29. lamaran

16.3K 1.5K 347
                                    

Bebbbb, photo BW begini dirimu kliatan macho, erotis, eksotis banget yakkk 😍😍😍

Laras POV

Sebentar-sebentar aku bukan lagi halu karena pikiranku korslet mabok keseringan liat asetnya Emir bolak-balik depan belakang kan?

Kulihat Emir tersenyum, Emir berdiri lalu berjalan memutari meja bar menghampiriku.

Kulihat bathrobe nya tersibak, batrobe ku yang kekecilan tidak dapat menutupi tubuhnya dengan sempurna. Pahanya yang berotot terlihat jelas. Perutnya yang 6pack membuat air liurku menetes.

Aku buru-buru menunduk, tidak ingin melihat ke arah tengah-tengah tubuhnya, nanti takut melihat sesuatu yang nongol terus bikin aku shock lagi, kan gak lucu.

Emir meraih daguku, kami saling bertatapan.

"Ini..." Emir tidak melanjutkan perkataannya, kulihat jakunnya bergerak naik turun, Emir terlihat gugup.

"Kita memang belum lama berpacaran Ras, tapi kita kan udah lama saling mengenal, walaupun hubungan kita dulu itu bukan hubungan selayaknya pertemanan normal hehehe..." Emir mengusap tengkuknya.

Aku mencoba tersenyum. Kembali mengingat kejadian waktu sekolah dulu, Emir yang sering kali menerima suruhanku membuatkan PR, dan sekarang dirinya berdiri di depanku setelah mengatakan perasaannya kepadaku.

"Bagiku cukup untuk mengenal kamu, aku serius dalam hubungan kita ini, yang terjadi malam ini, aku..." Perkataannya kembali menggantung.

Emir terlihat sangat gugup, aku terdiam menunggu kelanjutan perkataannya dengan sabar. Pasti tegang kan untuk mengutarakan sesuatu yang penting di dalam hidupnya.

"Aku ingin meresmikan hubungan kita ke jenjang yang lebih serius, menikah" Lanjutnya kemudian setelah terdiam beberapa detik lamanya.

Mataku berkabut.

"Ini... Ini bukan gara-gara aku liat itunya kamu berkali-kali kan Mir?" Tanyaku dengan suara tercekat.

"Ya nggaklah, masa cuma ngerasa tubuhku udah gak perawan lagi kliatan bugil di depan kamu terus langsung ngelamar begini hehehe"

Emir terkekeh.

Aku tersenyum kikuk lalu kembali menunduk.

Tangan Emir meraih daguku lagi.

"Tadi pagi mami kulihat bahagia pas datang ke kantor, belum pernah aku lihat sebelumnya, wajahnya terlihat antusias bertanya-tanya soal kamu, soal berapa lama hubungan kita, soal keseriusan hubungan kita ini" Lanjut Emir.

"Terus pas di ruang karoke, mami dan kamu itu terlihat cocok satu sama yang lain, padahal kalian baru sekalinya bertemu, aku jadi semakin yakin kalo sebaiknya kita segera menikah" Tangannya mengusap pipiku lembut.

"Kamu adalah perempuan yang sangat berarti dalam hidupku Ras, belum pernah aku merasakan perasaan seyakin ini terhadap perempuan seumur hidupku"

Mataku berkaca-kaca mendengar perkataannya.

"Love you so much beb, will you marry me?"

"See the effect you make me, beb? I can speak in English so smoothly"

Matanya mengerjap dengan raut wajah konyol.

Aku terkikik, ya ampun Emir ini paling pintar merusak momen ya.

Dengan pelan aku memukul dadanya.

"Silly man" Kataku lalu menutup mulutku.

"Will you marry me?" Ulangnya lagi, kedua tangannya menangkup wajahku.

Mulutku maju akibat tangkupan tangannya.

"Ihh, gimana mau jawab kalo tanganmu begini sih Mir" Aku menarik tangannya lepas dari wajahku.

"Ya abis gak jawab-jawab" Emir merengut.

Aku menegakkan punggungku. Tanganku meraih kerah bathrobenya.

Membetulkan posisi kerah dan sekalian membetulkan lilitan bathrobenya agar terlihat lebih sempurna menutupi tubuh berotot Emir.

"Gimana mau ngejawab ya, kok gak ada romantis-romantisnya ngelamar, make bathrobe perempuan warna pink begini, mana gambarnya Patrick si bintang laut" Aku melirik sekilas wajah Emir yang sedikit berubah setelah mendengar perkataanku.

Bibir bawahnya maju.

Aku terkikik.

Tanganku meraih kedua pipi dan mencubitnya gemas.

"Love you more Emir silek" Kataku.

Emir langsung menarik tubuhku masuk ke dalam pelukannya.

"Senang banget, emangnya aku tadi ngomong apa ya?" Tanyaku sambil mencoba mengendurkan pelukannya, karena merasakan inti Emir yang mendesakku dari balik bathrobenya.

Pelukan Emir malah semakin mengerat.

"Kamu bilang cinta aku, ini baru aku dengar, selama ini aku takut kalau aku maksain perasaan kamu ke aku" Jawabnya.

"Gak maksain perasaan aku lah, lagian aku setuju kita pacaran masa akunya kepaksa" Kataku.

"Abis selama ini aku ngerasa sikap kamu ke aku tuh biasa banget, kaya gak ada cinta-cintanya, minta cium aja, musti akunya nyari akal dulu ngasih alasan" Tangannya semakin mengerat memeluk tubuhku.

Tubuh kami saling menempel, hanya terpisahkan dengan bathrobe dan celana tidur pendekku. Bisa kurasakan intinya yang berdenyut-denyut.

"Mir, meluknya jangan kencang-kencang, ononya kamu keras lagi tuh" Suaraku teredam di dadanya.

"Biarin, mau bikin kamu terbiasa, liat aku telanjang aja sampe panik begitu" Emir mengecup puncak kepalaku.

Aku mendongak menatapnya.

"Ya gimana gak panik, aku baru liat pria telanjang secara live" Aku terkikik. Tanganku menaut di belakang pinggulnya.

"Mau sekalian megang ga? Biar upgrade nya makin maksimal" Emir menunduk dan berbisik pelan di telingaku.

Dengan cepat aku langsung mendorong tubuhnya ke belakang.

Emir terkekeh.

"Emir edunnnnnn"

Siapa yang sangka, pria yang dulu adalah korban bully favorite ku sekarang malah melamarku dan mengatakan aku adalah perempuan yang berarti dalam hidupnya.

Bertemu dengannya lagi setelah sekian tahun lamanya.

Jodoh siapa yang tahu.

The end

Siap2 yakkk

Sengaja aku tutupin karena seperti yg aku bilang, terlalu saru, ntar pada mimisan permanent, berat, cukup aku aja yg drtd mimisan 😂😂😂

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Sengaja aku tutupin karena seperti yg aku bilang, terlalu saru, ntar pada mimisan permanent, berat, cukup aku aja yg drtd mimisan 😂😂😂

you againTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon