FIRST DAY

1.4K 73 1
                                    

¤¤¤

This is first day and I think, This is impossible day.
-Allega Putra Mahendra-

C

oba kalian bayangkan, hari ini adalah hari pertama aku berteman dengan seseorang yang kelakuannya sangat aku benci. Aku tahu ini gila, tapi, entah kenapa aku merasa bahwa aku harus melakukan ini, ya berteman dengannya.

Sejak pertama kali aku melihatnya pagi ini, ku lihat dia sangat berbeda. Seragam sekolahnya normal, hanya saja rambut pirangnya masih tetap berantakan. To be honest, aku senang melihat perubahannya. Dia cantik.

Eh?

¤¤¤

"Lo tau ga? Gue seneng banget bisa temenan sama lo, seenggaknya lo ga benci gue kaya dulu lagi." Katanya saat kami baru saja tiba di kantin, di tempat biasa aku menghabiskan waktu istirahatku bersama Alleshia dan Alka. Dan sekarang bertambah satu dirinya.

"Kita jadi pusat perhatian, kak Le."
Aku menatap sekeliling setelah mendengar Alka berbisik di telingaku. Rupanya benar, kami menjadi pusat perhatian para pengunjung kantin saat ini.

Heran -oh tidak. Mungkin bukan hal yang aneh jika sekarang kami menjadi pusat perhatian. Lihatlah, bagaimana tidak? Aku dan Shanin berada di satu tempat yang sama. Aku yang notabene-nya membenci seorang badgirl dan sekarang aku malah duduk di satu meja yang sama dengannya?

"Ga perlu dipikirin, mereka hanya iri melihat kita bersama, Le."
Refleks aku melihat ke arahnya. Dia memasang senyum yang sangat manis, senyumnya itu terpancar hingga mata hijaunya berbinar bahagia. Aku tahu senyumnya itu tulus. Dan sekali lagi, dia cantik.

Aku tidak berbohong, Shanin itu cantik alami. Wajahnya yang tanpa polesan make up itu terlihat cantik. Mungkin menurut kalian aku ini aneh, tapi jujur, aku mengakui kecantikannya dari pertama kali aku melihatnya. Dan hanya baru kali ini aku bisa mengatakannya, dan itu karena aku dan dia sudah berteman.

"Gue tau kalau gue ini cantik, Le. Tapi plis, jangan liatin gue kaya gitu. Nanti kalau gue baper lagi sama lo kan berabe urusannya."
Tak sadar aku menarik ujung bibirku.

"Heran gue sama lo, kenapa sih lo ngebet banget pengen jadi temennya Lega? Pake ngerubah penampilan segala lagi. Oh atau dengan lo kaya gini, ngerubah penampilan biar keliatan kaya anak baik-baik, terus lo ngira kalau Lega bakal respect sama lo? Iya?"

Aku menatap Alleshia tak percaya. Kenapa nada bicaranya sarkastik begitu?

"Tapi gue seneng kalau lo jadi temen kak Lega, seenggaknya lo bisa jagain dia kalau gue ataupun kak Alle ga ada di sisinya."

Aku merengut kesal. Kenapa sih memangnya? Aku tau kalau kenyataannya aku tidak bisa menjaga diriku sendiri, tapi jangan minta orang lain juga buat jagain aku kalau emang mereka -Alleshia dan Alka- ga bisa menjagaku.

"Tanpa lo minta pun gue tetap akan jagain Allega kok, kalian tenang aja."

Aku tau dia tulus mengatakan itu, tetapi ada rasa tak terima di dalam diriku.

"Gue ga percaya kalau Lega bakalan aman punya temen kaya lo, secara, selama ini kan lo yang jadi sumber masalahnya Lega?"

"Gue heran sama lo, kenapa sih lo ga suka banget kalau gue deket-deket sama Allega? Gue kan cuma mau jadi temennya, emangnya salah ya?"

Aku menghela napas. Sepertinya keputusan aku untuk menerima Shanin menjadi temanku adalah salah. Lihatlah, bahkan aku tidak berpikir sampai ke sini. Alleshia kan juga sama sepertiku, dulu, dia juga sangat membenci Shanin. Lalu sekarang aku harus bagaimana?

My Pretty Boy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang