauhan terus saja tersenyum melihat Tiara yang sepertinya tidak suka pada Tristan. Namun jika dilihat lagi mereka bisa disatukan karna tampaknya mereka serasi.

"Tiara.. Tiara.. Giliran ada yang suka sama elu aja. Lu malah judes kek gitu. Yang nggak suka sama elu malah lu kejar" Risa hanya geleng-geleng kepala.

•••• ••••

HOPE (COMPLETE)Where stories live. Discover now