Chapter 21

876 30 0
                                    

Rizky berlari mengejar Risa, untung saja Risa mendengar panggilan dari Rizky. Risa langsung berhenti dan menunggu Rizky.

"Kenapa Ky? Kok kamu sampe lari-lari gitu?" Tanya Risa setelah Rizky sampai di dekatnya.

"Kamu yang kenapa? Kenapa kamu kayak ngehindarin aku dan kenapa sikap kamu aneh?" Tanya Rizky

"Aneh?? Aku biasa aja kok ky. Mungkin cuma perasaan kamu aja kali dan aku juga nggak ngehindarin kamu" Jawab Risa.

"Enggak Sa, kamu berubah. Kamu berubah semenjak kita ketemu disini. Aku ngerasa ini bukan kamu yang dulu"

"Rizky please, ini aku dan aku nggak pernah berubah sedikitpun. Kamu ngerasa kalo aku ngejauhin kamu. Bukannya kita memang sudah tidak ada apa-apa lagi, lalu untuk apa kita harus sedekat dulu? Setidaknya kita sudah saling memaafkan. Please ky aku nggak mau buat masalah baru dengan terus berada didekat kamu"

"Masalah? Tunggu dulu, apa maksud kamu nggak mau buat masalah. Bahkan sampai sekarang kita baik-baik saja kan dan tanpa masalah. Apa kamu nggak inget yang aku bilang waktu itu? "

"Ky jangan persulit semuanya. Aku mohon kamu jangan bikin aku tambah pusing. Waktu itu kamu pergi, aku mencoba mengikhlaskan walau sulit lalu kamu datang lagi membuat seluruh panah yang dulunya tertancap dihati dan jantung aku perlahan musnah. Namun kamu menancapkannya lagi dengan kamu yang selalu terlihat mesra dengan orang lain. Aku tau aku salah ky jadi biarin aku ngelupain semua tentang kita dan juga ngelupain semua tentang kamu"

"Risa tunggu, terlihat mesra dengan orang lain? Siapa? Aku ng.." Ucapan Rizky terpotong.

"Sudahlah ky, lupain aku dan mulailah hidup kamu yang baru dan akupun juga akan begitu" ucap Risa memotong ucapan Rizky yang belum selesai.

Setelah itu Risa pergi meninggalkan Rizky yang masih bingung dengan semua perkataan Risa tadi.

Rizky mengusap kasar wajahnya.

"Apa lagi ini? Siapa yang dimaksud Risa?" Rizky bingung, ia mulai berfikir keras tentang siapa yang dimaksud Risa.

***
"Ra, pulang yukk. Males gue disini terus" Ajak Risa yang baru saja datang.

"Eh Sa, jangan pulang dulu sini deh. Lu pasti nggak bakalan percaya deh sama ceritanya Nindy. Dia itu ternyat.."

"Ya udah kalo lu nggak mau pulang. Gue pulang aja sendiri" Risa memotong ucapan Tiara.

Risa mengambil tasnya lalu berjalan keluar pantai untuk mencari taksi dan mengabaikan sahabatnya.

"Lahh kenapa lagi sih tu anak? Gue susul dia dulu lah" Tiara mengambil tasnya.

"Ehh lu mau pulang juga Ra?" Tanya Fredi.

"Iya nih keknya si Risa lagi badmood. Lu tau sendiri kan Si Risa kek gimana?" kata Tiara.

"Iya sih. Ya udah ati-ati lu, awas nginjek semut ntar kasian semutnya" kata Fredi yang masih sempat melucu di keadaan seperti ini.

"Thanks loh. Ya udah gue duluan semua. Bye.. Muaachh" Kata Tiara berlari sambil melakukan gaya cium jauh menggunakan telapak tangannya.

***
Sampai dirumah Risa hanya diam tak mengucapkan satu katapun bahkan saat di taksi tadi dia mengabaikan semua pertanyaan yang Tiara lontarkan.

"Ihh Risa lu kenapa sih?" Tiara menahan Risa yang hendak membuka pintu kamar.

