HUG

1.2K 78 1
                                    

¤¤¤

Kenapa harus se-sakit ini saat aku melihat kamu berpelukan dengannya?
-Allega Putra Mahendra-

M

alam ini aku masih dirawat di rumah sakit. Dokter tidak memperbolehkan aku pulang. Tidak tahukah kalau rasanya aku sudah bosan karena sudah terlalu sering menginap di rumah sakit?

Pikiranku kembali melayang pada saat tadi Shanin menungguiku di saat papih, Alleshia dan Alka sedang keluar. Aku teringat wajahnya yang sendu. Aku yakin dia menangis tadi.

Kelilipan? Aku tidak sebodoh itu untuk percaya dengan alasannya. Sudah jelas-jelas dia menangis.
Dan yang jadi pertanyaanku saat ini adalah, apa yang membuat Shanin menangis?

"APA????"

Aku refleks menoleh ke arah Alka yang berteriak sambil beranjak dari sofa. Papih dan Alleshia yang sedang asik menonton film action di laptop milik Alleshia pun juga ikut menoleh ke arah Alka.

"Kenapa sih lo?? Ngagetin tau ga???" Alleshia terlihat sangat kesal sebab acara nontonnya terganggu oleh teriakan Alka.

Aku tertawa melihatnya, pasti sebentar lagi akan terjadi keribu-

"Shanin."

tan.

Dan tawaku langsung berhenti saat Alka menyebutkan nama Shanin.

"Ada apa dengan Shanin?"

Aku menatap Alka cemas. Aku takut terjadi apa-apa dengannya. Karena entah kenapa, perasaanku mulai tidak enak sekarang.

"Gue tadi buka ig, terus iseng liat instastory-nya si Evania, temennya Shanin, terus-"

"Bisa ga sih langsung to the point??!"

Aku berharap Shanin baik-baik saja.

"Bunda Shanin meninggal."

Tiga kata itu sanggup membuat napasku tercekat. Dadaku sesak.

"Ga, tenang Ga."

Shanin pasti sangat sedih karena harus kehilangan bundanya. Aku ingin menemaninya, dia pasti butuh teman. Ya. Tapi dadaku sesak.

"Dokter, tolong anak saya dok."

"Kak, tenang kak."

"Lega, lo harus tenang, Ga."

Aku melihat dokter datang, menyuntikkan sesuatu di lenganku dan setelahnya -gelap.

¤¤¤

Aku membuka mataku dan melihat papih, Alleshia dan Alka dengan wajah cemasnya.

"Syukurlah kamu sudah sadar, sayang. Papih sangat mencemaskanmu."

I know, pih. Karena itu tercetak jelas di wajah papih.

"Lo gatau seberapa khawatirnya gue waktu liat lo tadi, Ga. Gue takut lo kenapa-kenapa."

Aku juga tau, terlihat jelas jejak air mata di wajah kamu, Alle.

"Sumvah kak, kalau sampai terjadi apa-apa sama kakak tadi, Alka ga akan bisa maafin diri Alka sendiri."

Aku juga tahu itu, Alka. Kamu pasti merasa bersalah pada kakak. Karena setelah mendengar kabar dari kamu kalau bundanya Shanin mening-

"Aku harus temui Shanin."

Baru saja aku ingin beranjak dari tempat aku berbaring, Papih, Alleshia dan Alka menahanku.

"Jangan." Ucap mereka serentak.

"Tapi aku harus menemuinya. Shanin pasti sedih. Dia pasti butuh teman. Aku mohon, izinkan aku untuk menemui Shanin malam ini."

My Pretty Boy✔Where stories live. Discover now