5. pesona bibir merah

19K 1.8K 630
                                    

Emir POV

Daisy kembali dibuat mati kutu oleh Laras setelah bertahun-tahun lamanya tidak berjumpa. Dengan wajah merengut kesal, Daisy melempar clutchnya ke arah dadaku.

"Jangan minta bantuan aku lagi kalo cuma bikin malu aku aja, si kutilang darat itu tidak berubah, masih preman" Katanya sambil merengut kesal sebelum dia keluar dari ruangan kerjaku.

Aku pikir meminta bantuannya untuk membalas perbuatan Laras bisa membuat Laras mati kutu, tapi apa yang terjadi malah sebaliknya.

Hahahaha aku kembali tertawa mengingat kejadian kemarin menjelang makan siang.

Laras itu, benar-benar.

Dengan tenang dirinya melawan balik kami berdua, satu lawan dua orang lho, tapi Laras terlihat santai saja menghadapi kami.

Memang dasar perempuan preman sekolah.

Aku memutar otakku lagi.

Dengan cara apa lagi nih membalas Laras?

Aku menjentikkan jariku setelah berpikir lama.

Semoga kali ini berhasil.

°°°

"Kalo Dimas berhasil bikin teman perempuan om nangis, om akan kasih apa aja yang Dimas mau" Kataku memulai transaksi dengan anak dari sepupu jauhku, Bill, yang bernama Dimas ini.

Anak lelaki berumur 13 tahun itu menatapku dengan wajah datar.

"Can you speak in English om? I don't get what you saying" Tanyanya.

*Bisakah om ngomong pake bahasa inggris? Saya gak ngerti yang om katakan.

Aku teringat Dimas karena hanya anak lelaki ini saja yang terlintas di benakku tadi pagi.

Anak kecil yang sering berkali-kali menggodaku karena keterbatasanku berbicara bahasa inggris, Dimas  sangat pas untuk memperlancar pembalasanku, pasti dia bisa membuat Laras mati kutu dengan ocehannya.

Aku mengusap wajahku pelan.

Salah langkah nih, minta tolong ke Dimas kali ini. Padahal aku sudah merasa senang kalau rencana pembalasanku kali ini berhasil, tapi nyatanya malah tidak sesuai dengan harapanku.

"Dimas, om tau kamu sebenarnya bisa bahasa, pelis Dim, helep om ok?" Kataku dengan wajah memelas.

Dimas menggeleng sambil menyeruput oreo milk shake nya sampai tandas.

"I want to hear you speak in English om, I miss that" Katanya sambil meraih handphonenya yang tergeletak di atas meja makan.

*Saya ingin mendengar om ngomong pake bahasa inggris, saya kangen mau dengar

Dengan cueknya Dimas memainkan game di handphonenya.

Kami berada di sebuah restaurant sore ini, demi melancarkan pembalasanku, aku menjemput Dimas pulang dari sekolahnya. Sudah tentu setelah mendapatkan ijin dari kedua orang tuanya, Bill dan Davina.

Aku menggaruk kepalaku.

Lalu berdecak, malah di bully sama anak kecil ini mah.

"Esta vez no me molestes, mi cabeza está muy mareada buscando una forma de corresponderla" Ucapku dalam bahasa spanyol, sekalian aja ngomong bahasa yang tidak di mengerti oleh anak kecil ini.

*kali ini jangan ngecengin gue, pala gue udah pusing cari jalan buat ngebalas perbuatannya

Kacau deh rencanaku, harus memutar otak lagi untuk mencari cara baru apa yang sudah aku rencanakan.

you againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang