21. rencana

13.3K 1.7K 289
                                    

Puyeng ya beb liat 🍈🍈 padahal blom kena tampar lho wkwkwkw

Emir POV

Aku mengusap tengkukku lalu menyenderkan punggungku ke belakang kursiku.

Mami adalah salah satu perempuan paling keras kepala, kalau sudah mengatakan sesuatu atau pun menginginkan sesuatu, maka hal itu harus terjadi, tidak boleh tidak.

Di rumah, mami adalah ratu di antara dua pria, semakin jelaslah kedudukannya, permintaannya adalah titah yang tidak bisa di bantah.

Aku menatap handphone yang tergeletak di atas meja.

Beberapa menit yang lalu menelpon mami untuk menanyakan perihal kedatangan Anastasia barusan.

Suara mami terdengar antusias bercerita soal perempuan berdada montok itu.

Aku seperti mencium bau-bau tidak sedap mendengar suara mami yang memintaku untuk datang nanti malam ke rumah.

Mami memintaku harus berpakaian rapi untuk acara nanti malam, memangnya selama ini aku berpakaian seperti apa?

Acara makan malamnya formal, katanya berpakaianlah yang rapi jangan malu-maluin Mami.

Aku menghela nafas panjang.

Senyuman mengembang di wajahku, sebaiknya menggagalkan sesuatu apa yang sedang direncanakan oleh mami, aku harus mengajak pasukan.

Laras dan Dimas.

"Hehehe"

Tanpa sadar aku cengengesan.

°°°

"Ha? Makan malam? Malam ini?" Tanya Laras ketika kebetulan dirinya masuk ke ruanganku untuk mengantarkan beberapa surat penawaran.

Aku mengangguk pelan sambil tersenyum.

"Kamu ada acara?" Tanyaku.

"Gak ada sih, tapi..." Laras terlihat ragu.

"Kenapa?" Tanyaku lagi.

"Itu... Acaranya di rumah kamu?" Laras meringis.

"Iya, makanya aku ajak kamu" Jawabku, bingung melihat wajah Laras yang terlihat ragu.

"Acara apaan?" Tanyanya lagi.

Aku nyengir lalu menggaruk rambut belakangku.

Acara apa ya? Bingung jawabnya nih, masa aku bilang kalau ada acara makan malam antara mami dan Anastasia, sudah pasti Laras akan menolak.

Kenapa Laras bertanya sedetail ini sih? Kalau mengajak Dimas, aku pasti tidak diharuskan menjawab pertanyaan seperti ini.

"Um... Acara apa, acara ulang tahun papi...."

"Tau gak kenapa kamu itu adalah korban bully favorite aku waktu dulu di sekolah?" Laras memotong perkataanku.

Ha? Korban bully favorite nya dia bilang?

Aku menggeleng ragu.

Laras mencondongkan tubuhnya ke arahku sambil menyeringai menatapku.

"Kamu itu gak pandai berbohong, acara makan malam ini pasti ada hubungannya sama perempuan si dada melon itu kan?" Tanyanya dengan pandangan mata menyelidik menatapku.

Aku mengerutkan keningku.

"Perempuan si dada melon?" Tanyaku bingung.

"Itu lho, ibu Anastasia, dadanya kan montok banget kaya melon"

Laras terkikik, tangannya membentuk bulatan besar di depan dadanya.

"Oh hahahahaa dada melon ya" Aku tergelak.

you againWhere stories live. Discover now