EPILOG

1.7K 78 0
                                    

¤¤¤

"Bagaimana dengan jantung baru kamu, nak?"

Aku tersenyum ke arah papih, Alleshia dan Alka. Aku tak mengira bahwa aku masih bisa melihat mereka. Aku kira aku sudah tiada, tapi ternyata masih ada orang yang rela mendonorkan jantungnya untukku. Aku harus mengucapkan terima kasih pada orang itu.

"Lebih baik, pih." Kataku.

"Syukurlah"

"Gue seneng banget akhirnya lo ga jadi pergi tinggalin kami, Ga."
Alleshia memelukku sekilas.
"Lo ga tau seberapa takutnya gue saat ngeliat garis di monitor berubah jadi lurus. Astaga ya Tuhan.."

"Tuhan masih menginginkan Kak Le untuk berkumpul bersama kami di sini."

Aku jadi ingat mamih.

"Mamih, kenapa aku tidak bisa memasuki gerbang ini?"

"Coba lagi"

"Tetap tidak bisa mamih"

Mamih tersenyum,
"Mungkin memang seharusnya kamu kembali, nak. Belum saatnya untuk kamu ikut dengan mamih."

¤¤¤

Satu minggu kemudian setelah operasi, aku kembali bersekolah. Aku tidak sabar ingin bertemu dengan Shanin. Terakhir kali aku melihatnya, Shanin berbeda. Sampai pesan terakhirnya yang mampu membuatku hampir kehilangan nyawa. Aku ingin meminta penjelasan padanya. Kenapa waktu itu dia menginginkan kami putus?
Setidaknya untuk sekarang ini, aku sudah lebih kuat untuk menerima setiap penjelasan yang mungkin akan membuatku terkejut.

"Alle, Alka.. aku mau ke kelas Shanin dulu ya."

"Tapi, Ga-"

"Dahhh"

Aku tidak menanggapi perkataan Alleahia dan aku langsung mendatangi kelasnya. Namun dia tidak ada di sana. Begitu pula dengan temannya, Evania.

Menghilang lagi:(

Aku terus mencari keberadaan Shanin namun tetap tidak ketemu. Dan aku heran, kenapa Teman-temannya Shanin juga tidak kelihatan di sekolah ini?

Ke mana perginya Shanin sebenarnya?

Bel masuk berbunyi, aku pun langsung kembali ke kelasku. Karena pelajaran pertama adalah matematika yang digurui oleh bu Indar. Aku tidak mau kena tegur lagi oleh beliau.

¤¤¤

"Silakan kerjakan bab selanjutnya, lalu kumpulkan di meja ibu."

Heran. Tidak seperti biasanya beliau seperti itu?

Ada seorang siswa yang baru saja tiba tanpa mengetuk pintu terlebuh dahulu. Aku yakin dia pasti akan mendapatkan hukuman lari keliling lapangan 20 kali.

"Maaf bu, saya terlam-"

"Ya, duduk."

What???

¤¤¤

"Alle, kenapa semua orang di sini pada aneh ya? Atau hanya perasaan aku saja?" Alleshia menggeleng.

"Mungkin hanya perasaan aku saja."

Aku, Alleshia dan Alka pun segera melangkahkan kaki untuk pulang.

Namun, dalam perjalanan, aku melihat sebuah keramaian di Taman.

"Sepertinya ada pesta ulang tahun di sana. Boleh kah kita turun sebentar? Aku penasaran kenapa ramai sekali."

Tak butuh persetujuan Alleshia ataupun Alka, aku langsung keluar dari mobil menuju keramaian tersebut.

Hiasan ulang tahun berupa balon dan semacamnya pun memenuhi taman. Bukan hanya anak kecil yang ada di sana, tetapi juga orang dewasa bahkan hingga lanjut usia.

"Persembahan lagu ini sangat special dan untuk orang yang sangat berarti dalam hidup saya."

Sepertinya aku kenal suara ini?

"Shanin Ananda"

DEG

Shanin? Jadi hari ini ulang tahunnya? Kenapa aku tidak tahu? Ya Tuhan, betapa bodohnya aku. Masa iya ulang tahun orang yang aku cintai aja aku tidak tahu?

Aku semakin jelas melihat orang yang saat ini sedang bermain gitar.
Elang

Tak pernah terpikir olehku
Tak sedikitpun ku bayangkan
Kau akan pergi tinggalkan kusendiri

Kenapa Elang malah menyanyikan lagu ini?

Begitu sulit kubayangkan
Begitu sakit ku rasakan
Kau akan pergi tinggalkan ku sendiri

Lagu ini untuk Shanin kan? Bukankah seharusnya Elang menyanyikan lagu selamat ulang tahun? Ini pesta ulang tahunnya Shanin kan?

Di bawah batu nisan kini
Kau tlah sandarkan
Kasih sayang kamu begitu dalam
sungguh ku tak sanggup
Ini terjadi karna ku sangat cinta

Inilah saat terakhirku melihat kamu
Jatuh air mataku menangis pilu
Hanya mampu ucapkan
Selamat jalan kasih

Elang menangis?! Rio, Adnan, Evania dan semua orang yang ada di sini menangis??????
Apa maksud dari semua ini?

Namun bagiku, melupakan mu butuh waktu ku seumur hidup

"Happy birthday my lil sis. I love you so damn much. Elang udah nepatin janjinya ya. I miss you so much my lil sis. Dan selamat jalan."

Tidak mungkin. Ini pasti mimpi kan? Tidak mungkin Shanin pergi? Iya kan?

"Allega?"

Aku menoleh dan mendapati Alleshia yang matanya sudah berkaca-kaca.
"Shanin.. itu tidak mungkin.. iya kan? Semua ini hanya mimpi kan, Alle?"

Seseorang menepuk bahuku, Rio.
"Hai"

"Ini tidak nyata kan, Rio?"

"This is real." Katanya.

Dan saat itu juga rasanya aku ingin pingsan namun tak bisa.

"Gue cuma mau bilang, jaga jantung lo baik-baik. Gue percaya sama lo."

Dari mana Rio tahu? Bukankah hanya keluargaku dan Shanin saja yang tahu tentang jantungku?
Apakah Shanin yang memberitahunya atau jangan-jangan . . . ?

"Alle, tolong katakan kalau apa yang aku pikirkan ini tidak benar?"

"Maaf, Ga. Tapi memang kenyataannya Shanin yang telah memberikan kehidupan baru untuk lo."

























¤¤¤
The End
Holaaaaaaaaaa ashfa kambek😂
Udah beneran ending nih hihihi
Thanks for vomment gaezz😆
Dan untuk yang mengharapkan Shanin-Allega ataupun Shanin-Rio, maaf ashfa gabisa mewujudkannya😂
Sayang kalian semua😍
Ashfa ucapkan terimakasih banyak untuk setiap vomment kritik dan sarannya ya😊
Lopyu❤

AshfAdya💞

My Pretty Boy✔Where stories live. Discover now