DIFFERENT FEELING

1.6K 85 4
                                    

Maaf lama apdet hihii
¤¤¤

Aku terbangun di ruangan serba putih yang ku ketahui ini adalah rumah sakit. Oh astaga, untuk yang ke sekian kalinya aku masuk sini dalam 2 bulan terakhir ini. Sejujurnya aku membenci rumah sakit. Mulai dari baunya hingga perspektif orang-orang kalau yang ada di rumah sakit itu sudah pasti sakit. Ah sudahlah lupakan.

Aku jadi ingat kejadian saat di halte depan sekolah waktu itu. For the first time, aku melihat tawuran antar sekolah langsung di depan mataku. Dan kalau saja tidak ada yang menolongku untuk pergi dari sana, aku tidak tahu apa jadinya aku. Dan bahkan mungkin aku sudah lebih parah dari kondisiku saat ini.

Shanin? Badgirl itu menolongku? Kenapa sama seperti dalam mimpi? Meski kejadiannya berbeda, tapi tetap saja dia yang menolongku.

Cklek
Pintu ruanganku terbuka dan nampaklah Papih, Alleshia dan Alka yang terlihat sangat khawatir.

"Ah syukurlah kamu sudah sadar, nak." Papih menghembuskan napas lega.

"Iya syukur kakak sudah sadar. Kak Lega tidak tahu seberapa khawatirnya kami saat mendengar kabar kalau kakak masuk rumah sakit."
Aku tersenyum lemah. Aku mungkin tidak tahu, tapi aku yakin kalau mereka sangat sangat sangat mencemaskanku.

"Untung aja lo gapapa, Ga. Tapi tenang, gue udah urus si Badgirl Shanin itu. Gara-gara dia lo jadi masuk rumah sakit kaya gini. Emang ya, ga dia ga temen-temennya, semuanya sama-sama berandal. Bisanya cuma buat susah orang aja. Li-"

"Alle, kamu tidak boleh seperti itu sayang. Karena biar bagaimanapun anak perempuan tadi yang bawa Allega ke sini. Harusnya kamu berterima kasih."

"Cihh ga sudi. Lega kena masalah juga udah pasti gara-gara dia, pih. Percaya sama Alle. Orang geng nya aja para pembuat rusuh semua kalo di sekolah."

Aku hanya diam memperhatikan Alleshia dan papih yang berdebat kecil. Aku ingin menyela dan mengatakan kalau Shanin tidak ada urusannya dengan tawuran itu, justru dia yang menolongku. Tapi aku tahu, dalam emosinya saat ini, Alle tidak akan mendengarkan aku, termasuk papih sekalipun.

"Terus dia di mana sekarang?" Tanyaku.

Alleshia mengaedikkan bahunya dan papih menggelengkan kepalanya.

"Tadi sih Alka lihat dia ada di Parkiran setelah kak Alle menghajarnya."

"Apa???"

"Iya udah gue hajar tuh cewek ga bener. Lagian siapa suruh dia bawa-bawa lo dalam masalahnya. Biar mampus sekalian."

"Alleshia!" Sentak papih.

"Apa sih pih? Alle kan cuma belain Lega. Salah memangnya kalau Alle belain saudara kembar Alle sendiri? Udah ah, Alle mau pulang."

BRAKK

Pintu tertutup dengan sangat keras bersamaan dengan Alleshia yang menghilang dibaliknya.

"Jangan khawatirkan Alle, dia sedang emosi." Ujar papih.
"Ya sudah, papih pulang dulu ya nak. Nanti malam papih kembali lagi ke sini." Lanjutnya.

"Biar Alka yang jagain kak Lega."

Tak lama setelah papih keluar, kini hanya ada aku dan Alka yang ada di dalam ruangan ini.
"Memangnya harus ya dirawat seperti ini?" Tanyaku.

"Iya harus, wajib malah." Jawab Alka yang tengah duduk di sofa sambil memakan buah.

"Berasa sakit parah:("

¤¤¤

Setelah semalam aku dirawat di rumah sakit, esok siangnya aku sudah diperbolehkan pulang. Tapi apa kalian tahu? Dokter mengatakan kalau aku harus membatasi kegiatan yang membuatku cepat lelah. Bahkan beliau mengatakan kalau aku harus istirahat total selama dua hari.

My Pretty Boy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang