Matahari ke- 10 : Pertengkaran

916 39 0
                                    


Aku rela bersikap konyol untuk kebaikan kita bersama.

¤¤¤

Setelah Vania menghabiskan waktunya untuk menjalankan hukuman tidak boleh mengikuti pelajaran matematika dari Pak Hermawan, dia bergegas pergi dari kantin meninggalkan Alaric yang harus menunggu kurang lebih dua jam pelajaran lagi untuk bisa mengikuti pelajaran di kelasnya.

Ketika gadis itu melangkahkan kakinya memasuki kelas, saat itu juga dia langsung melihat Franky berjalan mengikuti derap langkahnya sampai samping meja tempat duduknya.

"Ambil ini!" ujar Franky sembari menyodorkan buku tulis dari tangannya ke arah Vania.

Vania mengernyit heran masih dengan posisi berdirinya. "Buku aku kok ada di kamu?"

"Tadi aku ambil buat aku tulisin materi Pak Hermawan." Franky menarik kursi Vania agar sedikit keluar dari dalam bawah meja. "Duduk aja, nanti kesel lho ...."

Vania tersenyum sopan ke arah Franky, setelah dia melihat raut wajah pria itu yang sedikit berbeda padanya membuat dia sedikit waswas karenanya. Pasalnya, tepat ketika mereka tidak saling bertemu setelah sholat dzuhur di masjid kemarin siang, mereka belum berkomunikasi sama sekali sampai saat ini.

"Makasih, ya," ujar Vania sembari mendudukkan dirinya di atas kursi.

Franky hanya mengangguk kecil tanpa senyum yang biasa dia perlihatkan pada Vania, itu membuat Vania sedikit keheranan melihatnya.

"Kamu mau ngomong sesuatu?" tanya Franky sembari berdiri tegak tepat di samping meja Vania.

"Eum ... soal kemaren?" kata Vania dengan nada yang sedikit ragu-ragu.

"Ada apa sama kemaren?"

Vania mendongakkan kepalanya ketika mendengar nada bicara Franky yang terdengar tidak biasa. Dia berpikir bahwa Franky seperti ingin meintrogasinya, padahal seingat Vania ... yang menghilang kemarin adalah Franky dan dia yang ditinggalkan.

"Kamu ke mana setelah selesai sholat dzuhur di masjid?" tanya Vania.

"Aku?" Franky menunjuk dirinya sendiri menggunakan jari telunjuk tangan kanannya.

Vania hanya mengangguk pelan mendengarnya.

"Aku bahkan lagi nyiapin sesuatu buat kamu saat itu," ucap Franky menatap manik mata Vania yang mendongak ke arahnya.

Mata Vania menyipit mendengarnya, sesuatu apa? Bahkan yang Vania dapat setelah itu hanya sebuah kecemasan karena Franky tak kunjung menemuinya. Pria itu benar-benar menghilang setelah menjalankan ibadah sholat dzuhur berjamaah di masjid, bahkan ketika Vania menyisir jalanan untuk mencari Franky pun dia tak menemukannya sama sekali.

Tak bisa dipungkiri bahwa Vania cemas saat itu, dia datang bersama Franky tapi dia tak bertemu lagi dengan pria itu setelah menjalankan ibadah sholat dzuhurnya.

"Kamu nggak nungguin aku 'kan di kedai mie ayam itu?"

"Aku sempat ke tempat itu Ky, tapi aku terlalu menunggu lama jadi aku putuskan untuk mencari kamu ke masjid tapi kamu nggak ada," jelas Vania pada Franky.

"Kamu berbohong," tebak Franky dengan tatapan mata penuh selidiknya pada Vania.

Cepat-cepat Vania menggeleng saat itu juga, untuk apa dia harus berbohong jika dia memang menunggu Franky siang hari itu. Kalau memang Franky tetap tak ingin mempercayainya, dia bisa mendatangkan pelayan yang malayaninya kemarin dan mengatakan yang sebenarnya pada Franky.

Matahari Sempurna (Completed) ✓Where stories live. Discover now