"Apaan sih Ra. Gue mau masuk. Awas"Kata Tiara jutek.

"Nggak! Lu nggak boleh masuk kecuali lu jelasin dulu, lu kenapa?"

"Gue nggak kenapa-napa Ra. Udah ahh gue mau masuk" Risa memaksa Tiara untuk tidak menghalanginya. Tiara kalah kuat untuk menahan Risa. Akhirnya Risa masuk, dan masih dengan tanda tanya besar di kepala Tiara.

Risa menuju kamar mandi dan Tiara yang masih enggan bertanya.

Setelah Risa keluar dari kamar mandi. Tiara langsung menghampiri Risa di meja Rias.

"Sa gue kan tadi.." Ucapan Tiara lagi-lagi dipotong oleh Risa.

"Ra, kalo lu mau ngomongin yang nggak penting. Please nanti aja dan please lu keluar dulu ya. Gue lagi pengen sendiri" kata Risa.

"Tapi Ra ini soal.."

"Ra.. Please. Lu bisa kan keluar bentar. Atau kalo lu nggak mau gue aja yang keluar, lu yang disini"

"Okelah gue keluar. Padahal kan gue belum selesai ngomong, hobi banget motong ucapan orang. Motong-motong daging kek, ini motong ucapan, nggak enak banget" Tiara ngedumel sambil berjalan keluar. Saking seriusnya ngedumel dia sampai nggak ngeliat pintu di depannya."Aduhh.. Aww.. siapa sih yang mindahin pintu disini. Perasaan kemarin nggak disini?" Kata Tiara sambil mengelus-elus jidatnya. Mungkin saking bingungnya Tiara ia jadi lupa tempat pintu, padahal dari jaman Rumah itu dibangun Pintunya memang sudah disitu. Ahh Dasar Tiara.... Mungkin ini kejadian lucu namun apa kalian tau dari tadi Risa tak peduli sedikitpun pada Tiara. Kasian ya Tiara (wkwkwkwk).

"Uuh. Benjol nggak yah? Oh my God bisa ilang aura kecantikan gueh kalo sampe benjol" Kata Tiara sambil berjalan menuju Ruang TV.

"Kenapa dekk? Jidatnya dipegangin gitu?" Tanya Dhani yang baru saja pulang dari MiniMarket.

"Ini nih kak. Kejedot pintu kamar, gimana kalo benjol kak huuu..huu" Kata Tiara sambil nangis bombay.

"Astaga dekk cuma merah itu kompres aja sama air anget. Nggak bakalan benjol kok. Jangan nangis gitu, udah jelek tambah jelek hahahahaha" ucap Dhani.

"Iihh kak Dhani Nyebelin. Ini semua gara-gara Risa. Galau sih galau tapi nggak usah ngusir gue juga keles" Ucap Tiara langsung menutup mulutnya tak sadar ia sedang berbicara dengan Dhani.

"Hah?? Galau? Risa kenapa lagi?" Tanya Dhani.

"Hah? Eng.. Nggak kok kak. Itu tadi Tiara anu.. Itu.. Anu.." Tiara Gugup.

"Anu. Itu. Anu. Itu. Apa?? Bilang Risa kenapa" Dhani mengintrogasi Tiara. Tiara gugup,gemetar dan bingung.

"Risaa.. Anu kak.. Dia.. Mending kak Dhani liat sendiri aja.. Ehh" Tiara menutup mulutnya lagi karena secara tak langsung ia memberi tahu Dhani bahwa Risa memang sedang galau.

Tanpa mengucap kata apapun Dhani segera meletakkan tas kresek belanjanya di kursi dan berlari ke kamar Risa. Sementara Tiara menepuk jidatnya sendiri karena keceplosan.

"Aduhh.. Jidat gue" Astaga Tiara, udah tau jidatnya sakit abis kejedot pintu malah ditepuk.
Haduh Tiara Tiara.😂😂

•••• ••••

HOPE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang