LEBIH DEKAT

1.4K 77 1
                                    

¤¤¤
☝Alva☝
¤¤¤

"Gue ga habis pikir sama lo, Ga. Kok lo mau-maunya sih temenan sama si Shanin? Lo kan tau kelakuan buruknya kaya gimana, Ga."

Aku terus melanjutkan kegiatan rutinku membaca novel Fantasy yang baru saja aku beli kemarin. Bukan aku tidak mendengarkan perkataan Alleshia, tetapi aku hanya malas untuk ribut dengannya hanya karena satu hal.

"Ish lo tuh ya, gini kan jadinya kalo lo temenan sama badgirl itu! Ga mau lagi dengerin omongan gue! Fine!!"

BRAKK

Pintu tertutup bersamaan dengan Alleshia yang juga keluar dari kamarku. Aku menghela napas. Bagaimana caranya agar aku bisa membuat Alleshia mau menerima keputusanku ini?

¤¤¤

"Alle duluan pih." Katanya sambil melewati meja makan begitu saja.

"Kamu tidak sarapan, sayang?"
Alleshia terus berjalan tanpa mempedulikan papih yang bertanya padanya.

Aku menaruh garpu dan sendok di piring makanku dan kemudian pergi menyusul Alleshia.

Ini tidak bisa dibiarkan. Aku tau Alleshia marah padaku, tapi dia tidak bisa bersikap seperti itu pada papih.

"Pih, Lega juga berangkat duluan ya. Bareng Alle. Assalamualaikum."

"Tapi-"

"Dah papih."

"Waalaikumsalam."

Aku berjalan menuju mobil Alleshia yang terparkir rapi di halaman rumah. Kemudian aku ikut masuk di kursi samping kemudinya.

"Ngapain lo ikut mobil gue? Turun."

Aku menyumpal kedua telingaku dengan earphone. Dan setelahnya terdengarlah lagu favoritku, Don't Let Me Down dari The Chainsmokers feat. Daya.

"Allega Putra Mahendra."

Aku menoleh ke arahnya lalu memasang senyum semanis mungkin.
"Pliiiissss jangan marah ya."

Alleshia berdecak.
"Mana bisa gue marah saat liat wajah lo yang kaya gitu?"

Yes

"Jadi kita baikan?"
Alleshia hanya bergumam.

Tidak apa-apa, yang penting aku dan Alleshia sudah berbaikan. Aku tidak tahu bagaimana nantinya jika aku harus marahan dengan Alleshia?

¤¤¤

Aku dan Alleshia berangkat berdua ke sekolah dengan menggunakan mobilnya. Tidak seperti biasanya memang. Kali ini Alka tidak ikut dengan kami sebab kemarin sore saat dia pulang latihan basket, badannya panas, Alka sakit jadi dia tidak masuk sekolah hari ini.

"Pagi Allega."

Aku tersenyum saat Shanin menyapaku di koridor kelas X.

"Minggir lo semua! Dikata ini jalanan nenek moyang kalian?!"
Aku menatap Alleshia yang sedang menahan amarah pada empat orang yang ada di hadapan kami saat ini.

Shanin, Rio, Elang dan Adnan.

"Santai dong, kalo ngomong bisa kan ga pake urat?"

"Bacot!"

"biasa aja dong!"

"Bacot anj*ng!! Minggir ga?!"

"Heh, bilangin ke sodara kembar lo, jangan cuma otaknya aja yang pinter tapi mulut kaya yang ga pernah disekolahin."

Aku menarik lengan Alleshia yang hampir menjambak rambut Rio yang sedang berlalu dari hadapanku diikuti oleh Elang.

"Maafin sikap Rio ya, dia orangnya emang begitu." Ucap Adnan.

My Pretty Boy✔Where stories live. Discover now