Matahari ke-8 : Mencari dan Menemukan

974 47 5
                                    

Kebahagiaan baru mampu membuat kita lupa akan tujuan awal ketika kita melangkah pertama kali.

¤¤¤

Setelah Vania dan Franky selesai menikmati minuman dan beberapa makanan di kafe Maraca Books and Coffe, mereka bergegas keluar kafe dan hendak segera mencari masjid untuk melaksanakan sholat dzuhur karena sebentar lagi telah masuk waktu sholat.

Motor Franky kembali membelah jalanan kota Bogor dengan kecepatan sedang. Tidak terlalu memakan waktu lebih lama, motor Franky langsung terparkir di salah satu masjid yang terletak di kota Bogor Selatan.

"Nanti setelah sholat kita ketemuan di sana aja yah," tunjuk Franky pada salah satu kedai mie ayam yang letaknya tidak terlalu jauh dari masjid.

"Oke."

Setelah itu mereka berpencar untuk mengambil air wudhu di tempat yang telah disediakan. Beruntung saat mereka selesai berwudhu ternyata sholat berjamaah belum dimulai dan mereka bisa ikut sholat berjamaah dengan beberapa warga setempat yang sholat di masjid tersebut.

Sholat dzuhur berjamaah di masjid berjalan dengan khidmat, lalu dilanjutkan dengan acara doa bersama dan bersalam-salaman satu sama lain, tetapi tentu saja yang sesama jenis, karena antara tempat sholat perempuan dan laki-laki terdapat penghalang berupa tirai yang menjuntai.

Setelah selesai sholat, Vania langsung keluar dari masjid dengan keadaan hati yang begitu tenang.
Ini yang harus dilakukan setiap orang, dalam keadaan apapun, di manapun, sholat memang tidak boleh ditinggalkan.

Ketika matanya melihat kedai mie ayam yang dimaksud Franky, dia langsung melangkahkan kakinya menuju kedai mie. Namun, ketika dia memasuki kedai itu ternyata Franky belum ada di sana.

"Mau pesan apa?"

Salah satu pelayan di kedai itu langsung menghampiri Vania dan menanyakan pesanannya.

"Es teh aja Mba, nanti makannya nyusul soalnya lagi nunggu temen."

Pelayan itu mengangguk sopan lalu mempersilakan Vania untuk duduk terlebih dahulu. Gadis itu sengaja duduk tidak terlalu jauh dengan pintu masuk agar bisa melihat kalau-kalau Franky datang nanti. Dia mengeluarkan ponsel dari tas kecilnya lalu mengirimi pesan singkat pada Franky untuk menanyakan keberadaannya.

"Silakan." Pelayan itu menaruh es teh pesanan Vania lalu meletakkannya di atas meja sebelum kembali berlalu.

Mungkin menunggu Franky sebentar saja bukan masalah baginya, tapi dia tetap saja khawatir jika sampai saat ini Franky belum menemuinya. Jika dia ingat-ingat, tadi para jamaah pria juga sudah berhamburan keluar dari masjid, tapi kenapa sampai saat ini Franky tak kunjung datang.

Akhirnya Vania bangkit tanpa mencicipi terlebih dahulu es tehnya, dia langsung menghampiri salah satu pelayan dan membayar es teh yang dia pesan.

Langkah kakinya kembali menghampiri parkiran masjid saat dia dan Franky terakhir bertemu, mungkin saja Franky sedang mengambil sesuatu di jok motornya atau motornya mogok, tak ada yang tahu.

Kedua alis Vania bertautan ketika melihat motor Franky masih terparkir rapi di sana, lalu dia melangkah memasuki pekarangan masjid untuk melihat tempat sholat pria, mungkin saja Franky masih menjalankan sholat sunah di dalam. Tapi hasilnya nihil, dia tak menemukan Franky di dalam.

Gadis itu mulai menyerah mencari Franky saat ini, dengan langkah beratnya dia kembali berjalan menjauhi masjid dan dia tak tahu harus mencari Franky ke mana lagi. Sesekali dia menanyakan keberadaan Franky dengan menyebutkan ciri-cirinya pada warga setempat yang kebetulan tengah berjalan, tapi mereka tak ada yang menjawab bahwa mereka melihatnya.

Matahari Sempurna (Completed) ✓Where stories live. Discover now