KENCAN PERTAMA

1.4K 75 1
                                    

¤¤¤

Bisakah aku berharap waktu berhenti di detik ini juga?
-Allega Putra Mahendra-

"Jadi, sampai kapan Elang seperti ini? Elang pasti sadar kan dok?"
Aku menatap Shanin yang berbicara pada dokter yang menangani Elang. Mata hijaunya penuh harap saat menatap orang yang sangat disayanginya masih berbaring lemah di ranjang rumah sakit.

"Saya belum bisa memastikan kapan Elang akan sadar. Berdoalah pada Tuhan, hanya Tuhan yang berkuasa untuk itu." Ucap dokter sebelum akhirnya keluar dari ruangan tersebut.
"Kalau begitu saya permisi."

Aku mengangguk kemudian berjalan mendekati Shanin. Dan aku mengusap rambutnya.
"Elang pasti sadar, percayalah."

Shanin mengangguk tanpa menatapku. Ia menggenggam tangan Elang yang masih terpasang selang infus.
"Cepet sadar ya, Lang. Gue tau lo kuat. Lo kan masih punya janji ke gue. Pliss wake up, Lang."

Aku tidak bisa melihat Shanin terus sedih seperti ini, hatiku sakit melihatnya.
"Besok malam, aku mau ngajak kamu ke suatu tempat, kamu mau?"

Mata hijau itu menatapku dan membuat jantungku berdebar tak menentu.
"Lo ngajak gue kencan ceritanya?"

Kencan?

"Maybe" kataku.

"Oke"

Entah kenapa aku sangat senang mendengar jawabannya. Oke.

¤¤¤

"Beda aja yang lagi kasmaran. Liat tuh pih, Lega udah kaya orang gila senyum-senyum sendiri."
Aku menatap malas Alleshia.

"Sudahlah Alle, biarkan kakakmu bahagia."

Aku melangkahkan kakiku menuju kamarku. Kemudian membaringkan tubuhku di atas tempat tidurku saat aku tiba di sana.

Aku sudah tidak sabar menunggu malam besok. Aku harap Shanin akan senang melihatnya.

"Kak Lega kenapa senyum-senyum sendiri?"

Aku melihat Alka yang tiba-tiba muncul di hadapanku?

"Ya ampun Alka, aku kaget. Kenapa kamu tiba-tiba muncul di sini?"

Alka tertawa? Emang dasar adik durhaka. Setelah membuatku kaget, bukannya meminta maaf tapi malah tertawa.

"Aku dari tadi emang di sini, kakaknya aja yang ga nyadar."

Aku mengelus dadaku.
ya Tuhan, sabarkanlah Allega dalam menghadapi saudara macam Alka dan juga Alleshia.

"Untuk apa kamu ada di kamarku?"

Tidak cukup kah Alleshia yang sering masuk ke kamarku tanpa ijin? Dan sekarang ditambah Alka?

"Alka sengaja sedang menunggu kakak di sini."

"Iya untuk apa menungguku di sini? Kita kan bisa bertemu di family room. Kamu pikir kamarku ini tempat umum yang siapapun orang bisa masuk? Aku juga punya privasi."

Alka menggaruk tengkuknya yang aku yakin tidak gatal sedikitpun.
"Maaf deh, tapi ini urgent, kak Le."

Aku menghela napas.
"ya sudah, kenapa?"

My Pretty Boy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang